(58) Second Kiss and New Trouble

13.5K 451 9
                                    

Setelah mereka asyik makan di cafe, dan semuanya dibayar oleh Alberto. Untung saja cafe ini adalah cafe langganannya dan juga berada di gedung di milik ayahnya, jadi Alberto bisa mendapat potongan harga. Kalau tak dapat potongan harga, seluruh uang tunai yang ada di dompetnya bisa habis semua. Masalahnya, Alberto tidak menaruh uang tunai lebih dari lima juta rupiah di dalam dompetnya.

Saat ini, Alberto sudah berada di mobil bersama Annona, mengantar cewek itu pulang setelah acara hangout bareng. Alberto masih tidak menyangka bisa mengajak Annona hangout bersama. Padahal, ia baru saja terkena marah dengan cewek yang ia benci sekarang, Gabriella.

Alberto senyum-senyum sendiri. Suasana dan perasaan hati yang tadinya buruk dan panik karena hebohnya skandal tak jelas yang heboh itu, berubah menjadi bahagia yang tak tergantikan setelah tiba-tiba Annona kembali mengajaknya makan bersama di cafe. Walaupun Annona masih belum menerima tawarannya untuk sebagai kekasih, tapi Alberto sudah cukup senang bisa menghabiskan sore hari yang indah ini berduaan dengan Annona.

Alberto yakin, semuanya butuh proses. Lambat laun ketika hubungan keduanya membaik, Annona pasti akan menerimanya sebagai pacar dan mereka bisa hidup bersama layaknya keabanyakan kekasih yang ada.

Kepalanya menoleh ke kiri melihat Annona yang asyik memainkan smartphone-nya.

"Non, lo kenapa liat hp terus, sih? Emangnya hp lebih asyik diliatin daripada gue?" tanya Alberto sembari fokus menyetir.

Annona yang sedang main hp langsung menoleh ke arah Alberto yang ada di sebelah kanannya dengan tatapan jijik. 

"Idih! Pengen banget gue liatin!" seru Annona yang tatapannya beralih ke arah gedung-gedung tinggi yang menerangi langit-langit malam kota Jakarta. "Walaupun lo ganteng, tapi bosen juga liatin lo terus."

Alberto sesekali menatap Annona sembari tersenyum dan menautkan kedua alisnya. "Masa bosen? Bilang aja takut terpesona, ya, kan?"

Annona kembali menatap Alberto dengan perasaan jijik. "Geer banget lo!"

Alberto hanya tertawa dengan tatapan jijik Annona. Bagi Alberto, wajah Annona tetap terlihat menggemaskan walau sedang dalam ekspresi jijik. Jadi, ia pun mencubit pipi Annona gemas dengan sebelah tangannya.

"Lo gemesin banget, Non!"

Annona cukup kaget ketika Alberto mencubit pipinya tiba-tiba. "Ih! Ngapain cubit-cubit? Pipi gue tuh anti cubit! Jangan cubit lagi ah!"

Alberto hanya tertawa mendengar ucapan Annona. "Itu adalah hukuman lo karena wajah lo yang terlalu imut dan menggemaskan," seru Alberto.

Kemudian, Alberto kembali mencubit pipi Annona dengan gemas, membuat Annona terkejut kembali. "Dan itu adalah hukuman buat lo karena telah menolak pernyataan cinta gue."

Annona memegang pipinya yang memerah. Lama-lama pipinya bisa kendur kalau dicubit terus oleh Alberto. "Dasar cowok brengsek! Pantes banget gue nolak lo! Jadian lagi sono sama Gabriella."

Alberto mengerutkan wajahnya. "Cemburu ya waktu melihat foto-foto gue berduaan  sama Gabriella?"

Annona hanya menatap tajam Alberto.

"Pantes waktu lo menelepon gue, langsung marah-marah sampai kuping gue sakit dengernya," desis Alberto sembari mencubit kembali pipi Annona dan tertawa.

"Ih! Apaan sih cubit-cubit!" balas Annona sembari mencubit balik tangan Alberto yang sedang mencubitnya dengan kencang. "Lo cubit lagi, gue akan cubit tangan lo dengan kenceng! Biar pedes dan gak jahil lagi!"

Alberto hanya tertawa sembari sedikit merintih. "Sakit banget cubitan lo! Dasar cewek gila lo! Belum aja gue bales lo!" desis Alberto dengan menatap Annona tajam.

The Other Side Of Nerdy Girl (Complete) ✅Where stories live. Discover now