Lucky Me

1.7K 215 26
                                    

Arthit kesal setengah mati. Hari ini benar-benar buruk. Tak ada satupun yang berjalan lancar sesuai rencananya. Entah sudah keberapa kalinya dia mengutuk seharian ini. Alisnya bertaut, keningnya berkerut, bibirnya mengerucut tak senang. Kalau diingat-ingat lagi, sejak pagi harinya sudah penuh kesialan.

Mulai dari bangun telat (yang ini tidak membuatnya terlalu panik), kemudian begitu ia hendak keluar dari kamarnya, kunci yang ia putar di lubangnya patah menjadi dua. Ia memutuskan mengabaikannya lalu buru-buru ke kampus untuk menghadiri kelasnya. Ia akan mengurusnya nanti, pikirnya.

Akibat begadang melihat-lihat feed di instagram milik Kong, sekarang matanya benar-benar berat untuk dibuka. Ia masih kepikiran dengan gadis-gadis yang tidak berhenti mengomentari atau memberi love pada foto-foto Kong. Dan hal yang terbaik yang bisa dilakukannya adalah memberi like pada semua foto Kong, dengan harapan gadis-gadis itu sadar kalau Kong sudah punya kekasih. Semoga.

Dengan pikiran yang tidak fokus, Arthit kembali harus tertimpa sial karena ia lupa membawa buku-buku yang harusnya ia kembalikan ke perpustakaan hari ini. Terpaksa uangnya harus keluar lagi untuk membayar denda. Kartu perpustakaannya sudah penuh dengan coretan denda. Menyebalkan.

Belum berakhir disitu, setelah kelas paginya berakhir, professor memintanya mengisikan data perkuliahan yang sangat panjang dan menghabiskan hampir seluruh waktu istirahat siangnya. Ia tidak bisa mengeluh, perutnya keroncongan. Ia hanya berusaha mempercepat semuanya dan bisa berlari ke kantin segera. Dan tepat setelah ia pamit pada professor, pesan singkat dari Kong masuk di ponselnya:

"Aku ke kelas duluan, P'. Makanlah sebelum waktu istirahat habis." Tulis pacarnya itu. Ia tidak bisa menyalahkan Kongpob, pemuda itu sudah menunggunya sejak tadi di kantin, seperti hari-hari biasanya. Tiba-tiba nafsu makannya hilang dan ia memutuskan memutar arah menuju kelasnya berikutnya.

Ia berjalan di koridor dengan murung, tatapannya hanya menatap ke bawah. Dan begitu ia tiba di depan kelasnya, pintunya mengayun membuka dan menghantam jidatnya. Ia terhuyung ke belakang, tatapannya pusing sekilas. Sang pelaku tidak sadar dan pergi begitu saja tanpa menolongnya. Arthit murka, dan begitu ia ingin meledak, koridor sudah kosong. Pintu kayu itu yang jadi sasaran tinjunya. Menyebalkan.

Belum lagi begitu dia di kelas dan duduk di bangku tengah, ia harus mendapati kesialan lainnya. Pantatnya terasa aneh dan mengganjal. Yang ternyata antara celana dan bangku yang ia duduki, terhubung dengan benda kenyal berwarna pink pucat—permen karet bekas kunyah.

Ia pernah membaca suatu artikel di internet bahwa dalam 100 hari biasa yang kau lalui, pasti akan terselip satu hari super sial. Arthit tidak terlalu mempercayainya, tetapi sekarang ia hanya berharap hari ini cepat berlalu. Dan sore ketika semua kelasnya berakhir, ia pun melangkah lemas bersiap pulang.

Kongpob punya kebiasaan menyuruhnya pulang lebih dulu ketika kuliah Arthit berakhir lebih cepat. Dan jika sebaliknya—kuliah Kongpob lebih cepat—pemuda itu akan menunggunya untuk berjalan bersama. Begitu pula sore itu.

Dari kejauhan Arthit bisa melihat kekasihnya itu berlari kecil kearahnya, dengan suara sepatu yang menghentak di tiap langkah. Pemuda itu tersenyum lebar, satu senyuman yang bisa membuatnya lupa dengan kunci yang patah, denda dari perpustakaan, permen karet, atau professor yang menyebalkan. Ia tidak sempat berkata-kata, ketika pemuda itu tampak panik melihat dahinya yang benjol dan memerah. Atau ketika pemuda itu menyeretnya ke kedai makan terdekat dan memaksanya makan seporsi nasi dan segelas susu pink karena ia tahu Arthit melewatkan makan siangnya.

Ini bukan hari sialnya, dan ia tersenyum untuk pertama kalinya hari ini. Satu hal yang ia pikirkan adalah betapa beruntungnya dirinya.

.

Love...

.

Love is...

...used to think I was unlucky, Until I met You...

.

.

Notes:

Akhirnya setelah beberapa minggu menghilang....

Inspirasiku udah habis kesedot sama kerjaan di kantor, dan wattpad jadi terbengkalai. Big Sorry~

Untuk cerita aku yang lain juga gitu, akan tertunda hingga waktu yang tak ditentukan. Tetap lanjut kok, tapi aku ngetiknya dikit-dikit tergantung ide dan inspirasi. karena kadang udah ada waktu kosong, tapi malah idenya yang macet. kalian yang nulis pasti pernah ngerasa kek gini, kan??

Aku harap kalian bisa bersabar untuk baca kelanjutan cerita-ceritaku.... dan terima kasih untuk supportnya. See you~ Love You~

Love Is... (SOTUS Fanfiction - Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang