x

9.3K 830 265
                                    

🎶 Rachel Platten - Stand By You 🎶

Beberapa bulan kemudian...

Sasuke Uchiha, pria itu meninggalkan begitu saja cangkir kopinya di salah satu meja café yang tak berpenghuni. Matanya melotot seolah hendak melompat dari rongganya ketika melihat seseorang yang baru saja masuk ke dalam café.

Banyaknya pengunjung café hari ini tak membuat Sasuke kehilangan fokus pada obyek yang saat ini hendak ia tuju. Seorang wanita dengan buntalan besar di balik dress floral sepanjang betis yang membalut sempurna tubuh berisinya, itulah yang menarik seluruh atensi Sasuke.

Tujuan dia keluar dari ruangannya adalah untuk menyeduh kopi, karena Sasuke termasuk tipe pria rewel yang tidak bisa sembarangan minum kopi buatan tangan orang lain, selain dari tangan Mikoto dan Sakura. Dia juga tak suka memerintah pegawainya di sini untuk memenuhi apa yang dia perlu, bagi Sasuke karyawannya dia bayar untuk melayani tamu yang datang minta makan, bukan untuk melayani dirinya.

Tak dia duga sama sekali bahwa tujuannya menjadi agak melenceng ketika melihat seseorang dengan buntalan bulat yang tak lain adalah istrinya sendiri tiba-tiba masuk ke dalam café.

Sasuke menggeram dalam hati melihat Sakura Uchiha berjalan kepayahan tanpa dosa melambai padanya. "Ya Tuhan, akhirnya sampai juga," ucapnya ketika sudah berhadapan dengan Sasuke.

"Kenapa kau bisa sampai ke sini?"

Sakura tersenyum super lebar dan melepas cargidan biru tuanya. Sekarang musim panas, wajar jika beberapa titik keringat menempel di kening wanita itu. "Tiba-tiba aku ingin ke sini. Ya aku ke sini," jawabnya tanpa rasa takut sedikit pun pada Sasuke yang sejak tadi sudah sangat siap untuk memarahinya.

Alih-alih mengamuk Sasuke malah sibuk menghapus keringat di dahi Sakura. Poni wanita itu terlihat lepek karena basah oleh keringat. Amarahnya seperti hilang begitu saja setelah mencium aroma apel yang menguar dari tubuh tambun Sakura.

"Masuklah ke ruanganku, kubuatkan jus dulu untukmu." Sasuke memerintah dan Sakura tahu itu.

Sakura mengangguk, dia melangkah dengan tangan yang digandeng erat oleh Sasuke menuju ruang kerja Sasuke yang bersebelahan langsung dengan dapur.

Beberapa pasang mata mengamati interaksi pasangan suami istri tersebut, Sasuke yang tampan bak Dewa Yunani sama sekali tak merasa malu membawa perempuan tambun dengan perut melembung besar masuk ke dalam ruang kerjanya. Sekelilingnya tak dihiraukan sedikit pun, Sasuke mana peduli dengan mereka yang bahkan namanya saja Sasuke tak tahu.

Semenjak Sasuke pindah ke Osaka dan Sakura resign sebagai manager, café ini dirombak menjadi dua kali lebih besar dan dibangun menjadi dua lantai. Di lantai dasar biasa digunakan orang-orang untuk makan siang atau makan malam dan lantai atasnya dikhususkan untuk para tamu VIP juga digunakan untuk acara formal yang biasa diadakan oleh orang-orang berkelas atas. Jam buka café pun kini berubah, jika dulu hanya buka mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Karena sekarang Sasuke kembali memimpin maka jam kerja dimajukan menjadi jam 7.30 pagi dan baru tutup setelah jam 10 malam.

Restoran ini terlihat sangat sibuk setiap harinya karena pengunjung selalu keluar masuk tanpa henti, terlebih jika sudah masuk jam makan siang. Bisa dipastikan tempat ini akan jadi rebutan pengunjung sampai petugas kasir kewalahan menolak pengunjung yang mengantri ingin memesan. Lokasinya yang terletak di dekat area perkantoran dan pusat perbelanjaan membuat tempat ini jarang sepi.

Keberhasilan Sasuke mengurus café menjadi bukti bahwa dia benar-benar serius meninggalkan Tokyo dan memulai bisnis barunya di Osaka. Berbekal pesangon yang tidak sedikit jumlahnya dari perusahaan dia pun mendapat sumbangan dana untuk membuka usaha dari orang tuanya dan Sasuke tidak menyombongkan dan dengan senang hati menerima bantuan dana tersebut.

SINGLE New GenerationWhere stories live. Discover now