TIGA

6.4K 478 38
                                    

Tiga hari berlalu, Akbar sembuh total dari alerginya kemarin. Sekarang, ia sudah mampu untuk sekolah. Mengikuti pelajaran dan mengejar materi yang tertinggal.

Dengan semangat baru, ia bergegas untuk mengambil handuk lalu pergi mandi. Hanya cukup 5 menit saja, selesai.

Berbeda dari biasanya, hari ini, ia amat memperhatikan tampilannya. Dengan seragam rapih. Rambut disisir dan wewangian yang menempel pada badannya. Itu sudah sempurna, untuk memulai hari baru.

Setelah selesai, Akbar pergi ke halaman depan dengan membawa kunci motor kesayangannya itu. Ia berniat untuk memanaskan. Sambil menunggu, ia tak lupa sarapan dengan wajah yang begitu bergembira.

Ini terlalu pagi, baginya. Jam 6 sudah selesai, sudah siap untuk berangkat. Rasanya aneh untuk Akbar. Bahkan biasanya, ia baru bangun pada jam 06 : 30 WIB, sering sekali terlambat. Entah ada angin apa, ia terlalu bersemangat akhir - akhir ini.

Tepat pada 06 : 05 WIB, ia pergi menggunakan motor yang sudah dipanaskan tadi. Tetapi, arahnya, berbeda dari arah ke sekolah.

10 menit kemudian, ia sudah sampai di depan sebuah rumah. Ya, rumah Ainun. Pagi ini, ia berniat mengantarnya, sembari mengusir rindu sebab kemarin tak bertemu.

Akbar hanya menunggu saja, tidak dengan mengirim pesan untuk sekedar memberitahu Ainun soal keberadaannya.

Tak lama, Ainun keluar juga. Dengan sedikit muka tak percaya,

"Ngapain disini?" Ainun dengan muka penuh tanya.

"Mau aja" Kata Akbar.

"Aku bisa pergi sendiri" Kata Ainun terkesan menolak.

"Yakin bisa? Mau naik apa?" Kata Akbar.

"Naik angkotlahh.." Katanya lagi.

"Mana ga ada?" Tanya Akbar.

"Tuh.." Ainun menunjuk angkutan umum yang kebetulan berhenti untuk menaikan penumpang.

"Dahhh..." Lalu, Ainun naik, dengan santainya.

Sudah jauh - jauh datang, eh malah didiamkan, pikir Akbar. Lalu, angkutan umum itu melaju, setelah memastikan semua penumpang naik.

Akbar kebingungan. Mana mungkin ia menghentikan angkutan umum yang sudah maju. Itu akan sangat memalukan.

Lalu, sebelum Akbar menyalakan motornya. Ia mengeluarkan ponsel yang ada pada satu jaketnya. Membuka tampilan kontak. Dan memanggil Ainun, diselipkan ponsel itu ke helmnya, agar terdengar. Lalu ia menjalankan motornya.

Tak butuh waktu lama, Ainun mengangkatnya.

"Apa lagi?" Dengan nada sinis.

"Sombong ehh.. saya di belakang" Kata Akbar.

Lalu, Akbar mendapati wajah Ainun pada kaca belakang angkutan umum tersebut.

"Ngapain?" Kata Ainun, sambil menatap Akbar.

"Kan, niat saya nganterin kamu. Tapi, kamu mau pergi sendiri. Yasudah, sendiri - sendiri tapi bersama hahaha" Kata Akbar sambil tertawa.

Ainun mematikan panggilannya tanpa menjawab sepatah katapun. Lalu, Akbar menambah kecepatan motornya hingga mampu mendahului angkutan umum yang Ainun naiki.

Akbar berlalu.

***
Akbar duduk di bangku sambil disuguhi secangkir kopi oleh pedagannya. Bukannya pergi sekolah, ia malah nongkrong di warung sebrang sekolah Ainun. Sambil menunggu Ainun sampai, ia asik dengan permainan yang ada di ponselnya. Mengusir rasa bosan, begitu kira - kira pikirnya.

Berawal Dari AhmadWo Geschichten leben. Entdecke jetzt