Cinderella Story - Part 24 - please, not again!

22.1K 1K 31
                                    

Author POV

Anit membelai kening Revi dengan lembut. Sesekali ia mengusap wajah Revi yang penuh luka dengan ibu jarinya.

Sejak Anit ditemukan. Revi sempat pingsan, Karna luka sayatan yang cukup lebar dilengan kirinya. Membuat Revi harus kehilangan banyak darah dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Alhasil disini lah mereka sekarang. Anit terus menggengam erat tangan besar Revi, berharap Revi segera siuman.

Beberapa jam pun berlalu, Anit tetap saja fokus menatap wajah tampan yang sedang berbaring lemah dihadapannya itu. Sampai-sampai tidak menyadari seseorang berjalan mendekatinya.

"Sayang.." Panggil Bunga.

Anit reflek menoleh kaget. "Eh. Bu-Bunda" jawab Anit menundukkan wajah sedihnya.

Bunga tersenyum ke-ibuan menghampiri Anit. Lalu beralih menatap Revi, anaknya.

"Gimana keadaan Revi?" Tanya Bunga dengan nada cemas.

Anit hanya menggelengkan kepalanya lesu.

Bunga menghela nafas pelan sambil mengusap pundak Anit. "Kita doain Revi. Semoga dia cepat sadar ya"

Anit mengangguk sedih menatap Revi. "Amin" lirihnya.

Hening beberapa saat.

"Nit.." Panggil Bunga.

Anit mendongak menatap wajah cantik Bunga. "Iya Bun?"

"Kamu udah makan, Nak?" Tanya Bunga.

Anit menggeleng.

"Kenapa gak makan?"

Anit kembali menggeleng. "Anit gak selera Bunda"

"Kalo gitu kamu pulang aja gih, sekalian istirahat. Biar gantian, Bunda yang nungguin Revi. Kamu pasti capek kan?"

Anit menatap Bunda Bunga sebentar, lalu menatap Revi. Ia makin menggenggam erat jemari Revi. "Anit gak bisa ninggalin Revi, Bunda" lirih Anit. "Anit pengen ada disamping Revi" suaranya mulai bergetar.

Sekali lagi Bunda Bunga menghela nafas sedih. Ia menatap Revi dan Anit bergantian. "Yaudah. Tapi seenggaknya kamu makan dulu gih"

Anit menatap Bunga ragu-ragu. Sorot matanya seakan mengatakan 'tapi bun?'

Seakan mengerti dengan arti tatapan Anit, Bunga tersenyum. "Kamu harus makan sayang? Ntar kalo kamu ikutan sakit gimana?"

Anit beralih menatap Revi seraya menghela nafas. "Bener juga sih. Yaudah deh, Bunda. Anit makan sebentar dikantin" pamitnya lesu.

Masih dengan senyumnya Bunga mengangguk. "Nanti kalo ada apa-apa Bunda telpon kamu" katanya ketika melihat Anit yang masih saja berbalik menatap Revi padahal ia sudah memegang knop pintu hendak keluar.

"Iya. Makasih Bunda" jawab Anit dengan berat hati lalu menghilang dibalik pintu.

Bunga lalu beralih menatap Revi sedih. Kini ia mengusap kepala Revi dengan sayang. "Bangun anakku sayang? Kamu gak kasian apa, ngeliat Anit sedih gitu" bisik Bunga.

Tidak berapa lama seseorang mengetuk pintu lamu masuk.

Seorang Dokter dengan paras tampan yang menenangkan memasuki kamar inap Revi diikuti seorang suster cantik.

"Permisi, Bu. Boleh saya periksa keadaan pasien?" tanya Dokter itu sopan.

Bunga mengangguk dan memberi tempat pada si Dokter untuk memeriksa Revi. "Iya silahkan"

Bunga memperhatikan Dokter yang sedang memeriksa anaknya itu dengan seksama. Sedangkan si suster mencatat sesuatu disebuah note kecil yang dibawanya.

Cinderella StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang