02 - I Need U [Namjoon POV]

6 2 0
                                    

Jika pada akhirnya bukan kau, aku tak ingin orang lain lagi...

***

"Hyung... kira-kira yang tadi itu makam siapa ya?"

"Kenapa Tae penasaran banget sih?" kubalas pertanyaan Taehyung dengan pertanyaan sambil menatap ke arah spion tengah mobil karena Taehyung memilih duduk di belakang.

Yang kutanya hanya mengedikkan bahunya.

"Mungkin itu orang yang sangat berharga bagi laki-laki itu." Appa menyuarakan pemikirannya.

"Yah... seandainya sebelum meninggal eomma setuju untuk dimakamkan di Seoul, aku pasti bisa lebih sering mengunjungi makamnya. Eomma kan orang yang berharga untukku." Aku hanya menatap wajah sendu Taehyung dari spion tengah mobil.

Aku setuju dengan apa yang dikatakan adikku ini. Eomma begitu berharga sampai pernah ada rasa benci pada beliau setelah kematiannya. Di mataku, eomma bukan hanya seorang perempuan, beliau adalah segalanya. Hah! Sepertinya harus kuceritakan dulu bagaimana eomma bisa begitu berarti bagiku, bagi Taehyung, dan juga appa.

Eomma yang tadi kami kunjungi makamnya bukanlah orang yang melahirkan aku dan Tehyung. Beliau adalah seorang wartawan cerdas yang bekerja bersama appa di kantornya. Eomma-ku yang asli, sebut saja begitu, bercerai dengan appa ketika aku masih 15 tahun Taehyung berumur 10 tahun kemudian menikah dengan pria lain sebulan setelahnya. Miris memang.

Sejak saat itu appa terlalu sering mengajak wanita muda ke rumah kami dan selalu berujung pertengakaran hebat di antara mereka karena wanita-wanita itu pada akhirnya menaruh hati padaku atau Taehyung. Selalu seperti itu, hingga empat tahun yang lalu appa membawa eomma ke rumah untuk pertama kali.

"Namjoon, kau melamun?" aku tersentak.

"Ah... tidak appa, hanya sedikit memikirkan bagaimana eomma dulu sewaktu pertama kali datang ke rumah."

"Ya, dia satu-satunya wanita yang tidak tertarik padamu atau Taehyung."

"Mwo? Kenapa aku?" aku tertawa kecil melihat ekspresi terkejut yang nampak pada wajah Taehyung.

"Kau tak tahu? Mungkin ini salah appa memberikan kalian wajah tampan, yang bahkan terlalu tampan. Waktu itu kau masih sekitar 11 atau 12 tahun, tapi wanita-wanita itu selalu memandangmu bernafsu."

"Benarkah? Ah... aku jadi malu." Kami tertawa sejenak, "berarti yang suka Namjoon hyung juga banyak?"

"Itu sudah pasti, Tae. Hyung-mu ini sejak dulu selalu menjadi incaran teman-teman perempuan di sekolahnya tapi entah kenapa sampai sekarang belum pernah appa melihat dia berkencan."

"Hyung masih suka perempuan kan?"

"Mwo??" aku terkejut, Taehyung berkata di telingaku dengan kalimat yang sukses membuatku mendaratkan pukulan di dahinya.

"Ya! Namjoon hyung, ini sakit."

"Siapa suruh bertanya aneh-aneh. Aku masih suka perempuan, hanya saja belum ada yang bisa mengisi hatiku."

"Hyung saja yang tidak mau, padahal aku tahu setiap malam minggu selalu ada teman kampus hyung yang mengajak berkencan. Aku semakin curiga, hyung."

"Aish... kau ini... aku suka perempuan, dan aku hanya mencintai satu perempuan."

"Siapa? Kenapa appa tidak pernah tahu?"

"Siapa? Appa bertanya tentang siapa?"

"Ya! Hyung berusaha menghindar, siapa perempuan yang hyung suka?"

Intersection: A Story of an Uncompleted Journey Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