Part 8

2K 102 5
                                    

Prilly memasuki rumahnya dengan wajah yang sangat tidak bersahabat "papa...."lirihnya saat melihat papanya berciuman dengan Ibu tirinya "Prilly...."Robert bangkit dan berjalan menuju arah putrinya,saat ia hendak merengkuh putrinya,Prilly menghindar "jangan pernah sentuh gue!!"tegas Prilly "ada apa denganmu?! AKU MERINDUKANMU PRILLY!!"ujar Robert "RINDU?! PAPA BAHKAN BERCIUMAN DENGAN WANITA SIALAN ITU DISAAT AKU BELUM DIRUMAH!!! Apa itu namanya rindu?!" Robert terdiam "diam kan?! Ngga guna gue balik ke rumah ini!! Rumah gue udah hina gara-gara Elo jalang!!"bentak Prilly "PRILLY!! PRILLY!!"panggilan Robert tak diindahkan oleh gadis itu,dia berjalan dan  ia mendorong tubuh Hanni yang berada disebelah papanya hingga tersungkur,Prilly berjalan santai menuju kamarnya,sedangkan Hanni mengerang saat perutnya terasa seperti diremas-remas "awssshhh...sakit...sak...Kit...mas..."lirih Hanni "Hanni,kamu kenapa hanni? Ya Tuhan!! Darah..."lirih Robert dia mengangkat hanni dan mengajaknya menuju rumah sakit.

Prilly tertunduk,Robert menatapnya kecewa "SEJAK KAPAN KAU BELAJAR MENJADI PEMBUNUH ANASTASYA?!" "SEJAK KAPAN?!" "AKU NGGA MEMBUNUNYA!!"jerit Prilly "kau hampir membunuh calon adikmu!! Dan itu kau katakan tidak membunuh? Kau harusnya malu Anastasya!!" "Hiks!! Papa kenapa sih Hah?Papa selalu saja lebih mementingkan dia!!! DIA DIA DAN DIA!! PAPA UDAH NGGA SAYANG PRILLY LAGI!!"jerit Prilly *plak* "MEMANG!! Papa memang SUDAH NGGA SAYANG SAMA KAMU!! SEMENJAK KAMU MENJADI PEMBANGKANG!!" "KARENA SEINGAT PAPA,MAMA KAMU NGGA PERNAH MELAHIRKAN ANAK YANG PEMBANGKANG SEPERTI KAMU!!"Perkataan Robert membuat hati  Prilly tercubit,perkataan itu menusuk hingga ke hati kecilnya,dan perkataan Robert membuat otaknya seakan berhenti bekerja dia mematung "PAPA JAHAT!!"pekiknya lalu ia pergi,dia menuju kamarnya,dia membanting pintu dengan kencang,dan menangis,tangisan Prilly bahkan bisa terdengar hingga ke lantai bawah rumah itu.

Ali merenung,dia memikirkan gadis cantiknya,entah kenapa dia merindukan gadis itu,ia mencoba mendial nomer Prilly,namun saat hendak mendial nomer kekasihnya,sang kapten memerintahkan Ali dan seluruh anggota FBI berkumpul untuk mendengarkan perintah dari pusat.

Prilly menatap nanar koper besar berwarna putih dan juga koper sedang berwarna pink yang sudah menampung semua baju dan keperluannya,tak ada yang tertinggal,semua barang yang dia beli dengan uangnya semua sudah dia masukkan,dia meninggalkan semua barang pemberian papanya,bahkan,semua kunci mobil dan juga alat elektronik dari papanya dia letakkan dengan rapi di kamarnya

"MEMANG!! Papa memang SUDAH NGGA SAYANG SAMA KAMU!! SEMENJAK KAMU MENJADI PEMBANGKANG!!"
Ucapan Robert terngiang kembali di benaknya,dia menangis,gadis cantik itu menangis dalam diamnya,dia menggiring koper itu menuju lantai bawah rumahnya,dia menatap semuanya dengan seksama "aku fikir,,kalau aku kembali.semua akan baik-baik saja,namun,semua memburuk,Ali benar,andai aku mau egois,aku ngga akan seperti sekarang,maa...Prilly pamit ya ma..jagain Prilly dari sana..Prilly sayang mama..."lirih Prilly ia membuka pintu utama rumah itu,menggiring kopernya menyusuri jalanan yang sepi dan temaram,dia menghentikan langkahnya disebuah halte,dia duduk dan mengecek handphonenya,untung dulu dia sempat dibelikan handphone oleh mamanya,walaupun tidak secanggih pemberian papanya,namun dia masih bahagia saat menggunakan handphone itu "hiks..."isakan tangisnya pecah saat melihat foto keluarganya yang dulu "mamah....hiks...mamahhh liat Prilly nangis ya ma...emang Prilly ngga Pantes disebut anak lagi ma...hiks...Prilly udah hampir membunuh calon putra mahkota keluarga papa ma...hiks...bahkan Papa ngga anggep Prilly anaknya...mah...bimbing Prilly dong mah....hiks...Prilly
Mohon mama Bantuin Prilly biar Prilly bisa sehebat mama..."lirihnya,tangisannya semakin menjadi-jadi,dia kembali melangkah,tak ada taksi yang lewat,karna memang sudah hampir subuh,Prilly terus berjalan hingga dia menemukan sebuah taksi yang ada didekat mini market "Pak,," "eh iya neng,mau kemana?" "Saya mau ke apartement Primaikarya Pak" "Ohh,apartement primaikarya...Silahkan neng,sini saya Bantuin masukin kopernya"ujar sang supir taksi "makasi Pak..."jawab Prilly,sepanjang perjalanan prilly hanya terdiam,ucapan-ucapan papanya terus terngiang,dia bahkan sesekali menitikkan air matanya,dan dia seka air mata itu dengan pelan,dia membuka handphonenya dan melihat fotonya dengan Ali "aku kangen kamu..."lirihnya,jika saja Prilly saat itu mau egois mungkin dia tidak Seperti sekarang ini.

Teroris,I Love you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang