Dua

42.6K 478 7
                                    

Samar-samar terdengar suara seperti sedang berteriak kepadanya, awalnya dia tidak terlalu perduli. Namun pada saat suara tersebut sudah mulai mendekat sontak saja Serra yang mendengar itu langsung saja terbangun dari tidur nyenyak.

"Serra bangun! Apa kamu tidak sekolah hari ini?" teriak ibu dari luar kamar.

"Sekolah bu, tapi nanti dulu kenapa sih. Lagian masih jam 5 juga" jawab Serra sedikit ketus karena dia merasa begitu kesal, sebab dia seperti baru saja menutup matanya.

"Jam 5 apanya, bangun sekarang. Kamu tau hari ini udah jam setengah 6, nanti terlambat sampai sekolahnya." teriak ibu lagi.

Serra yang tadinya mengantuk, dan pada saat mendengar ibu bilang sudah menunjuk pukul 06.30. Sontak dia kembali terkejut, dia membelalak matanya cukup lebar karena masih tidak percaya dia bisa bangun terlambat hari ini. "Duh"

"Yang benar saja, kok aku bisa bangun kesiangan gini sih. Oh mati aku, hari inikan hari senin. Sebentar lagi mau upacara, bagaimana nih" panik Serra yang tidak tau harus apa.

"Oke tenang Serra. Masih tinggal 25 menit lagi, jadi hari ini terpaksa mandi ekstra kilat." ujarnya dan langsung bergegas pergi ke kamar mandi.

Setelah Serra sudah selesai mandi dan mengenakan pakaian seragam sekolahnya. Serra langsung bergegas menuju teras rumah untuk memakai sepatu. Ketika dia merasa bahwa sudah selesai semua, Serra pun berpamitan kepada ibunya dan melenggang pergi, tetapi pada saat ibunya ingin memanggil, anaknya itu sudah menghilang. "Lah, perasaan baru juga keluar udah hilang. Biar ajalah salah sendiri, kebanyakan drama. Jadi telat bangunkan" seru ibunya, seakan menikmati hari terlambat Serra hari ini. Mungkin kesal juga, karena anaknya itu kebanyakan drama semalam, dan semalam dia juga sampai ikut bergadang juga.

"Ayo cepat. Masih tinggal 15 menit lagi. Kalau tidak kau akan di hukum berdiri di lapangan upacara" ucap Serra begitu panik.

Ketika sesampai di halte untuk menunggu angkot, Serra merasa kalau hari ini adalah hari kesialan. Bagaimana mana tidak, di hari dia telat begini masa iya tidak ada satu pun angkot yang lewat.

"Ya ampun, ini seriuskan? Mesti kah aku bolos saja hari ini" serunya, entah kenapa masih pagi gini sudah bikin bad mood saja.

"Duh gimana ya kalau pun jalan kaki, sekolahnya masih jauh." ucapnya lagi.

Serra melirik arlojinya sekilas, dia cukup lama menatapnya. Karena jam masuk sekolahnya sudah lewat 5 menit yang lalu, mungkin sudah telat sekali kalau dia datang ke sekolahnya itu "Ehm, bodoh amat lah. Bolos satu hari tidak akan rugikan. Lagian aku juga malas sekali belajar hari ini, udah itu matematika lagi. Oke Serra, saatnya untuk pulang. Yeee" ucap serra begitu kegirangan.

Namun sialannya lagi pada saat dia ingin melangkah untuk menyebrang. Tiba-tiba saja datang sebuah mobil sport berwarna hitam yang berhenti mendadak tepat di depannya. Dia begitu terkejut, hampir saja dia tertabrak oleh mobil tersebut. Jika sesampai terjadi, hari ini adalah hari terakhirnya dia bertemu ibu menyebalkannya itu. "Mobil sialan ini emang minta di hancurkan" gumam Serra kesal.

"Hei dasar orang kaya seenaknya berhenti mendadak. Kalau aku mati bagimana, kau mau tanggung jawab?!." kesal Serra lagi kepada seseorang yang ada di dalam mobil.

Serra sangat kebingungan lantaran mobil tersebut begitu hening sekali, apakah orangnya sudah mati mendadak di dalam mobil. "Ini yang pake mobil udah mati kah?" ujarnya lagi.

"Hei, budek. Pura-pura enggak denger ya sialan. Keluar tidak sekarang, apa mau aku pecahin kaca mobil kesayanganmu ini?!." Serra sama sekali tidak bisa menahan emosinya, melihat orang yang ada di dalam mobilnya itu tidak mau keluar.

Karena begitu kesalnya Serra memberanikan diri untuk mengetok pintu kaca mobil tersebut. "Buka, Buka sekarang!"

Seseorang yang berada di dalam mobil tersebut tidak bisa lagi mendengar celoteh gadis itu. Dengan begitu marahnya, orang itu pun keluar dari mobil hingga membuat Serra yang berdiri disana terdorong sedikit pada saat pria itu membuka pintu mobilnya. Melihat seorang gadis yang berteriak kepadanya membuat dirinya juga tidak bisa mengontrol emosi, dan juga seorang pria yang berada di dalam mobil tersebut menutup pintu mobilnya begitu keras hingga membuat Serra yang melihatnya pun begitu terkejut.

Two Handsome Men (REVISI)Where stories live. Discover now