DELAPAN

6.4K 413 77
                                    

Sebuah pesan masuk dari Ainun.

Aku di parkiran.

Akbar, yang sedang enak - enaknya makan gorengan kantin. Segera bergegas menuju parkiran. Tak lupa ia membayar jajanan yang sudah banyak sekali ia makan.

Akbar sering sekali dilihat dengan tatapan aneh oleh siswa disana. Sebab, sudah pakaiannya berbeda, ia membuka seluruh kancing bajunya hingga terlihatlah kaos bola kesayangannya, chelsea. Tetapi, bukan merasa malu, ia malah santai - santai saja. Sesekali ia membalas tatapan orang lain dengan bertanya, "Apa? Saya ganteng ya?" Sambil berlalu.

Beberapa meter dari parkiran, sudah terlihat Ainun sedang berdiri. Tetapi, ada yang berbeda kali ini. Ia ditemani sesosok laki - laki seperti sedang modus pada Ainun. Akbar tidak terima, lalu segera menghampiri.

"Maaf Kang, dia cocoknya sama saya" Kata Akbar penuh percaya diri Sambil menepuk bahu dari belakang laki - laki itu. Sontak Ainun kaget disertai muka tak enak.

Laki - laki itu membalikkan badannya.

"Masalah?! Emang lu siapanya?" Kata laki - laki itu dengan menaikkan nadanya.

"Pacar" Dengan refleks Ainun menjawab.

Akbar tersenyum.

"Maaf Kang, mohon dibukakan pintu telinganya. Permisi.." Akbar sambil menjabat tangan laki - laki itu serta membersihkan bahu kiri - kanan laki - laki itu dan merasa menang.

Akbar menarik tangan Ainun menuju ke dekat motornya yang diparkirkan. Karena merasa malu, laki - laki itu hanya menatapnya lalu pergi.

Setelah laki - laki itu pergi..

"Siapa?" Kata Akbar sambil berusaha mengeluarkan motornya.

"Kakak tingkat, 12 IPS 3" Jawab Ainun singkat.

"Hati - hati ya, banyak buaya" Balas Akbar lagi.

"Kamu juga dong?" Balas Ainun.

"Jelas engga, kan aku pacar, katanya hahaha" Akbar kegirangan.

"Udah ih, malu" Ainun mencoba menghentikan pembicaraan.

"Iya udah, cepet naik Neng Ai.." Kata Akbar lagi.

Lalu pulanglah mereka, seperti biasanya.

***
"Hari ini saya ga bisa anter kamu sekolah, kamu naik umum aja ya?" Kata Akbar berbicara lewat telepon kepada Ainun, pada pagi - pagi sekali.

"Emang kenapa? Sakit?" Jawab Ainun dengan nada kawatir.

"Saya baik - baik aja, sayang.. hahaha" Akbar cengegesan.

"Saya dihukum, soalnya, kemarin saya telat masuk. Jadi hari ini, saya harus datang pagi - pagi. Ga pa pa ya?" Lanjutnya, dan Akbar bertanya untuk memastikan.

"Iya ga apa - apa" Jawab Ainun pasti.

"Gausah sedih gitu atuh, Neng. Nanti ketemunya pulang sekolah, jangan galau!"

"Ih apaan" Ainun tak terima.

"Yaudah, saya mau siap - siap dulu. Saya tutup ya" Tak butuh waktu lama, Akbar pun mematikan panggilannya.

Bukan menyimpannya. Ia malah membuka aplikasi kamera yang ada di ponselnya. Entah dengan tujuan apa. Hanya satu kali saja, ia langsung mengirimnya melalui whatsapp kepada Ainun.

Ia menyertai tulisan.

Saya takut kamu mati sebab rindu. Jadi, sekarang, foto selfie dulu aja ya. Nanti ketemunya. Ditahan aja rindunya. Sampai jumpa pulang sekolah!

Berawal Dari AhmadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang