Hurt

20.5K 870 9
                                    


Thala sedang asik dengan mainannya sambil diayun oleh papa nya

"Ressie, apa kamu benar-benar sudah memaafkan aku ?"

Entahlah, tiba tiba devan mempertanyakan nya

"Tidak sepenuhnya, aku mau bertoleransi hanya karena thala dev, tidak lebih"

"Kumohon maafkan aku sayang ini sudah berbulan bulan kamu marah, apa kamu tidak— "

"Kamu juga bertahun-tahun membohongiku devan, wajar saja jika aku marah berbulan bulan " ucapnya memotong perkataan devan

"Bell.."

Ressie tak menanggapi dia hanya menunduk begitu mendengar nama putrinya, dia selalu ingin menangis jika mengingat bell

"Dia selalu menunggu mu res, dia bahkan sampai bilang dia ingin menelpon polisi untuk membantu mencari mamanya supaya nanti dia bisa di bacain dongeng lagi sama mama nya"

Ressie masih pura-pura tak peduli padahal hatinya hancur berkeping keping setelah mendengar penjelasan devan

"Sekali saja res, sekali saja kamu bertemu dengannya lagi maka saat itu juga kamu akan menyadari kalau bell tidak bersalah"

"Cukup devan, jangan paksa aku. Kalau aku siap aku pasti akan menemuinya"

"Tapi Res.."

"Berhentilah memaksa ku !!"

"Dia menangis"

Tubuh ressie terasa kaku, air mata seakan berlomba ingin keluar dari matanya, dia ingin sekali menghapus air mata putrinya ketika mendengar kalau bell menangis dia tak ingin melihat putrinya menangis

"Kembali lah ressie, demi Bell dan dirimu sendiri"

"Tidak"

"Aku tau perasaan mu res, aku tau kamu juga sangat merindukan nya res, karena sebenarnya kamu tidak pernah membenci nya kamu hanya marah, marah pada kenyataan yang ada marah padaku, bukan pada Bell."

Akhirnya, setelah berjuang menahan tangis air mata itu pun keluar dengan deras nya bersamaan dengan Thala yang juga menangis tiba-tiba

Saat Devan mencoba menenangkan fathala, ressie dengan cepat menghapus air mata itu setelah di rasa cukup kuat untuk tidak menangis lagi, ressie langsung mengambil thala dari devan lalu masuk ke kamar dan menutup pintunya rapat
"Pulanglah," kata ressie sebelum menutup pintunya

**

"Papa, apa mama sudah ketemu ?"

Devan mencium kening putri kecilnya sambil tersenyum getir
"Bell sudah makan nak ?"

"Belum "

"Kenapa sayang ? Ayo sekarang bell makan dulu"

"Bell kan nunggu papa, bell kira papa bakal pulang sama mama dan baby thala"

"Hm, ya sudah sekarang bell makan dulu yuk papa suapin"

Dengan sepenuh hati devan menyuapi gadis cilik nya, bell mau makan walau terlihat tidak tertarik untuk makan

"Pa, kira-kira baby thala udah sebesar apa ya ? Dia mirip gak sama bell ? "

Devan hanya menjawab dengan senyum

"Sekarang kamu mandi ya sayang"

"Aku udah mandi tadi dimandiin bi domi pa"

"Yaudah bell main aja deh kalo gitu"

"Gak mau, kita cari mama sama dede yuk pa"

"Em, papa cape nak nanti aja ya"

"Papa....bell kan udah kangen banget sama mama masa nanti sih "

"Iya sayang, tapi kita mau cari kemana ? Nanti aja ya bell"

"Papa aku maunya sekarang"

"Nanti sayang"

"Sekarang papa, sekarang. Sekara— "

"HENTIKAN BELL ! KALAU PAPA BILANG NANTI ITU ARTINYA NANTI ! JANGAN ADA BANTAHAN ! MENGERTI ?! "

Devan menjadi sedikit emosi karena frustasi, dia juga ingin mempertemukan bell pada ressie tapi itu tidak mungkin
Bell menangis sambil menunduk
Devan melipat lututnya agar sejajar dengan putrinya, lalu mengangkat wajah imut bellva menyeka air matanya kemudian memeluk bell dengan kasih sayang

"Maafin papa ya nak, papa gak maksud buat bell sedih"

"Bell juga minta maaf pa, bell maksa."

Devan melepas pelukannya dia tersenyum melihat kedewasaan pada putrinya walau dia masih sangat kecil untuk bisa mengerti situasi ini

"Besok papa ajak kamu cari mama ya ?"

Bell tersenyum, dia senang sekali
Matahari baru telah muncul, bell sudah tidak sabar ingin bertemu mama nya

-----

"Baby mbul..... Jangan ke luar nak, diluar panas. Kamu diem dong disini mama kan mau buat bubur kamu mbul"

Sudah ke tiga kalinya ressie memindahkan Thala dari teras kedalam rumah tapi bayi itu lagi-lagi kabur ke teras

"Diem ya ?! Kalo kamu ke teras lagi nanti mama ciumin loh !"
Ancam ressie yang hanya dibalas gelak tawa nan imut dari bayi laki-lakinya

Ressie kembali ke dapur dan mulai membuat MpAsi untuk thala, sedangkan thala sedang memasukan semua tangannya ke dalam mulut, dia menggigit tangannya sendiri dengan geram

"Bimm bimm bemm " racau nya tak henti

Lalu terdengar suara mobil devan, ressie melihat thala mulai merangkak lagi ke luar dia membiarkannya karena berpikir ada devan diluar sana
Thala terus berusaha mencapai teras sambil terus tertawa seolah tak sabar ingin bertemu papa nya

Tapi begitu thala sampai teras, tidak seperti biasanya yang selalu meminta di gendong. Bayi itu malah terdiam sambil memperhatikan dua orang yang datang kerumahnya

"Mbuuulllll ...."

Devan menggendong thala, tapi thala masih diam mata nya tertuju pada sosok anak perempuan cantik yang memiliki mata persis dengannya

"Bell sayang, ini dede mbul. Thala sayang"

Bell tersenyum dia meraih pipi adik nya dan menciumnya lama sekali

"De thala gendut banget sih ! Lucu deh pengen bell jadiin guling !"

"Huaaa.. Huaaa... Huaa.." bayi itu menangis kencang sekali mungkin karena dia belum kenal pada bell jadi dia menangis begitu melihat bell menggoda nya

"Sst kok nangis sih mbul ? Ini kakak de " bell mengelus pipi gembul yang basah milik baby thala

Devan hanya tersenyum senang melihat kasih sayang bell pada adiknya
"Kenapa nak ? Kok nangis ?"

Ressie berjalan menuju teras sambil membawa bubur bayi untuk thala

"Ayo mbul maem dulu "

Prang ! Buburnya jatuh berantakan kelantai saat ressie melihat ada bell disana, perasaannya campur aduk ketika melihat bell ada rasa senang bisa bertemu lagi dengan bell tapi rasa sakit beberapa bulan yang lalu pun kini datang lagi saat melihat bell ribuan luka terasa kembali menghujam dirinya

-bersambung-

Bellvania casimira calieWhere stories live. Discover now