Bab 4

5.3K 71 1
                                    

     Pikiran Risa kembali lagi ke masa lalu. Ke masa SMA-nya ketika dia pertama kali berpacaran dan begitu jatuh cinta pada Andy. Begitu buta oleh cintanya terhadap Andy, hingga tidak menyadari bahwa ini semua hanyalah sebuah permainan bagi Andy.

      Dulu, Andy adalah kakak kelasnya di SMA. Seorang cowok yang terkenal playboy dan suka gonta-ganti pacar. Semua orang yang mengenalnya menjulukinya sebagai 'Mr. Playboy'. Setiap kali berpacaran, umur pacarannya tak pernah lebih dari satu bulan. Sudah begitu banyak cewek yang dibuat sakit hati olehnya. Tapi mereka juga tetap memujanya karena ketampanan dan kebaikan hatinya pada semua cewek. Itu juga yang terjadi pada Risa. Cewek yang agak tomboy namun mendapat predikat sebagai cewek yang paling manis di kelasnya. Risa adalah cewek yang ceria dan ramah pada semua orang. Semua teman-temannya begitu menyukai Risa.

      Pada tengah semester di kelas satu, Andy menyatakan cintanya pada Risa. Saat itu Andy sudah duduk di kelas 3. Itu semua begitu mengejutkan baginya, namun juga membuatnya senang. Dengan senang hati Risa menerima cintanya. Akhirnya mereka pun jadian. Berita tentang peristiwa itu membuat gempar teman-teman Risa. Mereka semua kebanyakan tidak setuju Risa jadian dengan Andy. Terutama karena Andy adalah seorang cowok playboy. Namun Risa tak pernah mau mendengarkan omongan mereka. Dia tetap mempertahankan hubungannya dengan Andy dan menjalani masa pacaran mereka yang begitu menyenangkan.

      Saat menyadari bahwa mereka sudah pacaran selama lebih dari tiga bulan, Risa mengira bahwa dia memang benar-benar telah membuat Andy jatuh hati padanya. Ia juga menganggap sifat playboy Andy telah hilang. Karena selama mereka pacaran, Andy tak pernah sekali pun melirik cewek lain lagi. Seluruh perhatian dan kasih sayangnya sepenuhnya ia tujukan pada Risa. Hingga membuat hati Risa berbunga-bunga karena bahagia.

     Namun, ternyata kebahagiaan itu hanyalah kebohongan belaka. Suatu ketika Risa menyadari akan kebodohannya. Saat itu ia datang ke kelas Andy dimana Andy sedang menunggunya untuk pulang bersama. Sekolah sudah sepi karena para siswa lainnya sudah banyak yang pulang. Di ruang kelas yang sepi itu ternyata Andy tidak sendiri. Dia sedang bersama tiga orang temannya. Dan mereka tampaknya sedang menertawakan sesuatu.

      "Aku salut banget sama kamu, Ndy. Baru kali ini kamu pacaran lebih dari 3 bulan. Bahkan sekarang sudah 4 bulan lebih. Kok bisa kamu tahan selama itu dengannya?" ujar salah seorang temannya pada Andy. Tanpa menunjukkan diri, Risa terus menyimak pembicaraan itu. Ia mulai menyadari bahwa mereka sedang membicarakan dirinya.

     "Iya, aku juga gak nyangka. Kalo gini kan kita jadi kalah taruhan." Sahut temannya yang satu lagi.

     "Makanya, aku kan udah bilang kalo aku pasti bakal menang taruhan ini." Terdengar Andy tertawa bangga karena hal itu.

    Taruhan? Mereka membicarakan taruhan?

    Perlahan-lahan Risa mulai menyadari apa yang dibicarakan mereka semua. Hatinya terasa sakit sekali seakan-akan telah dicabik-cabik oleh cakar yang tajam. Ternyata semua ini hanyalah sekadar taruhan yang menyenangkan buat Andy. Dadanya terasa semakin sesak.

     "Udahlah! Kalian cepat pulang sana. Aku lagi nungguin Risa, ntar gak enak kalo dia lihat kalian disini." Andy mencoba mengusir teman-temannya. Tapi mereka malah tertawa melihat sikap Andy.

     "Kamu takut kalo Risa tahu tentang hal ini ya? Jangan kuatir, kita pasti akan tutup mulut kok." Goda teman-temannya.

    Risa tak sanggup lagi menyimaknya lebih lama lagi. Ia harus segera pergi, jika dia terus disini maka hatinya akan semakin sakit. Tapi ia juga tak ingin membiarkannya begitu saja. Risa harus membalasnya. Ia tak akan membiarkan Andy berbangga diri atas kemenangannya itu.

    "Udah deh. Kalian cepat pergi sana!" seru Andy mulai jengkel. Teman-temannya masih menertawakan dirinya.

    "Kenapa mereka harus pergi?" kata Risa cukup lantang.

Aku dan DosenkuWhere stories live. Discover now