Flashback

962 121 15
                                    

*Alasan Bas meninggalkan Godt*

*Buuuuukkkk*

Sebuah amplop cokelat yang berisi segepok uang didalamnya di jatuhkan begitu saja diatas meja kayu oleh seorang wanita paruh baya yang sepertinya tidak suka dengan kehadiran Bas.

"Apa uang ini tidak cukup?" Ucap wanita paruh baya itu berbicara enteng padanya.

Tangan Bas yang berada dibawah meja mulai mengepal, matanya sedari tadi berkaca-kaca dan sesekali berderaian air mata karena sedari tadi wanita paruh baya itu telah menginjak-injak harga dirinya.

"Kau bisa memintanya lagi kapanpun kepada saya. Tapi saya sangat memohon padamu, menjauhlah dari putraku." Pinta wanita tersebut.

"Kau adalah pria terpelajar, berpendidikan, dan anak baik-baik. Bukankah kau sudah tahu bahwa hubungan yang kalian jalani ini adalah hubungan terlarang??" Sambungnya wanita itu yang kembali merendahkan Bas.

"Putraku, Godt. Dia bukanlah gay. Dia pria tulen. Tampan. Dan banyak gadis yang menyukainya. Tapi mengapa dia memilihmu dan menjalankan hubungan ini? Apa yang menarik dari hubungan kalian berdua??

Kalian hanya bisa berhubungan intim, tapi kalian tidak bisa memiliki keturunan. Lantas, siapa yang akan menjadi pewarisnya??

Lagi pula, kau jangan terlalu berharap kepada putraku. Karena masyarakat di Thailand masih memandang buruk hubungan kalian berdua." Ujar wanita paruh baya itu yang ternyata adalah ibunya Godt.

Bas semakin sakit hati dengan cercaan kejam dari mulut wanita paruh baya tersebut, ia ingin sekali melawannya tapi ia tidak bisa.

Bas tidak bisa menahan marah lagi, Bas berdiri dan dengan lembut Bas melawan ucapan wanita paruh baya itu.

"Maaf Bu." Bas membuka omongannya.
"Saya akan dengan senang hati menjauh dari P'Godt, bahkan saja rela untuk pergi dari hidupnya.

Ambil saja uangmu kembali. Saya tidak akan pernah menjual hati saya. Lebih baik saja diinjak-injak, di caci-maki, atau bahkan kau pukul aku, tapi ... Saya tidak akan pernah menerima uang sepeserpun darimu. Karena cinta saya tidak akan pernah bisa dibeli oleh apapun." Ujar Bas membela diri.

*Plaaaaak*

Bas menerima tamparan keras dari tangan wanita paruh baya itu. Bas memegangi pipinya dan air matanya kembali terjatuh untuk kesekian kalinya, bukan merasakan pedihnya ditampar melainkan ia merasakan bahwa harga dirinya sudah hilang begitu saja.

"Dasar kau anak tidak tahu terima kasih. Ibumu melahirkanmu untuk menjadi anak yang baik-baik, tapi kau justru membakar seluruh harapannya.

Kau memang anak yang tidak tahu diri." Wanita tersebut terus menyerang Bas dengan ucapan jahatnya.

"Maaf." Jawab Bas yang kembali menengok pada ibunya Godt.
"Jika kau mengataiku bahwa aku adalah seorang anak yang tidak tahu diri, dimataku kau lebih dari diriku, bu." Bas membalikan cercaannya.

Wanita paruh baya itu lantas mengambil kembali uangnya dan pergi dari rumah Bas dengan penuh amarah.

Bas yang tak bisa apa-apa hanya kembali duduk dan berusaha menahan tangis sakit hatinya karena ucap jahat dari ibunya Godt.

Selamat Malam, Phi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang