Mate - 15

25.5K 1.6K 34
                                    

Prilly masih menunduk, menghindari tatapan Ali yang penuh pertanyaan. Ia masih menatap Prilly.

"Gue lagi ngomong sama lo, lo kenal dia!" nada tajam yang dikeluarkan Ali membuat Prilly ketakutan.

Ali menutup matanya sejenak. Ia menghembuskan nafasnya dan kembali berbicara.

"Kentang kecil, lihat aku, kamu kenal Leon, kenal di mana, dan di mana dia?" tanya Ali bingung sambil menarik Prilly menatapnya.

"Kamu kenal Leon, kamu tahu dia?" tanya Ali lagi membuat Prilly bingung.

"Jawab! kamu kenal dia?" tanya Ali memaksa Prilly membuat Prilly takut.
"Dia... dia..., ehm aku ga kenal Leon!" ucap Prilly ragu.

"Lalu bagaimana kamu tahu dia Leon?" tanya Ali mulai kesal.

Prilly menutup matanya mendengar suara Ali yang terus meninggi. "Leon... Leon itu.. hantu jahil yang suka ganggu aku!" cicit Prilly pelan terputus putus membuat Ali diam, ia sadar terlalu kasar dengan Prilly.

"Leon jadi hantu, jadi dia benar meninggal, jadi dia meninggal karena aku, dia benar meninggal saat kebakaran itu, tapi itu ga mungkin, dia ga meninggall!" seru Ali tak percaya.

"Mas monster tenang... jangan seperti itu, jangan ngamuk dulu, aku takut lihatnya," cicit Prilly takut membuat Ali diam sejenak. Ia harus tenang ia tak boleh seperti ini.

Leon diam memperhatikan interaksi Prilly dan Ali. Dua bocah aneh yang sibuk berbicara dan melupakannya seenaknya.

"Pril, mending Ali lo tinggal, sekarang juga!" seru Leon membuat Prilly menatap Leon kesal. Setelah membuat ia di sini dan seenaknya Leon mau mengusirnya.

"Nggak, kenapa aku harus tinggalin mas monster, nanti dia marah sama aku gimana, kamu mau tanggung jawab?" tanya Prilly kesal.

"Kentang kecil ngomong sama siapa, kenapa jadi kamu yang marah seharusnya aku kan?" tanya Ali bingung.

"Tunggu sebentar mas monster, ini aku lagi bicara sama arwah menyebalkan ini....!!"seru Prilly kesal.

"Ali ntar anggap lo gila tahu!" ketus Leon membuat Prilly cemberut.

"Nggak, nggak mungkin, kamu bohong!" pekik Prilly kesal dan berdiri mendekat pada Leon.

"Serius jangan bahas gue dengan dia dulu, bahaya... dia ntar malah anggap lo gila, dia emang belum move on dari gue, tapi ini emang maksud gue buat lo dimarahin terus sama dia, lo harus bantu gue ngomong sama Ali tapi ga sekarang!" seru Leon membuat Prilly kesal.

"Dengan buat gue dekat dengan dia?"

"Karena lo tahu sendiri Ali gimana, dia ga mungkin deketin lo tanpa bantuan gue, dan tanpa gue pula lo ga mungkin bisa deket sama dia, coz lo kan aneh..." ucap Leon santai membuat Prilly kesal, ia menghentakkan kakinya kesal.

Ali bingung melihat Prilly berbicara heboh dengan seseorang yang tak ada wujudnya.

"Mas monster, aku ga aneh kan, mas monster ga anggap aku gila kan, Leon pasti bohongkan!" seru Prilly menunjuk nunjuk arah jendela membuat Ali bingung. Tadinya ia ingin bertanya tentang Leon malah membuat ia geli sekarang. Kakaknya pasti sedang berbicara sembarangan. Lelaki itu tak pernah berubah.

"Sekarang ada Leon?" tanya Ali bingung mencoba mendekati Prilly.

"Itu!" seru Prilly menunjuk tanpa terlihat apapun di sana. Ali tersenyum geli dengan sikap Prilly. Kali ini dia akan mengatai kakaknya itu, ia tak perduli, dia tak bisa melihat kakaknya itu.

"Leon itu usil dan asal kalau ngomong kayak kamu, kalau kamu dengerin dia sama aja kamu percaya omongan setan!" seru Ali membuat Leon kesal.

"Dan Leon itu bodoh, kalau ga bodoh ga mungkin sekarang dia mati lalu jadi arwah, dia itu hanya cowo yang suka main perempuan dan hanya boneka kakek!" seru Ali didepan jendela membuat Prilly kaget karena sebenarnya itu tepat dihadapan Leon. Jika Leon marah ini bisa berbahaya untuk Ali.

Mate (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang