BAB TIGA PULUH

9.1K 461 25
                                    

BAB TIGA PULUH 

“LALU sampai kapan kau akan terus berdiam diri seperti ini, Jane? Tidakkah kau merasa lelah?” Rdolph duduk di atas ranjang sambil memandangi Janette yang meringkuk di sudut kamar. Janette lebih memilih menatap dinding dibanding dengan menatap wajahnya. Rudolph bahkan tidak bisa melihat ekspresinya karena wajah Janette di tutupi oleh rambutnya yang lebat. “Aku sangat ingin mendengar suaramu, katakan apa saja untuk membuat hatiku lega.” 

Janette menyeka rambut di wajahnya dan melirik Rudolph yang masih menatapnya. Laki-laki itu berusaha membujuknya sejak dua jam yang lalu. Dia mengajak Janette membicarakan segala hal yang memuakkan, mengenai kenangan-kenangan mereka yang tidak mau Janette ingat-ingat. Pagi ini Janette merasa kurang sehat, entah mengapa. Ia tau kalau dirinya akan sakit bila terus memilih untuk tidur di Lantai. Meskipun sedang marah, Janette tetaplah bukan orang yang bodoh yang bersedia untuk menyakiti dirinya berlamalama. 

Akan lebih baik dia berbicara dengan Rudolph bukan? Meskipun bukan ucapan yang lembut, setidaknya bisa membuatnya berbaring di ranjang lagi. Janette membelai lengannya yang kedinginan lalu bergumam datar. “Sebaiknya kau keluar!” 

Kata pertamanya! Rudolph nyaris bersorak kegirangan. Ini pertanda baik karena Janette mau mengatakan sesuatu. Meskipun kata-kata itu berisi perintah yang tidak di inginkannya. “Hanya itu?” 

“Kau ingin mendengar apa lagi?” 

“Katakan sesuatu yang mesra, Jane. Misalnya, kau membutuhkanku…” 

“Apa kau membutuhkanku?” 

Rudolph menahan nafasnya saat melihat Janette menatapnya. Meskipun ia tidak melihat tatapan yang berharap, tapi Rudolph tidak akan mengelak, “Ya, aku membutuhkanmu. Dan kau?” 

“Kau tidak membutuhkanku. Kau lebih membutuhkan perempuan itu kan?” 

“Jadi selama ini masalahnya adalah kau cemburu?” 

“Tidak, masalahnya adalah, kau tidak membutuhkanku tapi masih menolak untuk melepaskanku. Apa tidak sebaiknya kita membuat kesepakatan saja? Misalnya, Kau lepaskan aku. Kita bercerai dan kau bisa bersenang-senang dengan wanita manapun setelahnya. Bagaimana?” 

Rudolph berdecak, Janette masih keras kepala. “Sampai kapan kau…” 

“Sampai kau menyerah!” Potong Janette dengan suara yang lebih tinggi. “Aku sudah muak di perlakukan seperti ini! Aku tertekan, kau tidak memeperlakukanku sebagai manusia sama sekali…” 

“Kau yang memperlakukan dirimu sendiri seperti itu! Aku sudah menyediakan tempat yang baik untukmu bisa tidur, tapi kau bahkan tidak mendekati ranjang dan memilih tidur di lantai. Aku menyiapkan pakaian gantimu setiap hari dan kau lebih memilih gaun dari selimut yang sudah kumal itu. Ayolah Jane! Kau ingin menyalahkanku atas kekeras kepalaanmu sendiri?” 

Janette tau mereka akan bertengkar. Ia bisa saja menahan diri tapi tidak akan pernah di lakukannya. Janette ingin marah dan mungkin setelah ini dirinya akan berteriak Dadanya mulai sesak. 

Diary LoliciousWhere stories live. Discover now