Best Friend

2.5K 253 38
                                    


Mereka berjalan kaki berdampingan sore itu, menghabiskan waktu seusai perkuliahan menuju apartemen mereka yang saling berdekatan.

"...sampai tidak bisa menghentikan tawaku." P'Arthit bercerita dengan wajah penuh humor. "Ai'Knott sampai memukul kepalanya saking kesalnya."

Kongpop yang tidak terlalu mendengarkan, lebih memilih tersenyum menikmati pemuda tampan—sekaligus cute---itu menceritakan harinya yang panjang.

"Kau tahu kan dosen kita itu galak luar biasa, Ai'Bright harusnya berpikir dulu sebelum mengisi lembar jawabannya. Dan begitu hasilnya dibagikan, dia benar-benar dipermalukan." Tawa P'Arthit geli. "Dia sudah pernah melakukannya di tahun pertama. Dan sekarang dia mengulanginya lagi, makanya dosennya marah."

"Kau tahu Kong, dia menggambar wajah dosen itu lebih konyol dari sebelumnya. Rambut putihnya sudah tidak ada, tapi ia membuat kepalanya separuh botak." Mata Arthit menyipit karena tertawa. "Aku sampai sakit perut menahan tawa, tapi karena teman-teman sekelas tertawa aku jadi lepas kendali." Arthit tertawa lepas mengingat kejadian yang ia ceritakan. "Ai'Toota sampai terjatuh dari kursinya saat tertawa. Kelas benar-benar berubah jadi gaduh."

Mereka berhenti sejenak di tengah perjalan. Kongpop memperhatikan betapa senang P'Arthit-nya sekarang. Matahari senja menyinari sebagian wajahnya, separuhnya terang oranye melengkapi keindahan si pemilik wajah. Kulitnya jadi terlihat lebih lembut di mata Kongpop. Tawa dan bahagianya juga menimbulkan semburat merah di pipinya.

"Mungkin Ai'Bright harus menggambar komiknya sendiri. Dia berbakat menggambar hal-hal konyol." Katanya mantap. Ia orang yang peduli dengan teman-temannya. Tanpa harus bersikap heroik—seperti Kongpop—dia dan teman-temannya selalu memperhatikan satu sama lain. "Sekarang yang aku takutkan dia tidak bisa lulus mata kuliah itu."

"Lalu, apa yang dilakukan P'Bright?" Tanya Kongpop, menuntun pemuda itu mulai berjalan lagi.

P'Arthit memandangnya penuh cemas. "Dia sudah meminta maaf, tapi semoga saja dosennya tidak dendam." Mereka sudah menghafal jalan ini dengan baik. Hampir tiap hari mereka melaluinya bersama. Berpegangan tangan. Menikmati angin sore yang menangkan. Menikmati waktu berdua, mengacuhkan pandangan orang-orang. Karena mereka hanya ingin menikmati waktu ini, detik ini, berjalan berdampingan menceritakan hari yang mereka lalui.

Mereka berjalan dengan lambat—tidak membiarkan waktu mencuri kesempatan mereka bersama. Terkadang, mereka lupa berapa lama mereka berjalan hanya untuk mencapa tempat tinggal mereka yang sebenarnya tidak jauh. Terkadang, mereka asyik bercerita—menggoda satu sama lain, merasa merekalah satu-satunya pasangan paling bahagia di dunia. Terkadang, mereka berjalan berangkulan, bercerita dengan antusias dan tawa, seolah mereka adalah sahabat akrab semasa kecil.

"Kong, malam nanti kau ke kamarku yah. Aku baru membeli DVD baru. Kita harus nonton bersama." Kata P'Arthit begitu mereka akan berpisah. Kongpop tidak bisa menemukan alasan untuk tetap bersama pemuda itu, jadi dia bersyukur P'Arthit-nya mengajaknya menghabiskan waktu malam nanti. Di kamarnya. 'Jangan berpikir yang lain, Kong!' Umpatnya dalam hati.

"P'Arthit tidak ada tugas yang harus diselesaikan?" Tanya Kongpop. Sedikit menyesal untuk bertanya dan berharap pertanyaannya tidak membatalkan niat P'Arthit.

"Aku sudah menyelesaikannya tadi di perpustakaan. Tapi kalau kau punya tugas, kita nontonnya lain kali saja."

"No!" potong Kongpop cepat. "Menemani pacarku menonton juga sudah jadi tugasku, P'Arthit."

"KONGPOP!" seru P'Arthit lalu berjalan cepat memasuki gedungnya.

Kongpop tidak perlu jadi pacar yang baik setiap saat, sebagai sahabat pun—tempat ia bercerita dan tertawa lepas, ia selalu bersyukur bisa jadi orang yang berarti bagi seorang Arthit Rojnapat.

.

Love...

.

Love is...

Being your best friend... next to you forever...

.

.

Notes:

I hope u can enjoy this one. Chapter kemarin banyak yang gak ngerti. Faktanya emang sulit nulis plot cerita dengan sependek ini. Konsep awal aku bkin cerita ini emang pengen nulis cerita yg tdk lebih dari 500 kata. Jadi, jangan terlalu dipikirin plotnya, nikmati saja momen mereka >.<

Anyway, silahkan check ff sotus ku yang lain. Aku baru update jg tuh yang sebelah. See you next update. Thanks for ur support, guys!!

Love Is... (SOTUS Fanfiction - Bahasa Indonesia)Where stories live. Discover now