Mulai hari ini Kak Tandrie kembali masuk kesekolah. Karena kejadian tragis kemarin, kak Tandrie tinggal kelas. Aku sekarang duduk di kelas sebelas dan kak Tandrie duduk manis di kelas sepuluh. Tak apalah, senyum kami tetap terkembang. Sepertinya akan permanen ini.
"Pengumuman, dengerin semua! Ini kakak gue, Tandrie. Meski ia kelas sepuluh tapi dia senior kalian. Awas kalau kalian macem-macem. Gue bisa kirim kalian ke rumah sakit."
"Dek Nana, tidak perlu." Kak Tandrie berbisik pelan di telingaku.
"Tenang kak." Aku meyakinkan kak Tandrie. Tidak-tidak. Aku tidak akan membiarkan satu pun orang menyakiti kak Tandrie sekarang dan seterusnya.
"Dek, yang lembut donk. Kan sudah berhijab." Aku hanya nyengir mendengar nasihatnya. Aduh gimana ya, masih terbawa tomboy meski sudah pakai pakaian anggun ini.
"Kak, jangan lupa masakin ayam teriyaki untuk bayaran bodyguardmu ini." Aku lantas lari menuju ke ruang kelas sebelas.
"Huh, dasar!" aku hanya terbahak mendengar respon Kak Tandrie. Ya jadi anak kedua tidaklah buruk.
Setidaknya diriku pernah berjuang - Last Child
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat-Surat Kakak (1) [TAMAT]
Short Story3 Mei ........ Nana, apakah kakak benar-benar menganggumu? Merenggut kebahagianmu? Maaf, Nana. Kata maaf tidak akan pernah kakak letih ucapkan untukmu. Bilakah pergi lebih baik untuk kakak? Memang tak adil rasanya kakak tiba-tiba menyusup dalam hidu...