Cinderella Story - Part 9 - my first kiss?

32.8K 1.3K 41
                                    

Anit POV

"Papa.. Anit kangen.." Aku menaruh satu tangkai mawar putih dan menyentuh Nisan Papa dengan lembut.

-FLASHBACK-

"Papa!!" Teriakku. Aku berlari tergopoh-gopoh menghampirinya.

Ditangannya ada sebuah bungkusan yang pastinya membuat kedua ujung bibirku tertarik lebar. Hingga memperlihatkan deretan gigi ompongku.

"Ugh jangan lari-lari dong sayang." Lelaki dewasa yang notabene nya Papaku tercinta itu langsung meraihku dalam gendongannya.

"Papa itu apa?" Tanyaku polos. Sebagaimana anak-anak berumur 6 tahun.

"Mau tau?" Tanya Papa memperlihatkan senyum menawannya. Aku mengangguk antusias.

"Cium dulu" ia menyodorkan pipinya. Aku segera mengecup pipi Papa. Kami sama-sama tertawa.

Papa membawaku ke sofa besar ditengah ruangan. Ia mendudukanku. "Coba deh dibuka." Papa menaruh bungkusan tersebut didepanku.

Aku membukanya, mataku membulat ketika menemukan satu paket boneka barbie..... Eh bukan, bukan! Ini bukan Barbie, tapi ini boneka yang sangat cantik dengan sepatu kaca dan gaun biru laut yang berkilau.

"Ini boneka Cinderella!" Kataku girang. Aku tersenyum lebar menatap satu kotak boneka digenggamanku.

Papa melonggarkan dasinya sambil tersenyum. "Suka?" Tanya Papa. Aku mengangguk antusias.

"Ntar Papa beliin boneka Cinderella yang banyak. Tapi ada syaratnya, Anita harus rajin belajar ya."

Aku kembali mengangguk antusias. Aku mendongak dan langsung menghambur dipelukan Papa. "Anita bakal rajin belajar Pa. Anita sayang Papa!" Aku menciumi seluruh permukaan wajahnya. Membuat beliau tertawa.

Papa mendudukanku dipangkuannya. "Papa juga sayang Anita. Terus-terus.. cita-cita Anita apa Nak?" Tanya Papa.

"Anita pengen jadi Cinderella" kataku mantap.

Papa menatapku bingung, sedetik kemudian Papa tertawa lepas. Lalu ia mengangkat sebelah alisnya.

"Biar Anit bisa tumbuh dewasa secantik Cinderella." Kataku polos. Papa tertawa sambil mengacak rambutku lembut.

"Sekarang pun Anita itu Cinderella nya Papa" papa memelukku erat.

-FLASHBACK OFF-

"Anit janji Pa. Anit bakal capai cita-cita konyol Anit. Masih ingat cita-cita Anit kan?" Aku terkikik geli. "Dan Anit bakal rebut semua milik kita lagi." aku menerawang sambil tersenyum licik.

Setelah mengelus pucak Nisan aku beranjak meninggalkan makam Papa dengan senyuman dan tekad kuat.

---

Aku tersenyum kecil ketika mengingat Revi yang nyebelin gila.

Gue bilang apa tadi?

Cih! ngapain gue mikirin dia?!

Cemarin otak gue aja.

Aku terus menyusuri jalan, Tidak sadar kakiku berhenti didepan Rumah putih megah bergaya Mediterania. Rumah yang masih berdiri kokoh sampai sekarang. Rumah yang tiga tahun lalu masih ku tinggali dengan tenang. Kejadian lampau itu bermain lagi diotakku.

Aku menghela nafas. "Papa, andai aja Papa masih disini."

Aku bersembunyi dibalik tembok ketika melihat mobil sport silver dengan tidak sabaran mengklakson pagar. Aku menyipitkan mataku. Senyum sinis tercetak diwajahku. Tante Wina. Wanita terlicik yang pernah ku temui.

Cinderella StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang