Part 1

136 1 0
                                    

Punya impian itu menyenangkan dan pastinya membuat kita lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan. Dan pastinya jalan yang kita tempuh tak selurus yang kita inginkan, jalannya berliku-liku dan penuh kejutan. Itulah yang kita alami bukan satu atau dua kali kita mengalami kegagalan tapi ribuan kali atau bahkan jutaan kali. Ujian dan kegagalan yang Tuhan berikan membuat kita lebih dewasa lagi dalam menjalani kehidupan, percaya atau tidak itulah yang saat ini aku alami.
Di saat aku mengalami fase kegagalan di saat itu pula aku harus bangkit.
Bukan perkara mudah untuk kU menjalani kehidupan ini, aku harus bangkit dengan sendirinya dan kalau aku menyerah sudah pasti impian itu pun akan tenggelam bersama waktu yang kian mengiris hari.
Aku di sini bukan karena keinginanku, aku sakit, aku dianggap tak waras pun juga bukan keinginanku.
Namun aku percaya suatu saat nanti apa yang aku perjuangkan ini akan terasa manis untuk kU kecap.
Tak mudah untukku menjalani suatu fase kehidupan yang baru, fase di mana aku merasakan sakitnya kehilangan, fase di mana aku merasakan kegagalan dan fase di mana aku harus tersisih dan terbuang dari lingkungan. Ini lah yang aku rasa, dan mungkin hadirku di antara mereka tak pernah dianggap hingga aku harus menjalani hari di sini sendirian.
Salahkah aku Tuhan? Jika aku inginkan kebahagiaan itu? Salahkah aku Tuhan jika aku menginginkan impian itu??

Salahkah aku Tuhan harus terlahir di dunia ini?
Dan salahkan aku Tuhan harus menyandang label bipolar???

Aku hanyalah debu yang tak ada artinya dan aku hanya lah manusia biasa yang harus menjalani kehidupan ini dengan ribuan ujian.

Tuhan.. izinkan aku untuk mengejar impian itu.

Tuhan izinkan aku untuk bisa menjadi permata dalam keluargaku.

Tuhan izinkan aku menjadi sosok wanita yang luar biasa untuk dunia.

Aku inginkan kebebasan Tuhan untuk menggapai impianku,,,

Berikan aku waktu Tuhan hingga saatnya itu tiba

Hingga akhirnya semua berhenti dan kembali di keabadianmu

.....,,,,,.......,,,,,,,........,,,,,,,,,,.........,,,,;,,

Hari demi hari aku lalui di sini, di ruangan sempit yang tak ada keramaian. Hatiku terasa sepi sendirian di sini. Ini adalah hari ke tujuh aku mendekam di ruangan ini. Aku rindu kebebasan itu, aku rindu canda tawa itu. Aku ingin semua derita ini cepat berlalu dan aku bisa bebas meraih impianku.
Bukan ini yang aku inginkan, terpenjara sepi di tempat ini. Ntah sampai kapan aku bisa merasakan kebebasan kU dalam meraih impian.
Jujur aku rindu mereka, namun sampai detik ini mereka tak datang mengunjungiku, bahkan untuk sekedar tahu tentang kabar kU pun tidak. Dan aku pun harus merasakan sakitnya terbuang di sini. Ntah apa salah dan dosaku hingga aku harus merasakan pilu ini.
Oh Tuhan.. aku hanya ingin impian itu terwujud, aku ingin segera menjemput impian itu. Sederhana KO Tuhan, aku hanya ingin membuat Kedua orang tuAku tersenyum bahagia. Aku ingin melihat mereka bahagia dengan Kehadiranku.
Bukan ini Tuhan yang aku impikan , bukan ini Tuhan yang aku rencanakan.
Menjadi pasien di rumah sakit jiwa. Bukan ini yang aku harapkan Tuhan.

--------------😭😭😭-------------------

Pagi itu setelah selesai TAK ( Terapi Aktivitas Kelompok) aku duduk di teras depan kamarku. Aku melihat para pekerja bangunan yang sedang merenovasi ruangan khusus lansia. Hanya dari balik terali besi ini aku bisa melihat mereka. Aku terenyuh dengan keadaanku sekarang ini. Ntah kenapa sampai begitu teganya mereka memasukan aku ke rumah singgah ini. Ini bahkan menjadi mimpi buruk yang akan selamanya aku ingat. Siksaan demi siksaan aku alami di sini.
Malam itu tepatnya, kaki dan tanganku diikat dan aku harus bermalam di tempat sepi dan angker itu. Aku harus menghabiskan malam sendirian, ditemani nyamuk- nyamuk nakal dan dinginnya hawa malam yang terus menusuk tulangku.
Aku terus meronta-ronda inginkan kebebasan namun mereka para petugas kotor itu tak menghiraukanku. Mereka tak melepaskan ikatan itu dan mereka membiarkan kU terlelap sepi berteman kan dinginnya malam. Sungguh itu adalah kenyataan pahit yang harus aku alami. Sakit memang saat lingkungan menganggap kita gila dan sakit memang di saat kita dianggap berperilaku aneh dan membahayakan orang lain. Ntah apa salah dan dosaku hinggga akhirnya aku harus berada di rumah singgah ini.

Aku bukan hanya kehilangan impianku untuk mengenakan toga itu 3.5 tahun tapi Aku juga kehilangan sosok itu. Sosok cinta sejati yang selama ini aku dambakan. Dia yang memilih pergi setelah tahu keadaanku saat itu. Di saat Kedua orang tuaku memasukan kU ke rumah sakit jiwa ini.

Bipolar SurvivorWhere stories live. Discover now