Part 19

1.2K 58 5
                                    

Keheningan yang merengkuh keluarga besar itu seolah menjadi pengedap suara mereka,tak ada yang mengeluarkan suara,tak ada yang beranjak bahkan hanya sekedar untuk menghela nafaspun mereka tak mampu,gadis itu,gadis itu kembali terbaring lemah,kondisinya bahkan lebih parah dari terkahir kali dia terbaring seperti itu,tak lama seorang pria yang notabenenya adalah dokter yang menangani gadis itu keluar dengan helaan nafas berat,hal itu menambah ketakutan semua orang yang ada disana "dokter gimana keadaannya dok?" "Benturan di kepalanya cukup keras,dan pasien mengalami kerusakan diarea saraf matanya,dan itu membuat pasien mengalami kebutaan"bagaikan sambaran petir berjuta volt semua seketika menegang,dan seketika air mata itu kembali menghiasi keluarga ini "ngga mungkin,ngga mungkin dok!! Prilly ngga mungkin buta!! Jangan bercanda dokter"mark seketika mencengkram kerah leher kemeja dokter itu "sabar tuan,sabar,itu yang telah terjadi,saya hanya bisa menyampaikan"ujar dokter itu sambil mencoba menenangkan mark "NGGGAKKKKK"teriakan itu keluar dari mulut lelaki tampan itu,seketika tangisnya pecah "kenapa tuhann!!!! Kenapa dia yang harus selalu menerima hukuman kenapaaaa"teriak mark menjadi-jadi,mark bangkit dan mengambil handphonenya "bawa Ali ke markas sekarang"ujarnya di telfon lalu segera menuju ke arah markasnya..

Sedangkan,saat itu ali tengah meluapkan amarahnya,semua kekecewaannya dia luapkan ke arah samsak didepannya *bugh* *bugh* *bugh* bahkan tangannya sudah mengeluarkan darah dan membiru akibat kerasnya pukulan yang dia layangkan ke arah samsak yang ada didepannya,saat dia tengah memukuli samsak itu,bel rumahnya berbunyi "biar mama aja Ali"ujar Merlia,Ali hanya mengangguk,dia kembali memukuli samsak itu "Ali...ada yang cari kamu sayang"ujar Merlia sambil mendekati anaknya "siapa ma?" "Temui aja ya"ujar Merlia lembut dijawab anggukan oleh Ali,ali melihat David,sekretaris kepercayaan keluarga Alkarian dirumahnya "ada apa?" "Maaf tuan,tuan diminta datang ke rumah oleh tuan mark"ujar david sopan "aku tidak bisa,aku sibuk"tolak Ali "tapi tuan,ini menyangkut nona Prilly" "gue udah ngga ada urusan sama dia"jawab Ali lagi "sebentar saja tuan..,nanti saya bisa dipecat kalau gagal membawa tuan ke rumah tuan mark"ujar David memohon "Yaudah,gue dateng"ujar Ali akhirnya,hal itu membuat David bernafas lega,Ali masuk dan mandi lalu mengganti pakaiannya,kemudian dia dan David menuju ke rumah mark,di perjalanan Ali merasa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya,terutama mengenai Prilly,entah kenapa bentakannya waktu itu terasa sangat menyakitkan,tapi hatinya juga sakit saat melihat kejadian itu,tak ada pembicaraan selama 30 menit perjalanan dari rumah Ali menuju rumah mark,saat sampai,Ali diantarkan oleh David menuju ruangan dimana mark menunggunya.

Tatapan itu,tatapan penuh kesedihan yang pertama kali dilihat oleh Ali "hai li"ujar mark santai "hai juga bang,kenapa ya bang nyuruh gue kesini?"tanya Ali To the point "duduk dulu"ujar mark sambil mempersilahkan Ali duduk Dihadapannya Ali menduduki kursi itu,entah perasaannya saja atau memang suasana disini sangat berbeda "nih"mark menyerahkan berbagai foto kepada Ali,disana terlihat foto gedung,dengan tanggal booking,gaun pengantin dan juga tuxedo berwarna senada dengan gaun itu,bahkan WO ternama yang sudah di booking atas nama Prilly,Ali mendongak bermaksud bertanya pada Mark mengenai foto-foto itu "semua itu persiapan pernikahan elo sama Prilly"jawab Mark,bahkan sebelum Ali menanyakannya Mark langsung menjawab semua pertanyaan yang ada di benak Ali "elo ada apa sama Prilly Li?" "Maksud elo bang?" "Lo ada masalah sama Prilly?"entah kenapa pertanyaan itu seolah menikam Ali,padahal nada bicara Mark sangat santai

Ali pov
Gue yang ditanya kaya gitu entah kenapa terasa kaya dicubit pas dihati kecil gue,gue menatap bang Mark dan menceritakan semuanya yang gue lihat "gue waktu itu,liat Prilly lagi sama Cowo yang ngga gue kenal bang,bahkan mereka ketawa lepas,itu bukan masalah buat gue,yang jadi masalah waktu cowok itu nyium Prilly pas di bibirnya" gue jujur,gue ngga akan marah kalau Prilly deket sama cowok lain,tapi,gue Paling ngga suka liat Prilly dicium cowok lain,bahkan waktu itu gue langsung narik Prilly biar lepas dari cowok itu,dan Prilly terkejut itu satu alasan kenapa gue yakin mereka emang ada hubungan dibelakang gue,apa gue salah kalau gue cemburu? Kayanya ngga,siapapun ngga akan rela liat calon istrinya dicium laki-laki lain bahkan didepan matanya,bang Mark menghela nafas berat "gue ngga nyalahin elo sepenuhnya li,Prilly emang salah disini,gue mohon maaf atas nama Prilly,tapi cara elo ngga bener,perlu Lo tau,Prilly ngga gampangan,dia ngga akan mau dicium cowok lain,dan gue yakin Prilly waktu itu juga dibawah paksaan,soalnya di leher Prilly kaya ada bekas cekikan"penuturan bang Mark menbuat gue memflahback kejadian waktu itu,posisi cowok itu memang memegang leher Prilly,ya Tuhan,apa bener Prilly korban? Astaga Ali,elo lagi lagi salah ambil tindakan,bang Mark menatap gue dengan tatapan yang sulit gue artikan "temui Prilly li,dia perlu elo"ujar bang Mark,bang Mark menyerahkan sebuah kertas ke gue isinya alamat,alamat apa ini? Gue asing banget sama nama jalan dan nomer rumahnya "Lo akan tau sendiri"jawab bang Mark lagi "gue mohon,temui dia ya li,selesaiin semuanya,sebelum elo nyesel kemudian hari"ujar bang Mark lagi
Setelahnya bang Mark pergi,gue memutuskan untuk pamit pulang,dijalan,gue terus memikirkan perkataan bang Mark,ada apa sama Prilly? Dimana dia? Terus ini alamat siapa?! Gue yang ngga fokus memutuskan untuk menepi,gue menenggelamkan kepala di lipatan lengan,beberapa saat setelah tenang gue mutusin buat lanjutin perjalanan,saat diperjalanan dipinggir jalan ada penjual bunga,gue putuskan buat membeli sebuket bunga kesukaan Prilly,gue bakal ke apartement dia,gue mau selesaiin masalah ini baik-baik,gue ngga mau dia kaya dulu cuma gara-gara gue,setelah menunggu 20 menit,akhirnya bunga itu ada ditangan gue dan gue melanjutkan perjalanan..
Ali pov end

Teroris,I Love you Where stories live. Discover now