BAB 27

7.6K 369 6
                                    

"Pagi, Tante,” Sam memulai ketika pintu yang sedari tadi ia tunggu terbuka.

“Pagi, Sam. Cari Allamanda ya? Ayok masuk.” Sam mengangguk dan mengekori Samanta dari belakang. Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, Samanta memutuskan untuk tinggal bersama Allamanda. Kabar gembiranya, Allamanda menyetujui hal tersebut dan mencoba membuka diri dengan tantenya itu.

“Duduk dulu, Sam biar tante panggilin Allamanda bentar.” Sam hanya mengiakan. Kemudian, Samanta melesat menuju kamar Allamanda. Ia mengetuk pintu tersebut beberapa kali hingga, sang pemilik keluar. Allamanda kelihatan seperti, orang baru bangun tidur dengan kaos oblong serta celana pendek, jangan lupakan rambutnya yang ia cepol acak-acakkan.

“Ada apa, Tan?”

“Ada, Sam di bawah.”

Allamanda mendengkus. “Mau ngapain lagi, sih?”

“Ya, nyariin kamulah. Nggak mungkin kan, dia nyari Tante.”

“Aku tahu Tan," Allamanda mendelik. "Tapi buat apa coba? Emang dia nggak bosen lihat muka aku? Aku aja bosen lihat wajah dia.”

Samanta terkekeh geli. “Ya udahlah ya, daripada kamu ngedumel di sini, mending turun aja ke bawah.” Allamanda mengangguk pasrah. Gagal sudah rencananya untuk berpacaran dengan kasurnya. Sesampainya di bawah, ia melihat Sam yang kini tengah duduk di sofa sembari menyandarkan punggungnya.

“Sam, ini Allamandanya. Silahkan ngobrol sepuasnya, Tante ke belakang dulu.”

“Makasih, Tante.”

“Ngapain lo ke sini?” tanya Allamanda setelah Samanta pergi.

“Dih, galak bener. Emang salah, datang ke rumah pacar sendiri?”

“Salahlah!" Gadis itu jadi sewot. "Hari ini, jadwal gue tidur sepuasnya dan karena lo datang, agenda gue itu jadi nggak terlaksana. Lo nggak tahu apa, gue tuh capek. Mana kemarin-kemarin air mata gue terkuras, kepala gue sakit, perut gue sakit, bahkan sampai pingsan. Sekarang, gue bayar semuanya aja nggak bisa. Dan itu karena siapa? Karena lo kampret!” cerocos Allamanda yang telah duduk manis di samping Sam.

Sam menatap Allamanda lekat. “Apa ... lo masih sedih?” tanya Sam hati-hati.

Allamanda menghela napas berat. “Lo nggak perlu bertanya Sam, sedih itu pasti. Bahkan, gue nggak yakin jika hati gue masih berbentuk sekarang. Tapi, gue nggak mungkin terus-menerus larut dalam kesedihan. Gue mencoba untuk mengikhlaskan apa yang telah terjadi, toh juga mereka nggak akan senang kalau lihat gue seperti ini.”

Sam tersenyum, menepuk-nepuk bahu Allamanda bangga. “Lo emang cewek kuat. Hati gue emang nggak salah, milih.” Allamanda memutar bola mata malas.

“Ini, minum dulu Sam,” ujar Samanta seraya meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja.

“Haus atau doyan?” tanya Allamanda ketika melihat jus jeruk yang baru di bawa Samanta tersisa setengah akibat ulah Sam.

Sam yang mendengar nada sinis dari pacarnya itu tertawa saja. “Dua-duanya.”

Samanta menggeleng maklum. “Al, sebentar kamu mau kemana?”

“Nggak Tan, emang kenapa?”

“Tolong, beliin keperluan dapur ya, soalnya tante lihat udah hampir abis.”

Bad Boy Love Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang