Empat

1 0 0
                                    

Haloo readers..
Maafkan dakuh baru bisa update :'( Huhuhu
Semoga kalian tetap jatuh cinta sama karya pertama ku ini yg masih banyak kurangnya ya...
Jangan lupa vomennya..
Vomen kalian, tanda cinta buat author..

Salam cinta,
- Author -

Tanggal keberangkatan Raya dan Listy ke Jepang sudah tiba. Raya sudah bersiap didepan rumah dengan koper dan tas kecilnya. Beberapa dering dari pesan masuk membuat ramai ponselnya. Teman-teman kantorr Raya yang tidak dapat mengantarnya ke bandara dan belum sempat menemuinya mengucapkan pesan perpisahan. Beberapa diantaranya menyampaikan pesan semoga sukses dan cepat kembali. Senyum pun terbentuk di sudut bibirnya menyadari betapa beruntungnya ia hadir ditengah-tengah orang yang begitu peduli terhadapnya.
“Sayang” Panggil Mama Raya lembut. Raya menoleh. Ia menatap wanita yang paling disayanginya itu.
“Iya Mamaku sayang. Ada apa?”
“Kamu hati-hati disana ya”. Raya mengernyitkan dahinya. Sudah berulang kali selama seminggu belakangan ia mendengar Mamanya begitu khawatir tentang kepergiannya.
“Mama. Aku sudah besar. Aku disana untuk belajar. Aku tidak akan lama. Aku juga pasti akan merindukan Mamaku yang cantik satu ini” Ucap Raya yang lalu memeluk Mamanya untuk meyakinkannya.
“Ini”. Raya menerima sebuah kertas note kemudian membacanya. Ia mendongak tak mengerti alamat siapa yang diberikan Mamanya. “Mama minta alamat ini dari Om dan Tante Ishizawa semalam. Mama tahu kau merindukannya dan sangat ingin bertemu dengannya”. Seketika pelupuk mata Raya membulat dan tergenang cairan bening. Ia memeluk Mamanya.
“Terima kasih, Ma”. Bisik Raya menumpahkan segala perasaannya dipundak sang Mama. Mama Raya mengangguk dan membelai rambut anak gadis yang paling disayanginya.
Sebuah mobil berhenti didepan rumah Raya. Sosok gadis yang tidak terlalu tinggi dengan rambut sebahu itu keluar dari mobil tersenyum kepada Raya dan Mamanya.
Are you ready?” Tanyanya. Raya mengangguk. “Ja! Iko” sahut Raya sembari mengangkat kopernya diikuti oleh Papa, Mama dan Adiknya. Raya menempatkan kopernya dibantu oleh Listy sedangkan keluarganya sudah masuk terlebih dahulu kedalam mobil. Setelah itu mereka segera melaju ke bandara.
Diperjalanan dering ponsel Raya terdengar.

From : 08188180xxxx 20.05
Kudengar kau akan pergi ke Jepang. Syukurlah. Itu berarti kau tidak akan mengganggu Pras lagi.

Raya menyipitkan matanya. Membaca berulang-ulang kali pesan dari nomor yang tidak ia kenal.
Siapa ini? Pras?Dia mengenalnya? Atau jangan-jangan. Erli? Gumam Raya.
“Siapa?” Bisik Listy ditelinga Raya. Raya tersenyum menggeleng seperti tidak ada kejadian apa-apa dengan pesan itu.

To : 08188180xxxx 20.10
Maaf kau siapa? Kau kenal dengan Pras?

Raya mencoba tenang berharap semua tidak akan seburuk yang ia bayangkan. Ponselnya berdering lagi.

From : 08188180xxxx 20,13
Tentu saja aku mengenalnya. Bahkan aku lebih mengenal dia lebih baik darimu. Kau hanya bagian dari masa lalunya! Jangan coba mengundang Pras kembali!

To : 08188180xxxx 20.15
Aku tak pernah mencoba mengingatkan ia pada masa lalu kami. Kau tenang saja. Kau harus yakin jika Pras memang hanya milikmu, Erli :)

Raya menghela nafasnya. Ia memang benar tidak pernah berniat membangunkan masa lalunya. Karena itu sama saja ia membuka kembali balutan luka yang sudah ia coba sembuhkan yang bahkan sampai saat ini masih menjadi bayangan hitam dipikirannya. Ponselnya berdering lagi membuyarkan lamunannya.

From : 08188180xxxx 20.18
Kau mengenaliku?

To : 08188180xxxx 20.20
Tentu :) Aku mengenalimu karena Pras yang menceritakanmu. Maka dari itu aku tidak akan pernah berniat buruk untuk menyakiti hubunganmu dengannya. Aku tahu dia bahagia denganmu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 14, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HONESTWhere stories live. Discover now