Revi POV
Bau makanan yang lezat dan suara senandung yang samar, membangunkanku. Aku membuka mata dan mengendus-endus bau tersebut. Sungguh menggugah lapar.
Sudah jam enam pagi ternyata. Oh pasti si Anit udah datang. Cewek tomboy itu resmi menjadi asistenku. Aku juga tidak tau, apa alasan bodoh yang membuatku menawarkannya menjadi asisten.
Dengan gontai aku menuju kamar mandi dan memebersihkan diriku. Setelah berpakaian santai, aku keluar dan mendapati pemandangan tak biasa, Anit berdiri membelakangiku, ia memakai kaos putih longgar dengan hotpants biru tua. Rambutnya dikuncir berantakan ala kadarnya.
Ia sedang membersihkan meja dengan kemonceng ditangan kirinya dan sapu ditangan kanannya sambil berjoget ria.
"Anit" panggilku. sepertinya ia tak menghiraukan panggilanku.
Rupanya ia sedang mendengarkan lagu lewat iPod yang ku taruh di meja.
Aku menggeleng. Anit.. Anit..
Aku tersenyum geli ketika samar-samar ku dengar suara merdunya. Dengan gerakan loncat-loncat yang brutal, menggerakkan pinggulnya ia menyanyikan lagu Die Young - Kesha.
Dasar Anit, kelakuan masih kayak anak kecil. Aku tersenyum seraya melipat kedua lenganku didada dan bersandar didinding.
Sesekali ia meloncat dengan tangan kiri diacungkan atau tongkat sapu yang dia jadikan seperti mic. Serasa penyanyi papan atas ya?
Masih dengan gaya loncat-loncatannya perlahan Anit memutar tubuhnya. Matanya tertutup, kepalanya bergerak kekiri dan kekanan menikmati hentakkan lagu ditelinganya.
Aku menahan nafas ketika melihat Anit. Ia nampak seksi dengan bulir keringat di keningnya dan sekujur tubuhnya, membuatnya berkilau.
Damn! Pengen gue kecup tu kening!
Jangan gila Rev!
Seketika gerakannya terhenti. Mata bulatnya membesar, mulutnya terbuka lebar, disudut bibirnya masih terdapat memar walau samar. aku heran kenapa anak ini bisa bonyok beberapa hari yang lalu. Tapi ah.. Sudahlah. Yang jelas memar itu membuatnya seperti Bad Girl.
Anit langsung menunduk. Wajahnya sungguh manis ketika semburat merah itu muncul. Dengan cepat ia melepas iPod yang nongkrong ditelinganya.
"Masakin gue sekarang!" Aku berbalik cuek untuk menekan keinginan untuk mengecup keningnya.
"Siap pak tua!" Katanya dengan kesal. Aku selalu suka saat dia kesal seperti itu. Semangat hidupku seakan bangkit jika menggodanya. Hahaha!
---
Anit POV
Dadaku sedari tadi berdegup kencang. Aku memicingkan mataku. Revi masih saja menatapku, sesekali dia menyuapkan nasi goreng yang ku buatkan untuknya dan mengunyahnya lahap.
Kesambet apa anak ini dari tadi ngeliatin gue?!
Aku mendengus kesal dengan mata Revi yang kurang ajar itu. "Lo tau gak Rev hal apa yang pengen gue lakuin sekarang?"
Ia hanya bergumam tanpa melepaskan kontak matanya. "Nyucuk mata lo!" Kataku mengacungkan garpu yang ku pegang.
Entah kenapa Revi yang tadi kek orang kesambet langsung kembali sadar. Ia menggeleng sesaat. "Ck! Lo pikir gue ngeliatin lo karna gue ada feeling gitu? Iya? Salah."
Apa katanya?
"Tuh bibir lo belepotan kecap gitu." Katanya seraya menunjuk ujung bibirku. Reflek aku menyentuh sekitar bibirku dan benar saja jariku dipenuhi jejak kecap. Uhh!! Malu-maluin.

STAI LEGGENDO
Cinderella Story
Storie d'amore"Kau suka Cinderella, huh?" Tanya nya dengan wajah yang menggugah kepalan tanganku untuk menonjoknya. Aku memilih diam. "Sama sekali tidak cocok! Wajahmu seperti tukang pukul, tidak cocok menyukai Cinderella. Kau lebih cocok menyukai boneka santet"...