Mate - 25

20K 1.5K 32
                                    

Baja memberhentikan mobilnya di sebuah restoran mahal. Ia menatap Aya yang ia ajak untuk makan malam kembali. Sebenarnya ada tujuan khusus ia makan malam di sini. Di restoran ini akan ada Bianca. Ia tak sengaja mendengar percakapan tersebut.

'Oke, besok ketemu di starlite jam 7 malam, bisakan?'

Ia harus tahu mak lampir itu bertemu siapa. Bagaimana mungkin Ali akan bersama orang jahat itu. Ia tak akan membiarkan semua itu terjadi. Dan ia akan membawa bukti itu ke hadapan Ali.

"Kak, kita di sini terus?" tanya Aya membuat Baja langsung keluar membukakan pintu.

"Sorry, my boo, aku terlalu bahagia jalan sama kamu malam ini!" ucap Baja cepat membuat Aya tersenyum.

"Boo?"

"Ehm, ya, you're my boo, so let's get into the restaurant!" ucap Baja menarik tangan Aya untuk mengandengnya.

Baja tersenyum dan membawa Aya masuk dan mengarahkan Aya untuk duduk dihadapannya.

"Sebentar!" ucap Baja langsung meninggalkan Aya dan berjalan menemui manager restoran.

"Ada reservasi meja atas nama Bianca?" tanya Baja cepat.

"Ja, lo bawa siapa, cakep banget, kenalin kali!"

"Ck, gimana si lo gue tanya apa, lo tanya apa, dia cewe gue, ga usah banyak macem!" sentak Baja kesal.

"Di buku tamu ga ada Ja, tapi kalau reservasi atas nama Rayendra dengan tamu Bianca ada."

Rayendra, siapa dia? Dia pacar Bianca? Jadi mak lampir itu mendua tapi tak memperbolehkan Ali bersama Prilly. Tak akan kubiarkan...

"Mejanya?"

"Tepat didepan cewe yang lo bawa itu, orangnya juga udah dateng," Baja menoleh melihat wanita yang duduk disebrang Aya seperti Bianca.

"Oke, gue pesan makanan yang enak! dan tutup bagian gue dan meja sana," seru Baja langsung berjalan cepat.

"Sorry lama!" seru Baja mengelus kepala Aya pelan dan duduk dihadapannya. Setelah ada tirai yang ditarik menutupi meja sebelah.

"Kak, mau pesan apa?"

"Udah kok," ucap Baja cepat.

Seseorang datang dari arah belakang Baja dan duduk. Baja mulai fokus mendengarkan.

"Kak," panggil Aya, ia merasa bingung melihat Baja.

"Ya," sahut Baja cepat.

"Kak Baja itu mikirin apa?" tanya Aya bingung.

"Sayang, kita akan segera mendapatkannya, dia tak mungkin berkutik jika membahas kakeknya," tawa Bianca membuat Baja terdiam dan mendengarkan.

"Kamu betul, kita akan mendapatkan semuanya, orang bodoh itu tak akan berani dengan kakeknya, pak tua itu sangat penurut dan ia pasti mendengar dengan baik, tapi gadis kecil itu punya kalung itu," ucap pria yang tak dikenal Baja siapa orang tersebut.

"Kalung?"

"Iya kalung itu menyimpan beberapa data perusahaan Calistus sebenarnya yang tak sempat dibuka oleh kakaknya, hanya saja setelah membunuh lelaki itu kalung itu sama sekali tidak ditemukan," Baja mengernyit tak percaya. Ia mengenal Leon. Kalung? di Prilly? Itu kalung Ali dari Leon sekarang di Prilly?

"Apa yang mau kamu lakukan?" suara Bianca yang bahagia membuat Baja kesal.

"Sudah ada orang di sana, dan dibantu oleh kakek mu dan papa ku, sebentar lagi kita akan buat dia kembali bertekuk lutut dihadapan kita, dia menurut kembali padamu Bianca... " ucap pria tersebut.

Mate (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang