(13) The Gift

26.6K 1.1K 13
                                    

Setelah menulis diary, Annona pun mengingat-ingat kejadian saat di sekolah. Ia harus tegar. Ia yakin, bahwa aksi yang dilakukan Gabriella and the gangs kemarin itu hanyalah permulaan.

Annona sangat yakin, untuk kedepannya akan banyak hal seperti itu, bahkan lebih parah dari kemarin yang akan terjadi dan dialami oleh dirinya.

Tak lama kemudian, matanya mulai berat dan ia pun tertidur.

Belum ada yang mengetahui bahwa Annona telah di bully di sekolah.

-------------
Seperti biasanya, Annona bangun pagi, mandi, dan sarapan.

Di meja makan, Annona hanya diam, mendengarkan orangtuanya berdebat tentang pekerjaan masing-masing.

"Kamu tau gak?" tanya William yang sedang membaca koran sambil memakan sepotong sandwich.

"Nggak tau lah. Kamu aja belum kasih tau masalahnya apa," jawab Syennie sembari meminum segelas susu dan membaca majalah.

"Perusahaan kita ada masalah di London, jadi, aku harus terbang ke sana. Mungkin aku akan tinggal di London untuk beberapa bulan ke depan," terang William yang menaruh korannya.

Syennie langsung menaruh majalahnya. Ia panik mendengar hal tersebut.

"Oh My Gosh! Honey, please! Masa kamu baru pulang dari New York dan sekarang kamu mau leave me again? Oh Babe, aku kesepian without you," jawab Syennie sembari memasang wajah sedih.

William pun memeluk dan mengusap-usap punggung Syennie. "Kamu kan ada Annona, jadi kamu nggak sendirian lagi."

"Tapi, Pa, masa mami sendirian lagi. Padahal mami ingin mengajak papi jalan-jalan ke arisan sosialita mami di Singapura," jelas Syennie yang terus memasang wajah sedih.

"Lain kali aja, honey. Maafkan aku yang selalu sibuk mengurusi perusahaan ini," ujar William.

Lalu, William pun mencium pipi dan kening Syennie.

"Jangan sedih lagi, ya."

Syennie mengangguk. "Kamu berangkat kapan?"

William memakan sandwichnya. "Mungkin siang ini. Aku langsung menggunakan private jet ke London Heathrow."

Syennie mengangguk. "Apa aku boleh ikut? Setidaknya mengantarkan kamu hingga ke bandara."

"Boleh saja," jawab William.

Mendengar orangtuanya akan pergi, Annona pun mulai kebingungan. Siapa yang akan mengantarnya ke sekolah dan menjemputnya ketika pulang?

"Kalau papa sama mama pergi? Aku sama siapa?" tanya Annona.

"Tenang saja my lovely daughter. Papa dan mama sudah memikirkan hal tersebut. Karena papa dan mama yang semakin sibuk, tentu papa dan mama tidak bisa mengantar atau menjemputmu lagi. Jadi, mobil mama dan papa jadi sering digunakan," jelas William.

"Untuk itu, papa dan mama give you a beautiful car. The gift from us, my lovely daughter," sambung William.

Annona yang mendengar hanya menganga dan bingung, tidak percaya akan perkataan orangtuanya.

"Beneran, Pa? Ma?" tanya Annona tidak percaya.

"Beneran, sayang. Selama ini kita telah memberikan fasilitas ke kakakmu seperti mobil, apartemen, dan private jet. Masa ke kamu nggak? So, karena kamu masih SMA, jadi kami hanya memberikanmu mobil. Mobil yang kamu pasti suka," terang Syennie.

Sumringah dan bahagia langsung terukir di wajah Annona pagi itu. Dirinya masih tidak percaya akan perkataan orangtuanya.

"Beneran gak ya? Jangan-jangan ini cuman bercandaan aja," pikir Annona dalam hati.

The Other Side Of Nerdy Girl (Complete) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang