3 Month's Later ...

882 126 22
                                    

3 bulan sudah kau masih tidak ada kabar untukku P'Pha. Dimana kau? Sedang apa? Apa disana kau merindukanku? Jika kau merindukanku, setidaknya suaramu yang muncul saat ibumu menelfon.

P'Pha jangan membiarkanku terlalu lama menunggu, kau tahu bukan aku tidak suka menunggu. Aku masih menunggu janjimu untuk menikahiku. Di umurku 22 tahun ini, aku sangat tidak suka di gantung.

Kau sudah mengikatku dengan cincin yang ada dijari manisku ini, apa kau tega melihatku memakainya sendiri? Jangankan aku, bunga pun tidak akan bermekaran jika tidak ada air yang menyiraminya.

Aku masih teguh menanti kedatanganmu kembali, calon suamiku.

Ah, jika aku mengatakannya dihadapanmu saat ini ... mungkin kau akan menertawaiku dan mengatakan "Bisakah kau mengulanginya lagi?"

[Wayo]
"Kau pasti akan kalah, P' ." Ucapku sambil menjepit hidung P'Beam dengan jepitan jemuran karena ia karah bermain kartu.

"Hoii, lihalatlah wajahmu. Kau sudah lebih parah dari pada aku." Ujarnya menertawai wajahku yang penuh jepit.

Biar ku gambarkan wajahku saat ini.

2 jepit di bibir bagian bawahku, masing-masing 3 jepit di kuping kanan dan kiriku, 1 jepit di hidungku, dan masing-masing 2 jepit di pipi kanan dan kiriku.

Kau bayangkan saja betapa sakit yang kurasakan lebih tepatnya bukan sakit, tapi perih.

Sedangkan ia, hanya 1 jepit di bibir bagian bawah, 1 jepit di hidung, masing-masing 2 jepit di kuping.

Dan saat aku sudah merasa tidak tahan dengan rasa sakit jepit itu, aku pun lantas cepat-cepat melepaskan semua jepit yang sudah numpuk diwajahku.

"Hoii, ini sakit sekali." Geramku yang kesal.

"Ow, kau curang!!" Ucapnya yang juga melepaskan jepitannya.

"Ini sakit P'."

"Kau bilang bahwa aku akan kalah. Sekarang malah kau yang kalah." Ledeknya P'Beam.

"Kau curang, kamu menang terus. 😣😣 Kalahlah sesekali denganku. 😣😣"

"Ouh, bagaimana bisa seperti itu? Kalah menang itu kan tanpa sengaja."

"Aku tidak mau main ini lagi. 😡"

"Yasudah. Terserah kau saja." Jawabnya.
"Oh ya, malam ini aku akan pergi ke pesta ulang tahunku. Apa kau ingin ikut?" Tanyanya menawariku untuk ikut dengannya ataukah tidak.

"Temanmu siapa?" Tanyaku.

"Copter. Dia sedang berulang tahun hari ini."

"Uhm ... tidak. Aku tidak ingin ikut. Jika kau pergi ... pergilah."

Don't Cry!!Where stories live. Discover now