Berjanjilah Kau Akan Kembali

1.2K 130 16
                                    

[Author]
*Tit ... Tit ... Tit ...*

Suara bunyi alat pengukur detak jantung yang disebut EKG (Electro Kardio Grafi) yang menandakan bahwa detak jantung Phana yang sedang terbaring melemah.

Yo menangis disamping melihat tubuh Phana terlilit banyak kabel (lebih tepatnya dipasangi).  Yo menggenggam tangan Pha yang diinfus dan berbicara sendiri.

"P'Pha ....
Bangunlah ....
Kumohon ...
Bangunlah sayang!!

Kau bebas memanggilku gendut.
Kau bebas memanggilku bayi.
Kau bebas memanggilku cantik.
Dan kau bebas melakukan apapun yang kau mau!!

Tapi ku mohon bangunlah ...
Apa kau tidak merasa kasihan padaku? Aku sendirian sekarang!!

Buka matamu P'Pha.
Dan berjanjilah padaku bahwa kau akan kembali lagi padaku. Sudah berhari-hari kau menutup matamu. Apa kau tidak merasa perih? Apa kau tidak ingin melihatku lagi?" Ucap Yo yang menangis.

[Yo]
*Cekreeek ...*

Ku dengar suara pintu terbuka dimalam hari ini. Dan ketika ku tengok P'Beam masuk menghampiriku sambil membawa kotak makan.

Setiap kali aku menjaga P'Pha, P'Beam membawakanku makanan meski sesekali aku bergantian dengan orang tua P'Pha untuk berjaga.

P'Beam adalah seseorang yang sangat baik padaku, meskipun ia sudah menjadi mantan kekasihku tapi ia tidak henti memberikan perhatiannya padaku sebagai adiknya.

"Yo, kau sudah makan?" Tanya P'Beam yang berdiri disebelahku.

"Aku makan nanti saja, P'. Aku belum lapar." Jawabku.

"Ku lihat sejak siang kau belum makan apapun, Yo. Makanlah setidaknya sedikit saja agar kau tidak sakit."

"Tidak, P'. Aku ingin makan saat P'Pha sudah membuka matanya."

Ku dengar P'Beam menghela nafasnya, mungkin ia sudah lelah meminta kepadaku agar aku makan tapi aku tidak mendengarkannya.

"Yo, jangan membuatku sedih." Ujarnya.

"Baiklah, aku sekarang bukan siapa-siapa bagimu. Aku hanyalah mantan kekasihmu."
"Tapi aku punya hak untuk memperdulikanmu sebagai teman, sebagai kakak."
"Dan pikirkanlah tentang Phana. Jika Phana membuka matanya dan melihatmu sakit, ia pasti akan bersedih."
"Apa kau ingin membuat Pha bersedih?"

Dia sangat baik, seperti malaikat tak bersayap bagiku. Ia tidak pernah merasakan iri dan cemburu saat melihatku bersama dengan P'Pha.

P'Beam pun lantas mengambil sebuah kursi untuk ia duduk. Beam lantas duduk disebelahku dan membukakan kotak makannya.

Aku tak mampu melepaskan genggaman tanganku walaupun untuk makan saja aku tak mampu. Dengan ringan tangannya, P'Beam lantas menyuapiku untuk menghabiskan makanannya itu.

"P'Beam." Ucapku ketika mengunyah makananku.

Sejenak ku telan makanan yang ada didalam mulutku untuk berkata lagi.

"Bagaimana jika P'Pha tidak bisa membuka matanya?" Tanyaku sambil terus memandangi P'Pha yang terbaring lemah.

"Kau bicara apa, Yo!!" Jawabnya.
"Kau tidak boleh mengatakan hal seperti itu. Phana pasti membuka matanya. Dia tidak akan pernah meninggalkanmu." Ujar P'Beam.
"Bukankah kau bilang bahwa Pha berjanji padamu bahwa dia tidak akan meninggalkanmu." Sambungnya.

"Tapi bagaimana jika itu tidak?"

"Yo. Ada apa denganmu?" Sahutnya yang sedikit sinis padamu.
"Apa kau tidak ingin P'Pha tetap bersamamu?" Tanya P'Beam yang merasa kesal denganku.

Don't Cry!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang