Kata Terakhir✔

706 52 2
                                    

Dari sini aku berdiri, sumpah.
Nyaliku ciut untuk mendekat.
Hanya mendekat, rasanya sangatlah susah.
Aku mencoba, namun kalah cepat.

Baiklah, kali ini aku mengalah lagi.
Memilih kembali ke tempat tadi.
Mataku merembes saat ini.
Ayolah, aku hanya mendekat kenapa sulit sekali.

Dan, lagi kucoba, dan gagal lagi.
Sudah berapa kali ini?
Ribuan? Ratusan? Tak ternilai.
Aku pulang lagi.

Ingin mendekat saja sulit sekali.
Kenapa harus seperti ini?
Padahal ini adalah yang terakhir.
Aku tak ingin berakhir berair.

Kuusahakan pertemuan ini akan indah.
Padamu priaku, ingin ku pulang.
Dikecup dan direngkuh.
Tapi apalah, rasanya bukan sekarang.

Waktu tak lagi berdetik saat ini.
Aku tak akan mendekat.
Cukup kemarin, bukan lagi.
Aku tak ingin tersesat.

Hatimu selalu membuatku gelap.
Aku takut nanti ku kalap.
Tak dapat lagi berpulang.
Sedangkan kau baru datang.

Dari sini aku menatap.
Tak dekat, tak ucap.
Sesak di dada tak kunjung redup.
Kali ini, adalah penutup.

Baiklah, tak ada kata terakhir.
Aku memahami, kita hanya orang biasa.
Orang akan anggap kita hanya manusia.
Tanpa tedeng-tedeng cinta.

Dan, sekarang aku harus kembali pulang.
Selamat tinggal, kasih bayangan.
Hadirmu cukup membuatku senang.
Rasanya beranjak pun tak segan.

Kata terakhir memang tak ada.
Aku hanya punya tulisan, kau mau baca?
Tidak pun tak apa.
Asal, saat aku jauh jangan menyesal ketika membaca.

Kata terakhir, dariku.

Senin, 04 Juni 2018

KLASIK √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang