BAB 17

8.7K 411 0
                                    

"Baik anak-anak, sebelum kita pergi, kalian harus mengambil undian terlebih dulu. Tujuannya, untuk menentukan sama siapa kalian akan duduk. Mengerti semua?!!" ujar Bu Citra, salah satu guru kekinian serta favorit seluruh murid SMANSA.

"Mengerti Buk!!" seru mereka serempak. Segera, mereka berjalan mendekati Bu Citra dan mengambil undian tersebut. Ketika, melihat nomor yang tertera seketika lapangan yang menjadi tempat mereka berada kini, berubah heboh.

"Al, lo dapat nomor berapa?" tanya Vika.
"Nomor tujuh bagian kanan, lo sama Ninda?"

"Gue nomor lima bagian kiri, dan spesialnya gue satu bangku sama Rizky!" sahut Vika girang. Allamanda dan Ninda saling tatap, tersenyum penuh arti. Vika yang mengerti arti tatapan kedua sahabatnya itu, hanya mampu tersenyum kikuk.

"Kalau gue sama kayak lo. Cuma, gue di depan lo."

"Al, lo dapet nomor berapa?" tanya Sam yang entah datang darimana.

"Tujuh bagian kanan."

Sam tersenyum lebar. "Kayaknya, kita emang jodoh."

"Perhatian semua!! Karena bisnya telah datang, maka kita akan berangkat sekarang. Kalian siap?!!" seru Pak Jack

"Siap!!"

"Let's go!!" Mereka berseru riang, lantas masuk ke dalam bis dan duduk di tempat yang sesuai dengaan nomor undian mereka. Perlahan, bis pun bergerak menuju tempat tujuan mereka. Perjalanan yang akan ditempuh cukup jauh, kurang lebih 47 km dari sekolah mereka.

"Al," panggil Sam.

"Hm?"

"Kayaknya, kita emang jodoh."

"Lo udah bilang tadi."

Sam terkekeh. Namun, ekspresinya itu berubah serius. "Bagaimana perasaan lo sama gue?"

"Gue nggak tahu."

"Lo suka sama gue?"

"Belum."

"Kalau gue nembak lo, apa lo akan terima?"

"Mungkin." Allamanda menyahut asal.

Sam tersenyum lebar. "Makasih," katanya sembari mencubit pipi Allamanda gemas.

Allamanda menoleh ke arah Sam. Ia mendelik. "Gue nggak bilang iya, kenapa lo harus berterimakasih?"

"Karena, itu adalah kode jika lo akan nerima gue."

"Geer!"

"Biarin, yang penting gue ganteng."

"Serah."

"Ciee, ngambek." Allamanda mendengkus lantas kembali menatap ke luar jendela. Sam memperhatikan wajah Allamanda dengan intens, entah hanya perasaanya atau memang gadis di depannya ini tengah bersedih. Terlihat dari, gurat sendu yang tergambar jelas di wajah dan manik matanya. Refleks, Sam meraih headset dari dalam tasnya, dan memasangkannya pada Allamanda dan juga dirinya. Allamanda berbalik, ia baru saja ingin protes saat lagu yang selalu berhasil membuatnya tenang, melantun indah di telinganya.

Bad Boy Love Cold GirlWhere stories live. Discover now