Bab 3 - Kok Malah Dia sih?

397 21 26
                                    

Hari ini seperti biasanya, aku berangkat diantar Ayahku dan setiba di sekolah melanjutkan rutinitas ku seperti biasanya.

Aku duduk di bangku sambil berpikir tentang kejadian 2 hari yang lalu, kenapa aku nggak mendengar kabar dari Ferdi ya? Katanya dia minta kontak ku. "Tuh kan dia minta kontak bukan karena suka Ca, sadar dong"  gumam ku sambil menepuk nepuk pipiku sendiri.

"Heh Ca, kenapa??" tanya Resti, teman sekelas ku yang sedang menyapu karena dia piket hari ini.

"Nggak kok, nggak kenapa napa hehehe" jawabku sambil beranjak bangun dari tempat duduk karena ga enak juga masak dia lagi nyapu aku duduk di bangku yang akan dia sapu? Ga sopan dong.

"Eh ya udah aku keluar dulu ya mau ke kelasnya Dwita." pamit ku

"Ohiya," jawab Resti singkat sambil kembali menyapu bawah meja dan bangku.

Aku berjalan sambil terus memikirkan Ferdi, haduhh serasa aku yang jatuh hati sama dia. Sampai-sampai aku ga nyadar kalau ada orang didepan ku.

"Eh, " aku mendongakkan kepala ku ke atas. Siapa dia? Cowo aneh dengan rambut dijambul ke atas dan matanya melihat ke arah ku "Silahkan kalau mau lanjut jalan, aku mau kesana" jawabku sambil bergeser ke arah kiri agar orang itu bisa melanjutkan langkahnya.

"Aku tu mau nyamperin kamu bukan mau jalan lurus." Jawab cowo itu.

"Tapi siapa ya? Aku ga kenal sama kamu." Aku keheranan sambil menggaruk-garuk kepala walau ga gatal tapi bingung aja.

"Kenalin nama aku Tio, aku sekelas sama Dwita." Jawab cowo yang bernama Tio sambil mengulurkan tangannya.

Oh satu kelas sama Dwita, berarti satu kelas juga dong sama Ferdi. Batinku dalam hati.
"Oh iya namaku Nica Cantika, panggil aja Nica." Jawab ku buru-buru sambil menyambut tangannya.

"Nggak usah sebut nama kamu aja aku dah tau nama kamu kok. Emm boleh ga aku minta nomor hp kamu?" Tanyanya yang bikin aku bengong.

"Hah? Nomor hp aku? Buat apa?" tanyaku ragu.

"Ya buat menjalin pertemanan aja. Masak ga boleh." jawabnya yang membuat ku sedikit negatif thinking. Aku pikir-pikir lagi sepertinya dia itu pacarnya Mbak Saras deh.

"Oh gitu, iya nanti minta Dwita aja ya. Soalnya aku ga hafal nomornya." Jawabku "Ya udah aku mau ke kelas dulu ya, udah mau masuk nih" pamitku.

"Oh ya, nanti aku hubungi kamu ya." Kata Tio sambil melambaikan tangannya.

Aku hanya menganggukkan kepala dan merasa kecewa ga jadi ke kelasnya Dwita. Padahal sih sebenernya aku mau lihat Ferdi dan juga mau curhat sama Dwita. Tapi ya udah lah gapapa.

*****

Ting ting

Suara hp ku yang menandakan ada pesan. Aku yang masih berbalut handuk segera menghampiri dan membuka siapa yang mengirim pesan itu.

Hay Ca? Aku Tio yang tadi minta nomor kamu itu. Save ya

Ternyata Tio, kenapa aku jadi ga bersemangat gini ya. Aku menge-save nomor Tio dan hanya membalasnya singkat. Tapi ia malah membalas terus. Aku kan jadi ga enak kalau ga aku balas. Aku dan Tio pun saling berbalas pesan. Aku jadi tau Tio temannya Ferdi, karena Tio bilang sesuatu tentang Ferdi. Aku kok jadi semangat gini ya kalau dengar kata Ferdi? Duh aduh

Tiba-tiba saat aku dan Tio tengah asik membahas sesuatu, Tio membuat ku risih dengan pesan seperti ini :

Kamu kok lucu sih, aku cium kamu nanti lo

Entah aku langsung malas membalasnya, tapi ia terus mengirimi ku pesan dan terakhir aku buka ia menyatakan suka padaku. Padahal aku tau ia pacarnya Mbak Saras. Dan kali ini aku membalas pesannya tanpa berpikir aku balas

Maaf, tapi aku sudah suka sama orang lain.

Kututup ponsel ku dan membuka akun facebook di laptop ku. Tiba-tiba saja jemari-jemari ku ini mengupdate status

'Kenapa malah teman mu sih, aku sukanya sama kamu'

Aku send status itu dan memutar badan ku menatap atap kamar ku.

"jangan-jangan kemaren Ferdi minta kontak ku karena si Tio? Duh kena jebakan. Aku malah suka sama Ferdi. Aahh sebel" gerutuku sendiri dengan menggertakkan kaki ku hingga membuat bunyi duk duk duk.

Ding ding
Suara notif laptop ku. Aku segera membuka dan kagetnya aku. Pras, teman sekelas Dwita dan Ferdi juga pastinya. Dia mengomment status ku

'wah Ferdi pasti'

Dengan cepat aku menghapus status ku sebelum ada yang baca komennya Pras. Aku segera meng-inbox Pras dan aku tanya kenapa dia bisa tau kalau aku mengarah pada Ferdi. Dia malah menjawab katanya hanya nebak. Duhh semakin pusing kepalaku, aku takut kalau dia menyebarkan ini. Dan juga aku menyesal, secara ga langsung aku memberitahu bahwa aku memang suka Ferdi. Huhh aku langsung mematikan laptop ku dan pergi tidur. Semoga saja tidak ada suatu hal yang terjadi besoknya.

-------------------------------

Maaf ya kalau agak mengecewakan ceritanya hehehe. Nantikan terus lanjutannya dan jangan bosan-bosan ya. Semoga saja Nica tidak mendapat masalah apa-apa.

Jangan lupa vomment ya❤️ yuk kasih saran. Saran kalian sangat membantu. Sampai jumpa besok 😆

PROMISEWhere stories live. Discover now