Hari-hariku indah terajut bersamamu.
Namun kau bukan milikku, Tuan.Sadarkah engkau, jika kau rembulan malam?
Apa indahku di matamu?Musim hujan telah berlalu, kawan. Tak bisakah engkau nikmati musim semi ini?
Karena kau musim semi ku, Tuan. Aku kira kau tahu itu.Jelaskan mengapa dunia berputar mengelilingi kita, wahai sahabat!
Bukankah hatimu telah tahu. Jika, dunia ini adalah milik sang kuasa?Tahanlah, dan ecaplah. Karena kau pasti sakit. Dunia ini milik kita berdua, kita lakon dalam reuni dunia. Mampukah engkau memaknainya?
Sungguh, percayalah, jika hati tak mampu bersua. Kenapa, Tuan, tanyakan kalimat itu pada hamba.Mungkin kau bukanlah siapa, tapi ketahuilah, jika kita dua serdadu dalam kekalutan.
Yang mampu kau kenang dalam hati. Kita kawan tak pernah kelahi. Karena kita satu mimpi.Tapi ecaplah sekali lagi, jika aku senyatanya, mencintaimu, Tuanku.
Minggu, 29 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
KLASIK √
Poetry❲𝗽𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴 𝘄𝗮𝘁𝘁𝘆𝘀 2017 𝗸𝗮𝘁𝗲𝗴𝗼𝗿𝗶 𝗡𝗲𝘄𝗰𝗼𝗺𝗲𝗿𝘀❳ Aku diterpa angin malam. Telingaku kalut, tertampar suara gagak hitam. Hingga aku tak dapat bermalam. Dalam hatimu yang tentram. © copyright 2017 R I N I...