L.L.L(26)

5.2K 345 7
                                    

Ardhana mendekatkan wajahnya pada Kara. Pelan namun pasti bibirnya menyentuh bibir Kara tak ada penolakan dari si pemilik bibir itu namun juga tak ada balasan. Ardhana memejamkan matanya keningnya berkerut. Ada kilasan demi kilasan yang tak menentu membuat kepalanya cukup sakit.
Ardhana menghentikan ciumannya dan kembali duduk di kursinya. Kara menatap Ardhana penuh tanya.
"Kenapa?" Tanya Kara. Ardhana menatap Kara dengan tatapan yang entah apa itu.
"Dhan?" Ucap Kara
"Ehm,sorry. Aku sedikit ngga enak badan kita pulang ya" ucap Ardhana. Kara yang masih khawatir pun mengangguk setuju.
"Kamu ngga papa kan? Mau aku gantiin nyetirnya?" Tanya Kara. Ardhan yang merasa kepalanya begitu sakit pun mengangguk.

"Maaf, tapi aku sungguh merasa kurang baik" ucap Ardhana.
"Turunlah" ucap Kara dan Ia pun turun memutar. Ardhana tak turun Ia hanya berpindah ke bangku sampingnya.
"Mau ke rumah sakit dulu?" Tanya Kara.
Ardhana menggeleng.
"Aku ngga papa. Sungguh" ucap Ardhana dan menggapai  tangan Kara lalu menggenggamnya.
Kara mengangguk lalu menjalankan mobilnya. Mereka pun sampai tujuan Mira dan Rusmi belum pulang dan anak-anak sudah tidur karna rumah sudah sepi.
Kara berjalan lebih dulu,Ardhana di belakang mengikuti.
"Kamu langsung istirahat saja. Tidur di kamar ku saja. Nanti aku tidur di kamad anak-anak" ucap Kara dan berbalik menatap Ardhana yang terdiam di tempatnya.
Ardhana memeluk Kara.
"Ada apa dhana?" Tanya Kara. Ardhana tak menjawab. Ia hanya mengeratkan pelukannya.
"Dhan?" Ucap Kara lembut dan mengusap punggung Ardhana.
"Aku buatin sesuatu ya" ucap Kara. Ardhana semakin erat lagi memeluk Kara. Kara tak menjawab lagi Ia membiarkan Ardhana memeluknya. Hingga perasaan Ardhana sedikit membaik. Ardhana melepaskan pelukannya.
"Sudah?" Tanya Kara
Ardhana menggeleng.
"Mau peluk lagi?" Tanya Kara. Ardhana mengangguk.
"Sini-sini" ucap Kara dan memeluk Ardhana.
"Kenapa ardhana?" Tanya Kara.
"Aku tidak ingin kehilangan mu" ucap Ardhana
"Aku tidak akan kemana-mana" ucap Kara.
"Tapi aku merasa aku akan kehilangan mu" ucap Ardhana.
"Kenapa begitu?" Tanya Kara
"Kara sungguh maafkan aku. Aku tidak tau apa yang terjadi dulu. Aku sungguh menyesal. Kara itu kah yang membuat mu marah pada ku?" Ucap Ardhana
"Apa dhana? Ada apa?" Tanya Kara
"Aku mengingat Jessie" ucap Ardhana. Kara yang terkejut melepas pelukannya dan mundur selangkah.
"Ra,maafkan aku sungguh. Aku benar-benar pria bajingan. Bagaimana mungkin aku dengannya jika aku adalah kekasih mu." Ucap Ardhana. Ardhana maju selangkah namu Kara reflek mundur selangkah.
"Ra aku tau aku sudah menyakiti mu. Aku tau aku tidak pantas untuk di maafkan. Aku tau mengapa kamu ragu pada ku,itu semua karna aku menyelingkuhi mu bukan? Aku tidur dengan Jessie." Ucap Ardhana dan melemah di akhir kalimatnya.
"Sayang sungguh maafkan aku. Aku pasti benar-benar pria brengsek. Aku pasti melakukannya dengan Jessie karna kamu tak ingin melakukannya dengan ku. Kara maafkan aku. Aku tau apapun alasannya tidak seharusnya aku melakukan itu." Ucap Ardhana dan maju selangkah lagi, dan lagi-lagi Kara pun reflek mundur. 

