SH 26

8.7K 751 36
                                    

Laila memandang berkeliling pada seisi perpustakaan. Sepi, hanya tersisa petugas perpustakaan yang sedang sibuk menyusun buku-buku dalam rak. Ia memandang kertas-kertas yang berceceran di hadapannya, sesuatu yang ia kerjakan sedari tadi di perpustakaan ini.

Ting!

Bio Ova
Nanti malam ada kumpul bareng angkatan. Mau ikut engga? Katanya sih sekalian arisan angkatan.

Lama Laila memandang pesan tersebut. Ada yang ganjil, instingnya tiba-tiba saja bekerja.

‘Bukankah rapat angkatan biasanya diakan di minggu pertama awal bulan? biasanya juga dilaksanakan tiap malam sabtu. Kok sekarang berbeda?’

Bio Dian
Nanti malam ikut kan yak? kongkow bareng Angkatan. Yok, bareng Ova sekalian. Bonceng bertiga. Oke? Oke!

Laila tersenyum. Dian seperti bukan mengajaknya, tetapi memutuskankannya untuk datang. siapa tahu ia mendapatkan informasi terbaru dan intusinya merasakan hal tersebut.

*-*

Rapat angkatan yang sekaligus diisi dengan arisan tersebut berjalan cukup lancar, teman-temannya yang bertugas menjadi panitia pada acara kali ini berusaha keras untuk menghidupkan suasana di tengah derasnya arus gosip. Apalagi, yang menghadiri kegiatan tersebut tidak hanya para teman-teman seangkatannnya Laila saja, melainkan juga berasal dari para anggota HMB (Himpunan Mahasiswa Biologi), termasuk Adam.

Beberapa teman-teman seangkatan Laila sudah mulai sibuk berdesas-desus sejak tadi. Apalagi ketika mereka menyadari bahwa Tita berada di sekitar para anggota elit HMB tersebut.

Well, Tita memang selalu seperti itu ‘kan? Menjadi pusat perhatian, atau mencari perhatian?

“Nah, berhubung acara pada malam hari ini sudah selesai. Saya ingin meminta waktu teman-teman sekalian sebelum pulang, untuk sekadar mendengarkan beberapa kekata dari para senior HMB.” Sinta, selaku ketua panitia pada acara kali ini memberikan instruksi kepada teman-temannya yang akan beranjak pulang untuk duduk kembali. “Silakan kak”

Ari. Ketua HMB saat ini berdiri. Basa basi berterima kasih kepada panitia atas kesediaannya untuk memberikannya waktu berbicara.

“Nah, teman-teman. Saya yakin di antara kalian atau mungkin kalian semua pasti sudah mendengar beberapa berita yang mungkin akhir-akhir ini santer terdengar. Saya di sini sebenarnya hanya mau meluruskan berita-berita tersebut”

Dengungan suara dengan cepat terdengar. Laila menghela napasnya, semoga ini bukan drama atau scene yang sering dibacanya di novel-novel, pada bagian; Gosip yang menjadi realita.

“Teman saya yang satu ini” Ari menunjuk pada Adam yang kemudian berdiri di sampingnya, tersenyum dan sekilas melambaikan tangannya. “Dia akan mewakili program studi kita untuk menjadi bagian dari BEM FMIPA”

Beberapa suara tertahan tampak terdengar, khususnya dari samping Laila. Sebenarnya semua sudah menebak bahwa seperti inilah akhirnya, hanya saja mendengar hal tersebut dibicarakan secara gamblang dan bukan hanya sebuah gosip, membuatnya terlihat mengejutkan.

Jadi, benar Adam akan menjadi kandidat Gubernur FMIPA?

“Dia ingin meminta restu teman-teman sekalian untuk menjadi bagian dari BEM FMIPA. Namun tidak hanya sebagai anggota, melainkan sebagai kandidat Gubernur di FMIPA”

Beberapa napas tertahan, salah satunya dari samping Laila. Laila menoleh dan mendapati Dian melotot memandang ke depan. Laila menggelengkan kepalanya, menoleh ke arah Ova dan mendapati temannya yang satu itu hanya memandang dengan tatapan yang bagi Laila sulit diartikan.

Selepas HujanWhere stories live. Discover now