part 1

3K 112 4
                                        


Denis

Aku memijat pelan dua sisi pelipisku dengan kedua talapak tangan. Masalah yang diciptakan oleh orangtua tunggalku ini benar-benar membuatku pusing. Ayahku Thomas berbuat ulah lagi, dan kali ini lebih parah dari sebelumnya. Ayahku dulu sempat membuat ulah, tepatnya sepuluh hari lalu, hingga aku harus mendatangi tempat hiburan malam itu pada pukul 2.00 dinihari, untuk mengganti rugi segala kerusakan yang dibuat ayahku saat mabuk dan berkelahi dengan para pengunjung lain, dan parahnya, perkelahian itu terjadi hanya untuk memperebutkan seorang wanita jalang. Dan kini, lelaki yang kusebut dengan panggilan ayah itu, telah kembali menciptakan masalah baru  yang membuat hidupku kembali tidak tenang. Dia dengan beraninya telah  berhutang pada seorang rentenir  yang terkenal sangat kejam di daerah kami, hanya untuk memenuhi hobi gilanya itu yang sangat suka berjudi. Padahal aku baru saja selesai melunasi sisa hutangnya dua hari lalu pada seorang germo di kompleks pelacuran, tempat dimana ayah sering menghabiskan waktunya disana, dengan uang gajiku yang baru aku terima minggu lalu.

Aku hanyalah staf kantor biasa, bagaimana bisa membayar hutang sebanyak ini, ucapku dalam hati sambil menatap sendu tagihan hutang ayahku yang berjumlah lebih dari seratus juta rupiah.

Suara ketukan sepatu terdengar mendekati mejaku yang terletak di salah satu kubikel, membuat aku langsung menyembunyikan kertas yang aku pegang ini diantara tumpukan map. Elsa tersenyum manis padaku, sambil menyerahkan cup berisi kopi hitam yang mengepulkan asap putih dengan aroma semerbak.

"Ada apa sayang kau kelihatan pucat?" tanya Elsa khawatir, atasan yang juga merangkap sebagai kekasihku. Seorang manager berpenampilan modis dan berwajah manis, yang juga anak dari pemilik perusahaan tempatku bekerja. Saat ini, usianya dua tahun lebih tua dariku.

Aku masih ingat pertemuan pertama kami. Saat aku baru pertama kali datang ke perusahaan tersebut, untuk memenuhi panggilan wawancara kerja di perusahaan milik ayahnya, lima bulan setelah aku diwisuda dan mendapat gelar sarjanaku.

Senin,
Pukul 10.15 wib

Sial aku terlambat!

Aku berlari secepat mungkin sekeluarnya aku dari angkutan umum, yang membawaku menuju perusahaan tempat aku mengirimkan lamaran dua minggu lalu.

Hari ini adalah interview pertamaku, setelah beberapa kali mengirim surat lamaran melalui email. Aku yang sangat gugup dan panik karna datang terlambat, tidak memperhatikan lagi langkahku hingga menabrak seorang wanita saat baru keluar dari lift, menyebabkan dokumen yang dipegang wanita itu terjatuh dan berhamburan memenuhi lantai.

Ya Tuhan, aku panik sekali, belum apa-apa sudah melakukan kesalahan, semoga saja wanita itu tidak mengadukan kecerobohanku ini pada atasannya, karna salah satu dokumen yang tercecer itu menunjukkan nama perusahaan yang sama, dengan perusahaan yang akan mewawancaraiku hari ini.

Aku segera berjongkok untuk membantunya, sambil mendengarkan omelannya saat memasukkan beberapa lembaran kertas kedalam map yang dipegangnya dengan posisi menunduk.

"Maaf, aku tidak sengaja," ucapku dengan rasa bersalah, ucapanku tadi kontan membuatnya mendongak. Ia nampak tertegun menatapku dengan manik hitamnya yang mengerjap lucu, seperti terkesima.

"Ah, tidak apa-apa," ucapnya dengan wajah tersipu.

Aku tidak penah menduga kalau wanita itu yang akan mewawancaraiku, apalagi saat aku tahu kalau dia bukan seorang personalia seperti yang terjadi pada umumnya, dan aku lebih terkejut lagi saat dia mengajukan permintaan anehnya, agar aku bersedia menjadi kekasihnya jika ingin diterima di perusahaan ini.

--------

"Aku baik-baik saja sayang, hanya sedikit tidak enak badan. Terimakasih atas kopinya," balasku tanpa menatapnya, sambil menerima cup berisi kopi di tangan gadis itu.

Ferdi

Aku hanya dapat menatap kesal kartu undangan berisi acara pertunanganku dengan gadis tidak tahu diri itu, padahal dia tahu dengan pasti bahwa aku samasekali tidak mencintainya, dan menolak keras perjodohan ini. Tapi gadis tidak tahu malu itu malah semakin mengejarku. Dan dengan akal liciknya, dia berhasil mempengaruhi orangtuaku untuk menerima dirinya.

Brengsek kau Khila, akan kubuat kau menyesal karna telah menjebakku dalam hubungan sialan ini!

TBC

Ini hanya bab perkenalan dari cerita yang baru aku buat, part selanjutnya akan di update cukup lama, cerita ini on going ya, kuketik sebagai selingan di sela-sela cerita lain yang aku tulis. 

Duplikat (End)Where stories live. Discover now