Bab 9

3.2K 60 0
                                    

     Hari sabtu datang dengan cerah. Entah kenapa hari ini Risa jadi bersemangat. Dia menanti-nanti kencannya nanti malam. Seolah waktu berputar kembali. Ia seperti seorang remaja yang baru pertama kali jatuh cinta. Sama seperti saat dia SMA dulu. Dari lemari ia mengeluarkan semua baju-bajunya. Memilih-milih mana yang cocok untuknya. Saat memandangi bayangan dirinya di cermin, Risa mencemooh dirinya sendiri yang bodoh karena terbawa suasana kencan dengan Andy.

     Saat Andy datang, Risa sudah siap dan berdandan sekasual mungkin agar tampak rileks dan menyembunyikan rasa gugupnya sejak tadi.

     "Kamu telat." Katanya pendek menyambut kedatangan Andy.

     "Maaf, tadi ada sedikit gangguan di jalan. Apakah dimaafkan?"

     "Tergantung. Apa yang akan kudapat jika aku memaafkanmu?"

     Andy menanggapi Risa yang sedang cemberut padanya. Dari dalam mobilnya ia mengeluarkan boneka Paddington terbaru dan sekotak coklat yang kemudian diserahkan pada Risa.

      "Bagaimana kalo dengan ini?"

      Risa tersenyum senang.

      "Permohonan maafmu diterima." Katanya sambil memeluk boneka paddington itu. "Berangkat sekarang?"

      Mereka berdua masuk ke dalam mobil yang kemudian mulai melaju meninggalkan rumah kost Risa. Di dalam mobil, Andy menyalakan tape, memutar lagu-lagu romantis classic kesukaan Risa. Dia tahu benar apa yang begitu disukai Risa. Dan dia tersenyum senang melihat Risa menikmatinya.

      Malam itu mereka berdua nonton film komedi romantis di bioskop yang ramai dengan anak muda tanpa khawatir akan ada seorang mahasiswa atau teman yang akan memergoki mereka. Sepanjang pemutaran film, Andy terus menggenggam tangan Risa. Sesekali mereka tertawa karena film yang mereka tonton. Risa sangat menikmati acara itu.

      Setelah itu mereka pergi ke sebuah kafe untuk makan malam. Kafe itu merupakan kafe gaul bagi anak-anak muda yang ingin bersenang-senang. Di dalam kafe didekor seperti sebuah lesehan dan bersekat-sekat untuk setiap tempat. Penerangannya remang-remang dan di setiap meja terdapat lilin sebagai penghias.

      "Kafenya oke. Darimana kamu tahu ada kafe seperti ini? Aku aja yang suka hunting, gak tau kalo ada tempat seperti ini." kata Risa saat mereka duduk di salah satu ruangan bersekat itu. Pelayan segera mencatat pesanan mereka dan berlalu pergi.

      "Ini rekomendasi dari pak Jimmy. Dia yang ngasih tau alamatnya."

      "Pak Jimmy?"

      "Iya. Kamu kaget ya? Aku juga gak ngira dia tau tempat-tempat kayak gini. Dia bilang, kalo untuk menyenangkan hati seorang gadis, ajak aja ke kafe ini. Karena suasana kafe ini sangat cocok untuk para pasangan." Jelasnya. Lalu ia pura-pura merenung dan menatap lampu kecil yang tergantung di atas mereka sambil melanjutkan, "mungkin dulu ia pernah mengajak pacarnya kesini."

      "Kenapa tiba-tiba pak Jimmy merekomendasikan kafe ini sama kamu? Emangnya apa yang kamu katakan padanya?"

      "Aku tidak bilang apa-apa. Aku hanya bilang ingin mengajak seorang gadis kencan pada malam minggu ini. Lalu dia tersenyum dan merekomendasikan tempat ini."

      "Apa kamu bilang kalo kamu pergi dengan.....?" tanya Risa ragu-ragu. Andy tersenyum geli melihat ekspresi cemasnya.

      "Jangan khawatir. Aku tak pernah bilang padanya tentang kamu. Belum saatnya. Masih belum sebelum......"

      Tiba-tiba Andy menarik tangan kiri Risa dan mengambil sesuatu dari kantong jaketnya. Saat Risa masih bingung dengan apa yang sedang dilakukannya, tiba-tiba saja sebuah cincin bertahtahkan permata biru safir di atasnya diselipkan di jari manisnya. Membuatnya tersentak karena terkejut, tapi ia tidak menarik tangannya dari genggaman Andy.

Aku dan DosenkuWhere stories live. Discover now