HARUSKAH MENYERAH?

98.3K 4.5K 141
                                    

HAPPY READING...

Luna menoleh terkejut saat seseorang memegang pundaknya.

"pak Fadli"gumamnya

"Dara ngapain kamu nangis disini"tanya Fadli manager resort Galang

"gak apa-apa kok, pak Fadli sendiri ngapain disini?"tanya balik Luna, fadli duduk disebelah Luna.

"saya baru selesai mengantar pak Galang untuk kembali kejakarta"jawab Fadli ramah, raut wajah Luna berubah 'jadi Galang beneran udah pergi' batinnya.
Airmata kembali lolos menbasahi pipinya.

"hey, kenapa kamu sedih dengarnya, jangan-jangan kamu kesini buat menemui pak Galang?"tanya Fadli
"jangan-jangan kamu orang yang dari tadi di ditunggu pak Galang"lanjut nya, Luna tertegun mendengar ucapan Fadli

"apa Ga-"

"ah tapi sepertinya gak mungkin kenapa juga pak Galang menunggu kamu"Fadli menyela ucapan Luna, Luna hanya tersenyum getir.

"kamu juga bukan siapa-siapanya, lagian orang seperti pak Galang pasti punya selera yang tinggi untuk dijadikan pasanganya, apalagi dengan segala kesempurnaan yang dia miliki"lanjut Fadli, Luna hanya bisa tertunduk lesu hatinya terasa diremas dengan ucapan Fadli.

"kamu kenapa Dara, apa kamu menyukai pak Galang?"tanya Fadli tiba-tiba, Luna hanya menggeleng cepat.

"suka juga tidak apa-apa, saya mengerti gadis mana yang tidak suka dengan pak Galang, dia tampan, cerdas, dan juga kaya, apalagi kamu pernah di tolong saat tenggelam, siapa yang tidak akan tersentuh. Tapi sepertinya pak Galang sangat pemilih untuk mencari pasangan, selama ini banyak sekali gadis yang mendekat dengannya, dan semuanya cantik-cantik, tapi pak Galang tidak pernah menghiraukannya, bahkan yang saya dengar, orang tuanya sering mengenalkan dia pada anak rekan kerjanya, tapi pak Galang selalu menolak padahal gadis-gadis yang dikenalkan sama dia bukan gadis biasa, beneran punya selera yang tinggi pak Galang"Fadli mengerutkan dahinya, melihat Luna terus tertunduk saat mendengar ceritanya tentang Galang.

"maaf Dara jika kata-kata saya nyakitin kamu, saya hanya gak ingin buat kamu berharap terlalu tinggi,nsepertinya kamu sangat menyukai pak Galang sampe kamu mengejar dia kesini"ujar Radli merasa tidak enak, Luna kembali menggeleng.

"saya ga tersinggung ko pak, apa yang pak Fadli katakan benar, saya dan pak Galang seperti bumi dan langit mana mungkin dia menyukai gadis seperti saya, saya hanya gadis biasa"lirihnya dengan mata berkaca, sungguh ia ingin menangis saat ini kata-kata Fadli kembali meyakinkan jika dirinya tak pantas untuk Galang.

"saya harus kembali ke resort, kamu mau bareng?"tanya Fadli serta bangkit dari duduknya.

"makasih pak, saya masih ada urusan"tolak Luna halus.

"oh ya udah saya pergi dulu Sara"Fadli pergi setelah mendapat anggukan dari Luna.
.
.
.
.
Luna menenangkan dirinya dengan pergi kepantai, menatap laut dengan tatapan kosong. Kata-kata fadli terus terngiang dikepalanya.

Airmata kembali menggenang di pelupuk matanya siap untuk di tumpahkan,nsebuah isakan mulai keluar dari bibirnya pelan,nlirih, hingga menjadi sebuah tangisan pedih, hatinya sungguh hancur. Ia masih ingat ancaman Galang kemarin malam jika pria itu akan benar-benar membencinya jika dia tidak datang. Luna datang, tapi waktunya sudah terlambat hingga Galang tak mengetahui kedatangannya.
Kembali menangis bahkan meraung hatinya begitu sesak saat ini.

"maafin aku Talang...hiiks"kata-kata itu yang terus keluar dari bibirnya.

"aku beneran bingung harus bagaimana...hiiks"dia kembali meraung, untung pantai itu sepi jika ramai dia mungkin akan dianggap tidak waras karena menangis sambil berbicara sendiri.

SETULUS CINTA LUNA (END)Where stories live. Discover now