SATU

17K 855 109
                                    

"Mau aku temani?" Pembicaraan pria itu memecah keheningan, dan wanita dihadapannya hanya menatapnya dalam - dalam. ada apa dengan pria ini?

"Maaf siapa ya?" Kata wanita tersebut dengan wajah penuh tanya.

"Teman SMP-mu dulu, kau tak ingat aku?" Kata pria itu, meyakinkan.

Wanita itu mencoba menelusuri wajah sosok pria itu dengan seksama. Terlebih lagi, wanita itu tidak ingat apa - apa tentangnya.

"Ohh.. Ahmad?" Kata wanita tersebut dengan nada penuh keyakinan. Yang benar saja namanya Ahmad, toh wanita itu hanya mengarang saja agar tidak terlihat sombong. Lalu, jika memang salah, setidaknya dia berharap bahwa orang tersebut akan memberitahukan namanya.

Tetapi, respon pria tersebut benar - benar diluar dugaan. Pria tersebut tersenyum lebar. Seperti membenarkan apa yang diucapkan wanita tersebut. Apa ini kebetulan?

"Jadi, Bolehkah aku duduk disini?" Kata si pria yang sedari tadi berdiri di hadapan meja wanita itu, pada salah satu kafe di daerah Bandung.

"Gimana kabarmu, Mad?" Kata wanita penuh basa - basi.

"Ah, terlalu basa - basi nanya begitu. Ya jelaslah, kalau ada disini, ya inshaaallah baik - baik saja, kuat - kuat saja, sehat - sehat saja, tinggal doain saja setelahnya hahaha" Jawab Ahmad sedikit panjang dengan di bumbui sebuah candaan.

Wanita itu sekarang sedikit malu, mana bisa ia memperlakukan Ahmad sebegitu canggungnya. Mungkin, ia pikir terlalu tak enak di pandang jika terlalu akrab, dan lagi, ia tak tahu siapa pria ini. Ia hanya menebak saja. syukur - syukur benar.

"Jadi, kamu ngapain disini, sendiri?" Ahmad bertanya balik sebelum ia menjawab pertanyaan yang wanita tersebut lancarkan lebih dulu.

"Nugaslah, biasa" Katanya singkat.

"Nugas itu dirumah, kalau di tempat ini, nongkrong jatuhnya" Ahmad menggoda.

Wanita itu hanya tertawa terpaksa, memang niatnya ia bermain dengan teman - temannya. Karena, harus menunggu lama, ia memutuskan untuk melakukan pekerjaan yang sekiranya ada manfaatnya, kira - kira begitu pikirannya.

"Sendiri?" Kata Ahmad lagi.

"Nggak hehe, lagi nunggu temen, padahal janjiannya satu jam lalu. Biasalah suka ngaret" Dengan nada kesalnya.

"Kau sekolah dimana, sekarang?" Kata Ahmad, ia sudah bisa menjadi wartawan sekarang, karena terlalu banyak bertanya.

"Di SMA Pelita Nusantara" Lagi, lagi, jawabnya singkat. Tanpa bertanya balik.

"Bolehlah minta kontakmu, susah sekali menghubungimu. Kata teman yang lain, kamu ganti nomor baru, dan ga bilang - bilang" Jelas Ahmad.

"Mana ponselmu.." Pintanya, lalu Ahmad memberikan smartphone canggih miliknya, lalu ditulislah nomornya.

"Nih.." Sambung wanita itu, sambil menyodorkan ponsel milik Ahmad.

"Okey, thanks. Ini nomor WA juga , 'kan?" Balas Ahmad. Wanita itu mengangguk pertanda setuju.

"Yasudah, aku cabut dulu. Ada urusan penting nih. Nanti, aku hubungi kamu. Jangan ditunggu ya hahaha" Ahmad berlalu.

Berawal Dari AhmadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang