Angelo

393 47 9
                                    

"Angelo! Come on here.. kau harus sarapan nak!"

"Wait a minute, mom! Ginger mencuri sepatu baruku!"

"Ayah akan membelikan yang baru, ayo cepat makan!"

"Mom.."

"Come on Angelo, kau tidak ingin ibu marah bukan?"

"Okay.. I'm going,"

Mengambil sebuah napkin lalu merapihkan sisa makanan yang ada dimulut putera semata wayangnya, dia adalah sosok ibu yang sangat sempurna.
Memperhatikan puteranya dengan intens, dan penuh perhatian.

"Bu.. bisakah kau berkedip untuk beberapa waktu?"

"Uh? Why?"

"Kau menatap makanan-ku terlalu dalam, bahkan aku bisa melihat air liur-mu menetes," puteranya terkekeh, dia sedang menggoda ibunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau menatap makanan-ku terlalu dalam, bahkan aku bisa melihat air liur-mu menetes," puteranya terkekeh, dia sedang menggoda ibunya. Karena gugup dia mencoba mengalihkan perhatian ibunya terhadap dirinya. Sungguh, dia terlalu malu untuk ditatap oleh ibunya sendiri terlalu dalam.

"Dasar anak nakal, aku tidak tertarik dengan makanan-mu, bocah. Kenapa kamu begitu menggemaskan sayang," dia mencubit puteranya dengan gemas. Padahal anak itu sudah berusia sepuluh tahun, tapi baginya anak itu hanyalah seorang bayi besar.

"Oh ayolah bu. Aku bukan bayi berusia tiga bulan yang bisa kau cubit gemas. Aku sudah besar," dia menggerutu kepada ibunya, dan menampilkan wajah cemberut yang sangat menggemaskan untuk ibunya.

"Oh lihatlah, bayi Angelo menggerutu" ibunya tertawa ringan, dia suka menggoda Angelo dengan sebutan bayi.

"Hello, big baby"

"Uggh! Come on dad.. Jangan merusak rambut-ku" anak itu menyisiri rambutnya sendiri dengan tangan kirinya. Dengan wajah cemberut yang super menggemaskan. Ayahnya duduk disebelahnya, sambil mengikat tali sepatu.

"Ayah mau pergi kemana?"

"Pergi menangkap ikan paus untuk dijadikan peliharaan. Kau mau ikut?"

"Benarkah? Aku mau ikut!"

"Tentu, kau harus ikut. Karena kau akan kujadikan sebagai umpan. Bagaimana?"

"Mommy! Kenapa aku punya ayah yang super jahat?" Dia mengadu kepada ibunya, sambil membawa piring untuk ditaruh diwastafel. Dia sangat mandiri.

"Kenapa memangnya?"

"Pria disana ingin menjadikan-ku sebagai umpan untuk menangkap ikan paus. Seriously? Apakah dia tidak sayang kepadaku?"

"Daddy.. apa kau berucap seperti itu kepada bayi-ku?"

"Aku? Aku hanya menawarkan saja, mom. Itupun kalau dia mau ikut denganku. Tapi kalau tidak, yasudah. Aku bisa pergi dengan Brian."

"Aku sudah memarahi ayahmu. Cah, sekarang kau mau ikut atau tidak?"

"Bahkan ibu hanya bertanya dengan ayah seperti itu. Apa itu yang disebut sebagai 'memarahi'? Ya aku akan ikut. Tapi sebelumnya aku ingin pergi kekamar dan mengadu kepada Mama"

***

"Hai Mama. Bagaimana kabar-mu. Hari ini aku akan pergi memancing dengan ayah. Apa kau tahu? Ayah ingin menjadikan-ku sebagai umpan. Ayah sangat jahat, tapi aku mencintai ayah. Seperti Mommy Fany yang mencintai Daddy. Atau seperti Mama yang menyayangi Daddy" menantap sebuah figura sambil bercerita dengan sangat bersemangat. Dia terus tersenyum dengan seseorang yang berada didalam photo.

"Oh ya, kemarin Thomas dan teman-temannya yang lain kembali mengerjaiku. Mereka menyembunyikan dan merusak tugas harian-ku. Tapi, Mommy Fany melarangku untuk memukul mereka, karena itu perbuatan yang tidak benar. Tapi mommy hanya menyarankan kepada ku, seperti 'Jika dia tetap menganggu-mu, lapor saja kepada pak guru ataupun ibu guru. Biar mereka dihukum' . Lalu aku mengikuti saran mommy, dan mereka bertiga akhirnya dihukum oleh pak guru"

"Angelo, apa kau sudah selesai? Ayo ayah mau berangkat"

"Sudah dulu ya, ma. Nanti kuceritakan lagi. Jangan lupa malam ini datang ke mimpiku. Saranghae"

END

SHORT STORY (TAENY)Where stories live. Discover now