"Aku ingat aku di selingkuhi lagi oleh Jessie karna aku mengingat aku melihatnya tidur dengan pria lain. Dan saat itu kecelakaan itu terjadi. Aku ingat sebelum aku benar-benar pingsan aku sedikit melihat mu,mendengar suara mu. Aku yakin itu kamu. Dan mungkinkah kamu datang karna seseorang menelfon mu? Ponsel ku tidak pernah hilang kan Kara? Tetapi ada dengan mu.  Aku melihat ponsel yang mirip dengan ponsel ku di kamar mu waktu itu. Aku heran mengapa kamu tidak memakainya. Aku sempat berfikir bahwa itu milik ku. Tapi untuk apa kamu menyembunyikannya dan aku tau sekarang alasannya ra. Kamu tidak ingin aku mengingat kehidupan lama ku kan? Mengingat Jessie dan teman-teman ku yang mungkin saja berpotensi menghancurkan hubungan kita kan? Apa teman-teman ku tak menyukai mu kara? Benar begitu kan ra?" Ucap Ardhana.
Kara tak menjawab,Ia sungguh tak dapat mengatakan apapun. Sungguh saat ini Kara dapat menceritakan semuanya. Tapi bagaimana nasib pertunangannya. Kara tak sanggup melukai hati ibunya,membuat ibunya merasa malu seluruh tetangga kara sudah datang ke acara pertunangannya. Terlambat jika Kara mengaku sekarang.
"Ra tolong katakan sesuatu" ucap Ardhana.
"Ya, semua yang kamu pikirkan benar. Kamu menyakiti ku. Menyakiti ku terlalu dalam. Itulah mengapa aku tidak percaya kamu mencintai ku." Ucap Kara
"Sayang maafkan aku" ucap Ardhana
"Aku hanya akan menanyakan ini sekali hanya sekali. Apa kamu masih tetap ingin dengan ku Ardhana?" Ucap Kara
"Tentu aku mencintai mu,aku begitu takut kehilangan mu" ucap Ardhana dan menggapai tangan Ardhana.
"Kalau begitu tinggalkan kehidupan lama mu. Tolong tinggalkan semuanya. Tetaplah menjadi Ardhana yang hanya bergantung pada ku. Ardhana yang manis. Aku rela menyerahkan apapun untuk mu tapi sebagai gantinya tolong jangan meninggalkan ku. Jangan kembali kepada mereka. Pada kehidupan malam dan bebas mu.  Tolong tetaplah menjadi Ardhana ku." Ucap Kara.
Ardhana menggenggam kedua tangan Kara.
"Aku mencintai mu Kara" ucap Ardhana
"Berjanjilah pada ku lebih dulu. Berjanji kalau apapun yang terjadi kamu tidak akan melepaskan dan meninggalkan ku. Aku sungguh tidak tau apa yang terjadi pada ku jika kamu pergi juga" ucap Kara
"Aku janji, aku hanya akan menatap ke arah mu hingga akhir" ucap Ardhana
Kara memeluk Ardhana.
"Aku sungguh lebih takut kehilangan mu ardhana. Aku sungguh selalu menahan diri ku agar tak semakin jatuh cinta pada mu. Aku selalu menyiapkan hati ku jika sewaktu-waktu ingatan mu kembali dan memilih Jessie. Aku sungguh takut kehilangan mu. Tapi sungguh kali ini aku tak bisa melepaskan mu. Tak akan pernah ada kata siap untuk melepaskan mu pergi atau merelakan mu. Jadi hanya jika kamu ingin melihat aku mati kamu boleh pergi. Aku sudah mulai kembali terbiasa dengan mu." Ucap Kara dan terisak.
"Aku akan di sini untuk mu. Aku janji Kara" ucap Ardhana.
"Aku percaya pada mu. Dan ini adalah terakhir kalinya aku akan percaya pada seseorang." Ucap Kara.
Ardhana mengeratkan pelukannya.
"Aku tidak akan melukai mu. Aku janji" ucap Ardhana.
***
Kara sudah berada di klinik barunya meskipun baru jam 7 pagi tadi Ia sampai di jakarta. Namun demi tanggung jawabnya Ia pun tetap berangkat ke klinik. Klinik itu benar-benar baru buka,bukan hanya bertugas untuk mentrenning tapi kara juga di tugaskan untuk mencatat apa-apa saja yang kurang dan di butuhkan.
Di lain tempat dengan malas dengan paksaan Kara Ardhana jug tetap ke kantor. Ia sibuk dengan kerjaanya yang sudah menumpuk beruntunglah Ardhana memiliki otak yang encer jadi cukup mudah dalam menyesuaikan diri.
"Ardhana ada yang cari di bawah" ucap Seorang wanita. Yang entah mengapa para wanita hari ini menjadi sinis terhadap Ardhana. Mungkinkah karna foto pertunanangan dirinya dan Kara yang Ia upload dini hari tadi. Mungkin saja. Tapi siapa peduli bukankah itu bagus untuk Ardhana. Ia juga tak malu mengakui Kara sebagai tunangannya tidak sedikit pun meskipun Ardhana tau di belakangnya teman-teman kantornya mencibirnya. Kembali lagi siapa yang peduli Ardhana mencintai Kara dan hanya akan ada Kara dalam hatinya.

Love,Life,Lie! (Complete)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें