BAB SEMBILAN

13.8K 548 5
                                    

VIOLET selalu mengisi hari liburnya dirumah. Gadis itu tidak  pernah pergi seperti saudara-saudaranya meskipun Violet tidak bisa  memungkiri bahwa terkadang dia lebih suka membawa temantemannya  berkunjung ke rumah. Hal itu membuat Janette  kelihatanya merasa beruntung karena tidak pernah sekalipun ia  kekurangan teman bicara di rumah itu. Di saat ketiga pemuda jahil  itu pergi, maka Violet akan setia menemani meskipun sebenarnya  Violet sangat tidak suka terganggu jika sedang membaca buku. Gadis  itu terlalu sibuk dengan dunianya sendiri seolah-olah Violet adalah  gadis cantik yang introvert sehingga tidak ada seorang laki-lakipun  yang bisa mengajaknya keluar. 

“Tentu saja itu tidak benar!” Violet meraung mendengar  pertanyaan Janette tentang itu. “Aku juga punya teman lelaki,  beberapa…” 

“Beberapa?” Janette terdengar sangat terkejut. Beberapa?  Sedangkan Violet terlihat begitu dingin dan dia memiliki ‘beberapa’  orang teman laki-laki? Janette termasuk yang paling suka berteman  di sekolahnya. Tapi tidak ada seorang teman laki-lakipun yang berani mendekat melebihi teman sekelas dan berbicara pada saat  jam pelajaran karena takut kepada ayahnya. Dengan keadaan seperti  itu mustahil bagi Janette untuk memiliki teman laki-laki yang ‘beberapa’ seperti yang Violet miliki. “Kau punya beberapa?” 

“Tidak usah heran, Jane! Aku lebih tua darimu dan itu normal.  Bagaimana denganmu?” 

“Tidak satupun.” 

“benarkah? Kalau begitu aku punya satu. Maksudku ‘beberapa’  temanku yang hadir kepesta tertarik denganmu dan selalu  menanyakan banyak hal yang berkalitan denganmu. Bahkan hingga  kini. Jika kau mau, aku bisa membawaakannya ‘beberapa’ untuk kau  pilih!” 

Janette dan Violet kemudian tertawa mendengar kata ‘beberapa’  yang selalu memiliki penekanan dalam setiap kalimat Violet. Tapi  tawa itu hanya sebentar karena Janette segera murung lagi. 

“Sepertinya itu sulit. Kau tau bagaimana ayahku, kan?” 

“Ya, tapi ini sudah saatnya. Kau bisa buta dan bodoh dan dengan  mudah di manfaatkan bila tidak tau apa-apa mengenai ini. Tenang  saja, Jane. Aku pastikan kalau ayahmu akan memperbolehkannya.  Sepertinya aku perlu membicarakan hal ini bersama bibi Norma.” 

“Dan jika kau berhasil?” 

“Apa lagi? Tentu saja mencarikan pemuda manis untuk menjadi  cinta pertamamu, benarkan?” 

Janette tersenyum cerah. Walau bagaimanapun ia tetap sama seperti gadis pada usianya. Ingin memiliki seorang pacar dan kencan  di hari minggu dengan nonton film di bioskop bersama sebungkus  popcorn ukuran besar seperti sahabatnya Emma. Dia menginginkan  menjadi gadis normal jika saja itu tidak akan membebani ayahnya. 

Oh, betapa sayangnya Janette kepada Gallion Melville itu saat tibatiba  saja ia membayangkan wajah kecewa ayahnya jika mengetahui  keinginannya itu. 

“Sebaiknya tidak usah. Aku tidak ingin ayahku bersedih jika dia  tau aku menginginkannya.” 

“Astaga, Jane. Kau sangat menyayangi ayahmu. Ya?” 

“Dia satu-satunya. Tentu saja aku menyayanginya.” 

Diary LoliciousDonde viven las historias. Descúbrelo ahora