Bagian Sembilan Belas (Part 2)

2.4K 301 0
                                    

Virgia menyandarkan punggung Verdyan pada bantal yang sudah diaturnya. Kemudian mengambil mangkuk yang berisi bubur di atas meja. Dia menggumamkan sesuatu seperti "mulai dingin". Lalu memaksa Verdyan untuk makan dari suapannya. Setelah Verdyan makan beberapa suapan dia memulai ceritanya.

Verdyan dalam diam mendengarkan sambil menerima suapan paksa darinya. Matanya menyiratkan kesedihan dan penyesalan. Mungkin dia tidak menyangka kalau masa lalunya akan berbuntut seperti ini, bahkan sampai mengancam rumah tangganya yang baru seumur jagung. Dia mungkin terus melangkah ke depan tapi nyatanya masa lalu tidak bisa ditinggalkan. Masa lalu akan menjadi sebuah kenangan dari perjalanan hidup siapapun.

"Aku baru tahu kalau Danisa memiliki adik tiri bernama Kazu. Dia anak dari hasil pernikahan kedua mamanya dengan orang Jepang. Aku baru mengetahuinya saat malam itu aku berkelahi dengan Kazu." Kata Verdyan. Dia menutup mulutnya dengan tangan untuk memprotes makan-bubur-paksaan-dari-istrinya.

Virgia meletakkan mangkuk bubur kembali pada meja yang isinya masih banyak. "Dia begitu sangat menyayangi Danisa sampai berniat balas dendam padamu. Saat di Bali dia sudah mengincar kita."

Verdyan mengangguk. "Dari kejadian ini aku bisa mendapat pelajaran yang berharga bahwa sejahat apapun orang lain pada kita pada akhirnya kita harus mampu memaafkannya, agar hidup kita damai. Begitu juga sebaliknya."

"Kamu akan memaafkannya?"

"Iya, sudah lama aku menyimpan kebencian ini sampai-sampai aku tidak bisa mengendalikannya."

Jeda beberapa detik. Lalu Virgia buka suara. "Yahh, kuakui meskipun kamu nyaris sempurna di mataku tetap saja ada minusnya."

"Nyaris sempurna, huh?" Verdyan mencodongkan tubuhnya lebih mendekat pada Virgia yang duduk di sampingnya.

Virgia tertawa. Lalu dengan sekali gerakan Verdyan menghentikan tawa itu dengan ciumannya. Bisa dipastikan rasa ciuman mereka berkisar bubur. Meskipun agak menjijikan tetapi mereka melakukannya dengan ketulusan dan kebahagiaan yang kentara. Di dalam ciuman itu mereka melepas rindu yang sempat memisahkan jarak dan waktu.

♫♫♫

HOT DADDYWhere stories live. Discover now