A feeling of heart : 1

1.3K 68 0
                                    

Aku sampai di rumah di antar oleh Riani. Aku berjalan menuju kamarku di lantai 2 saat kaki ku baru menginjak 4 tangga

"Eh adik kesayangan kakak udah pulang yah?" Tanya Kak Eliz, kami hanya 2 orang bersaudara dan Kak Eliz sudah bekerja di Salah satu Bank di Jakarta

"Nggak lagi di luar nih masih keluyuran, udah tau aku udah pulang masih di tanya" jawab ku jutek baru kali ini aku menjawab kak Eliz seperti itu

"Kayaknya adek kakak lagi galau yah, sampai-sampai mukanya di lipat gitu" kak eliz mengejarku di tangga

"Kak aku mau carita, tapi di kamar ku ajah" ajakku

Yah, Kak Eliz juga tempat aku curhat tapi dia orangnya asyik dan nggak suka ngadu ke mama dan papa tapi malah kasih nasihat ke aku agar lebih baik lagi

"Jadi gitu kak ceritanya" sambil melap air mataku

"Uh jadi gitu yah ceritanya sampai muka adik kakak ini kayak lipatan baju?" Kk Eliz mengakat wajahku hingga tatapan kami langsung bertemu
"Ana, adik kesayangan kakak, betul kata Riani kamu nggak boleh membenci Megi dan membuat  hubungan persahabatan kalian hancur hanya karna cinta, kaka mau tanya bagimana perasaanmu saat kamu di posisi Megi?"

"Yah pasti sakit lah kak aku harus menahan rasa sukaku demi untuk melihat sahabatku bahagia" jawabku sambil kembali melihat ke arah bawah

"Nah, kamu juga nggak boleh terlalu menyalahkan Megi untuk ini, karna dia rela ngeliat kamu bahagia sementara dia? Dia menahan sakit selama bertahun-tahun" ucap Kak Eliz

"Tapi kak setidaknya Megi kasih tau aku kalau..
"  tangan Kak Eliz langsung menutup mulutku

"Ana, apa kamu mau melihat temanmu kecewa kalau kamu jujur kalau pacarnya itu adalah cintamu deluan? " Kak Eliz menatapku "Tidak kan? Ana sayang kalian sudah kelas 3 SMA sudah dewasa dong? Kamu harus tau yang mana yang menurut mu kamu harus tau batasan Cinta" tangannya menghapus aliran hangat yang  sedang mengalir membasahi pipiku " jika cinta yang kamu pertahankan itu benar maka dia tidak akan mencari tempat singgah yang lain" lanjut kak Eliz yang membuatku terdiam dan langsung memeluknya

"Sekarang fokus dulu pada ujianmu kedepan jangan kamu terlalu pikirkan itu karna kakak tau mungkin masih banyak yang terbaik buat adik kesayangan kakak ini" ucap kak eliz sambil mengusap-usap rambutku dalam pelukannyaa...

"Iya kak, mungkin kali ini aku harus belajar dari kesalahan Kali ini aku mau lebih fokus ke study dulu agar aku bisa buat mama dan papa bangga" aku keluar dari pelukan kak Eliz " dan untuk cinta mungkin sudah cukup Kak karna hatiku sudah begitu rapuh, mungkin saja saat aku kerja pasti lebih banyak deh yang nempel di aku, kayak kakak gitu deh" aku dan kak Eliz tertawa begitu besar hingga membuatku lupa untuk menangis lagi

Yah, kak Eliz memang tidak begitu berpengalaman tentang cinta, saat SMP Kak Eliz sudah berpacaran dengan Kak Dony, tapi saat kelas 2 SMA Kak Dony mengidap Kanker Darah Stadium 4 dan Kak doni meninggal saat dia sedang berjuang.

Saat itu membuat hati Kak Eliz begitu hancur dan dia menutup hatinya begitu lama.

Namun kak Eliz sudah mulai membuka hatinya saat dia sudah 1 tahun berkerja di Bank dan sekarang sedang menjalani hubungan Dengan Kak Aldrian

Tak lama terdiam di kamar ku suara nyaring terdengar di lantai dasar

"Eliz, Ana?? Dimana anak-anak kesayangan papa bersembunyi?" Teriak Papa Begitu nyaring

Yah itu suara papa.. papa sudah pulang dari Jepang karna urusan bisnisnya

"Papa?!" Teriakkan ku serantak dengan kak Eliz dan berlari menuju lantai dasar dan langsung memeluk Papa

"Papa kangen banget sama anak-anak gadis papa ini " ucap papa dan menguatkan pelukkannya

"Ohh.. hanya anak-anaknys saja? Istrinya tidak?" Ucap mama di belakang kami sambil memamasang muka cemburunya

"Sama istriku juga lah masa tidak kangen sama cinta mati ku ini" jawab papa sambil melepas pelukkanya dari kami dan menuju ke arah mama dan langsung memeluk mama

Kami pun tertawa mendengar kemanjaan mama padahal papa pergi hanya 1 minggu.

"Mama mah lebay" ucap kak Eliz saat melihat mama mebalas pelukkan papa

"Biarin dong, masa anak muda ajah yang bisa alay orang tua nggak boleh" jawab mama sambil ketawa

Kami pun berjalan menuju kamar papa dan mama untuk melihat oleh-oleh apa yang di bawah kan papa untuk kami...

"Ini untuk Eliz dan Ana" papa menjulurkan kedua tanganya ke arah aku dan kak Eliz dengan tas yang dia keluarkan dari koper

"Yeh, koleksi sepatu ku bertambah" suara kesenangan dari kk Eliz karna dia begitu menyukai sepatu sampai-sampai di kamarnya itu lebih banyak rak sepatu dari pada lemari baju " makasih Pa" kak Eliz langsung mencium papa dan kelaur dari kamar

Aku berjalan medekati papa dan mama

"Pa kok aku hanya di belikan buku?" Tanyaku sambil mengelurkan buku bisnis ke arah papa "Papa kan tau kalau aku begitu menyukai Tas? Kenapa Papa tidak membelikan itu saja?" Mulutku mengkerut melihat  oleh-oleh yang di bawah papa untukku

"Karna papa mau kamu menyukai bisnis sama seperti kamu menyukai koleksi tasmu Ana. Dan papa mau kamu melanjutkan perusahaan Papa, tinggal kamu harapan Mama dan Papa untuk melanjutkan Perusahaan Papa. Apa kamu tidak menyukainya?" Jawab papa sambil meraih tanganku dan mendudukanku di tengah-tengan mama dan papa

"Tapi Pa? Papa kan tau kalau aku ingin skali menjadi seorang dokter?"jawabku sambil menatap papa yang sedang memasang muka kecewanya mendengar jawabanku "Tapi kalau memang papa dan mama ingin kalau aku menjadi pembisnis seperti papa aku akan melakukannya, aku akan mengambil jurusan bisnis" aku tersenyum ke arah Papa Dan Mama

Mama dan papa langsung menciumku bergantian dan aku pun langsung berjalan ke kemarku

"Sebenarnya aku tidak mau menjadi pembisnis pa,ma karna aku ingin menjadi seorang dokter namun kalau ini membuat kalian bahagia akan aku lakukan itu "




Sudah up lagi...

Vote dan comment terus yah 😊

Semoga saja kalian suka ceritanya
Maaf kalau masih banyak typo

A Feeling of Heart (TAMAT)Where stories live. Discover now