L.L.L (29)

5.1K 334 24
                                    

Lalu lintas di jakarta padat seperti biasanya. Ardhana mengendarai Lexusnya dengan Kara di sampingnya yang sedari tadi diam saja. Sesekali Ardhana menoleh pada tunangannya itu. Namun tak berusaha bertanya. Ardhana menyentuh tangan Kara.

"Mau makan dulu ngga?" tanya Ardhana

"Terserah" jawab kara

"makan dulu ya, aku belum makan dari siang tadi" ucap Ardhana. Kara mengangguk. 

"Kamu kenapa? aku bikin salah ya?" tanya Ardhana. Kara menggeleng.

"terus? kenapa manyun gitu?" tanya Ardhana. Kara tak menjawab hanya menggeleng.

"Kenapa sayang?" tanya Ardhana lagi dan mengusap lembut rambut Kara.

Kara menggeleng lagi namun air matanya terjatuh.

"hei hei, kok nangis." ucap Ardhana

"Jangan di tanya makannya" ucap kara dan mencoba menghapus air matanya yang semakin berjatuhan.

"kenapa? kerjaan? pasien kamu?" tanya Ardhana

Kara menekan matanya menahan air matanya agar tak jatuh.

"Aku udah 3 hari ini di cuekin sama kak Sasa" ucap Kara

"dokter kamu?" tanya Ardhana

Kara mengangguk.

"kenapa?" tanya Ardhana

"aku ngga tau. kalau emang mereka udah ngga butuh aku ya bilang aja. Ngga usah ngediemin aku kaya gitu, Aku ngga di anggap banget ada di sana. Mentang-mentang beautician barunya udah pada bisa dan semuanya perawat aku bener-bener di cuekin. Mereka selalu kaya gitu kalau butuh aku di panggil-panggil kalau engga aku selalu di buang gitu aja." ucap Kara

"ya kamu udah tau kaya gitu masih aja mau ngebantu mereka" ucap Ardhana

"ya karna mereka saudara aku." ucap kara

"Yang sekarang yang sedih kamu sendiri kan?" ucap Ardhana

"ya karna aku pikir mereka akan berubah" ucap kara

"kalau udah sifat susah." ucap Ardhana. Kara masih menangis. Ardhana mengusap kepala Kara dan menariknya agar bersandar pada bahu Ardhana.

"Udah ah ngga boleh nangis cuma gara-gara itu. Besok kamu keluar aja, bilang aja kamu udah mulai harus fokus sama urusan pernikahan mu. Dan balik lagi ke klinik lama. Ngga usah pikirin gaji, bilang aja ngga usah di keluarin karna kamu juga ngga selesai satu bulan." ucap Ardhana. kara mengangguk ia memeluk pinggan Ardhana.

"besok-besok lagi kalau dia butuh kamu harus berani nolak ya" ucap Ardhana. Kara mengangguk lagi. Ardhana mengambil air mineral di samping mobilnya dan membukannya. Lalu memberikannya pada Kara.

"Nih minum dulu" ucap Ardhana. Kara mengambilnya dan meminumnya. Lalu memeluk botol tersebut,.

"Mau makan dimana?" tanya Ardhana

"Mau Mujigae" ucap Kara

"Korea?" tanya Ardhana. Kara mengangguk.

"Iya tadi mereka pada makan itu. Aku pengen" ucap Kara

"kenapa ngga beli?" ucap Ardhana

"Ngga punya Uang" ucap Kara pelan

"apa?" tanya Ardhana yang tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

Kara tak mengatakannya lagi. Ardhana mengambil tas kara membukannya dan mengambil dompet Kara. Ardhana memijit ujung matanya tak percaya melihat isi dompet Kara. Kara menarik tas juga dompetnya lalu duduk dengan benar di kursinya.

Love,Life,Lie! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang