4. Tanpa Kabar

204K 11.4K 275
                                    

"Hati gue itu kayak atom. Kalau gak ada lo gak bakal stabil."

***

Hari Kamis, hari yang paling horor untuk kelas XII IPA 1. Hari ini adalah hari di mana semua pelajaran killer menumpuk di hari Kamis.

Bagaimana tidak killer? Fisika, Kimia, Ekonomi, Bahasa Inggris akan bergulat ria di hari Kamis. Apalagi pelajaran pertama adalah Fisika, dan saat ini seluruh penghuni kelas XII IPA 1 sengaja datang pagi-pagi hanya untuk menyalin PR mereka.

Suara riuh menggema. Ada yang berebut contekan, ada yang berteriak meminjam tipe-x dari belakang ke depan saling lempar sampai tidak tahu keberadaan si tipe-x ada di mana, dan ada yang santai membaca buku yaitu dialah si sumber contekannya.

Entah bagaimana lagi, tulisan yang tadinya rapi kini menjadi acak-acakan dan mirip sekali dengan ceker ayam, karena lima menit lagi bel masuk akan segera berdering dan Pak Joni selaku guru Fisika terkiller sepanjang masa akan datang tepat waktu membuat para siswa kewalahan menyalin PR-nya.

Naomi yang baru saja datang langsung disambut pertanyaan yang tidak penting sekali. "Naomi, lo udah ngerjain Fisika? Gue liat dong!" ujar Oki dengan wajah memelas.

Naomi memutar bola matanya malas, "Kebiasaan banget lo!" dengan rasa kesal Naomi mengeluarkan bukunya, "Nih, cepetan bentar lagi bel."

"Aduh makasih, Naomi!" seru Oki langsung berlari ke meja yang kosong dan langsung dikerubungi oleh teman-teman yang lainnya.

Kebiasaan anak jaman sekarang suka begitu, ngerjain PR belakangan tapi chatting sama gebetan paling depan. Susah memang kalau sudah kebanyakan makan micin, jadi seperti ini. Semua dadakan, mirip sekali dengan tahu bulat.

Naomi berjalan ke mejanya dan menyimpan tasnya lalu duduk di samping Reina yang sedang memainkan ponselnya. Reina mendongak, "Tumben lo datang siang, Nom?"

"Iya, tadi gue dianter sama bokap jadi agak telat." sahut Naomi dan mengeluarkan ponselnya dari saku seragamnya.

Reina menggangguk dan membuka mulutnya membentuk huruf O lalu kembali sibuk dengan ponselnya.

"Rein, nanti istirahat anter gue ketemu Ken ya, sebentar?" pinta Naomi sambil tersenyum lebar.

Reina memutar bola matanya malas membuat Naomi terkekeh, "Kambing congek lagi!"

***

Bel istirahat berbunyi, membuat seluruh siswa berbondong-bondong pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah berdemo meminta diisi. Termasuk Naomi, Reina, dan Oki. Mereka berjalan beriringan sambil tertawa menceritakan hal-hal yang menurut mereka lucu, sampai akhirnya mereka sampai di depan pintu masuk kantin.

Naomi menyapu seluruh pandangannya ke arah kantin, seperti sedang mencari seseorang. Tapi yang dicari tidak ditemukan.

"Duduk di sana aja, yuk bareng si Roy sama Gerry. Tapi kok si Ken gak ada, Nom?" kata Reina menunjuk ke arah meja Roy dan Gerry.

Naomi mengedikan bahunya.

"Yaelah lo gimana sih, lo kan pacarnya!" timpal Oki memutar bola matanya jengah.

"Ck, udah, yuk, buruan gue laper!" ajak Reina langsung menarik Naomi dan Oki ke dalam kantin dan duduk di meja Roy dan Gerry.

"Kita gabung, ya? Meja kantin penuh," ujar Reina kepada Roy dan Gerry.

"Boleh kok silahkan tuan putri." jawab Gerry mengerlingkan matanya genit ke arah Oki membuat gadis berambut pendek itu bergidik ngeri.

"Tuan putri mata lo peang." sahut Oki menoyor kepala Gerry yang langsung dibalas tatapan sok manis oleh Gerry.

Stay with MeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora