ongniel (end!)

4.1K 546 36
                                    

[241117]

"Hfffffff."

Daniel menyerahkan selembar tisu untuk kesekian kalinya yang diterima Seongwoo dengan senang hati.

"Please, jangan lihat aku. Aku terlihat sangat menyedihkan," ujar Seongwoo semakin menundukkan kepalanya dan memiringkan tubuhnya, menghadap jendela. "Aku merepotkan kamu terus."

Daniel tertawa renyah lalu mengusap lembut puncak kepala Seongwoo. "No, you're not. Aku memang kebetulan membawa tisu karena memerlukannya juga," Daniel menarik tisu kembali dan menggosokkannya pada hidungnya sendiri.

Seongwoo sedikit mendongakkan kepalanya dengan mata membengkak, memperhatikan gerak gerik Daniel.

"Kamu...kesini karena mau ke rumah sakit tadi? Kamu sakit flu?"

Daniel mengangguk singkat. "Aku tidak tau tempat tinggalmu dan kebetulan sekali ternyata rumah sakit itu dekat dengan kampung halamanmu. Hanya rumah sakit itu yang memiliki banyak dokter dari kaum werewolf."

Seongwoo menundukkan kembali kepalanya. Pasti karena malam itu dia memakaikanku jaketnya dan dia hanya memakai jaket tipis.

Daniel melirik sekilas ke arah omeganya lalu memeluk bahunya erat. "Eih, sudahlah. Kamu kan akan terus jadi tanggunganku," Dia menunjuk-nunjuk dadanya. "Kalau kamu bersedih terus, aku sedikit ikut merasakannya dan rasanya sakit. Jadi berhentilah, kamu tidak capek minta maaf terus?"

Seongwoo menarik nafas panjang. "Kalau begitu," dia meneguk ludahnya lamat lamat. "Bagi sedikit bebanmu padaku juga."

"Apa?" Daniel menahan senyumnya dan mendekatkan telinga pada bibir Seongwoo. "Coba ulang lagi, aku tak mendengarnya."

Seongwoo menggerutu pelan lalu memukul kepala Daniel sekuat tenaga. "Hukumanmu yang kemarin nih!"

Bagaimanapun juga Seongwoo tetaplah laki-laki dan hampir 3 tahun dihabiskannya belajar di akademi khusus.

"AUGH! Kamu galak sekali," Daniel mengaduh seraya memegangi kepalanya kuat, takut kepalanya ternyata lepas.

"Makanya jangan mau punya mate galak," salak Seongwoo kesal sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Aku tadi bilang, berkeluarga itu sepasang manusia yang membangun keluarga karena kerjasama kan? Kalau begitu, aku dan kamu harus bekerja sama; saling melindungi, saling menjaga, dan tidak membebankan ke satu orang saja."

Seongwoo menepuk-nepuk dadanya seperti jagoan. "Kamu pikir aku dididik keras selama 3 tahun untuk apa? Untuk mempersiapkan ini semua! Kita tidak tau apakah pemerintah akan netral pada jenis manusia lain ke depannya, tidak ada yang tau apa kita akan mengulang masa lalu; pertumpahan darah melawan pengincar werewolf."

"Justru karena kamu berwatak keras, bagaimana nasib anak-anakmu nanti?" Daniel menahan senyumnya (lagi). "Nah, jadi kamu mau membangun keluarga bersamaku?"

Daniel meraung saat Seongwoo memukul bahunya. Untungnya, bus tinggal tersisa beberapa penumpang jadi tidak terlalu mengganggu.

"Setelah aku menyatakan perasaanku, kamu pikir aku tidak serius?" Buk! "Hiyaaa, musnah saja kau, Kang Daniel!" Buk!

"Hei hei hei, jangan terlalu anarkis!" Daniel tak menangkis melainkan menahan pukulan Seongwoo. "Kalau aku seorang vampir dan sekali lagi kau memintaku musnah, bisa-bisa aku benar-benar musnah. Jangan asal bicara!"

Buk! "Biarin! Weeek! Kamu bahkan tidak membalas pernyataan cintaku!" Buk! "Pergi saja sana!"

Daniel menahan kepalan tangan Seongwoo di udara. "Kamu mau aku melamarmu saat ini juga? Karena ibuku sudah setuju."

fated-mate; ongnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang