13. Menjenguk

136K 7.8K 85
                                    

Rasa yang sulit untuk diungkapkan lewat kata apapun. Sakit yang menjalar pada hati seolah membunuh perlahan jiwa seseorang. Kadang kala kita harus berpikir lebih baik dari yang terbaik untuk menjadi yang paling baik walaupun kita tahu, semua ini adalah rencana Tuhan yang terbaik untuk kita.

Sesak rasanya saat kita harus kembali mengenang masa-masa yang seharusnya sudah bisa kita lupakan. Semesta seolah mengingatkan seorang gadis dengan rambut hitam sebahu, untuk kembali mengingatkan luka yang pernah dialaminya.

Naomi duduk di taman belakang sekolah dengan earphone yang tersumpal di telinganya. Ia sedang ingin sendirian saat ini. Mendengarkan musik mungkin akan membuatnya sedikit lebih membaik. Padahal menurut psikolog, seseorang yang sedang merasakan kesedihan dan mendengarkan lagu melow maka akan semakin membuat batinnya terpuruk.

Dan Naomi kini sedang mendengarkan lagu yang melow dan itu justru membuat Naomi semakin sedih. Lagu memang selalu membawa suasana yang lebih tenang, tetapi tidak sesuai dengan perasaan semua orang. Hanya sebagian orang saja yang merasakannya.

Naomi memejamkan matanya, membiarkan wajah cantiknya diterpa semilir angin yang berembusan. Naomi menghela napasnya, ia kembali terdiam untuk beberapa saat. Pikirannya sejak kemarin-kemarin sedang tidak baik.

Naomi membuka ponselnya dan membuka room chat bersama seseorang yang kini sering menemani kesedihannya.

Dimas Septian

Gadis berambut sebahu itu mengetikkan sesuatu pada ponselnya.

Naomi : Dimas, lo dmn? Gue butuh lo skrg. Gue ada di taman belakang sekolah.

Terkirim sudah pesan yang diketik oleh Naomi itu kepada Dimas. Tak butuh waktu lama, pesannya sudah dibaca oleh laki-laki berlesung pipi itu dan dibalasnya cepat.

Dimas : Oke. Gue ksna skrg.

Naomi tersenyum, ia senang masih ada orang yang selalu ada untuknya. Setidaknya saat Naomi sedih seperti sekarang ini. Sebenarnya bisa saja Naomi ditemani oleh kedua sahabatnya, tetapi Naomi memilih untuk tidak melibatkan kedua sahabatnya untuk masalah kisah cintanya. Karena ia tidak ingin membuat kedua sahabatnya semakin membenci Ken.

"Woi, Naomi!"

Gadis yang dipanggil namanya mendongak dan tersenyum saat melihat Dimas di depannya. Naomi selalu cerita apapun kepada Dimas. Bahkan soal kisah cintanya saja, Naomi cerita semuanya kepada Dimas.

Dimas itu baik, dia tipikal cowok yang bisa menyimpan rahasia dan tidak ember. Dimas juga selalu bersikap dewasa dan menganggap Naomi itu sebagai adiknya sendiri. Naomi sangat bersyukur bisa memiliki teman yang bisa menjadi tempat curahan hatinya. Bukan berarti Naomi tidak ingin cerita kepada Reina dan Oki. Tapi Naomi hanya tidak ingin sahabatnya itu semakin membenci Ken.

Kalau Dimas, dia itu gak mungkin benci sama Ken. Karena Naomi tahu, laki-laki di hadapannya ini selalu bersikap dewasa dan tidak pernah membenci sesuatu walaupun dirinya tidak menyukainya.

"Lo kenapa lagi?" tanya Dimas langsung yang sudah mengerti mengapa Naomi memanggilnya kesini.

"Gue bingung," jawab Naomi melepas kedua earphone nya.

Dimas duduk di sebelah Naomi, "Bingung kenapa? Galau mulu,"

"Dasar jomblo," komentar Dimas terkekeh.

Naomi mengerucutkan bibirnya kesal dan berdecak, "Ish, gak temen lo!"

"Iya-iya, lo kenapa?" tanya Dimas meredekan kekehannya.

"Ken sakit,"

"Sakit apaan?"

Naomi mendelik menatap Dimas, "Mana gue tahu,"

Stay with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang