H + 51

358 44 11
                                    

Suasana pagi di Taman Hangang tidak terlalu sepi. Cukup ramai dengan masyarakat yang berolahraga pagi, walau tak seramai pada hari minggu, karena orang-orang bekerja di hari selasa yang cerah ini.  Angin pagi terasa menyegarkan menerpa muka Sooyoung dan Sungjae yang sedang berkencan. Mereka berolahraga bersama dengan menaiki sepeda menyusuri Sungai Han.

Sungjae melaju di depan lebih dulu. Sementara Sooyoung mengikutinya di belakang. Selama bersepeda, Sooyoung terus menatap punggung Sungjae. Aneh rasanya. Punggung yang selalu ingin Ia sandari, ingin Ia peluk dan elus setiap kali melihatnya. Kini rasanya punggung Sungjae terasa seperti lapisan es. Indah tapi tak dapat disentuh karena dingin. Padahal sikapnya tak ada yang berubah. Hanya saja hubungan mereka yang mulai berubah.

Rasa kecurigaan tersebut benar-benar mengubah hubungan mereka. Walau orang lain melihatnya hubungan mereka baik-baik saja, tapi Sooyoung tidak merasa demikian. Hubungannya tidak baik-baik saja. Dia benar-benar tidak dapat melupakan kesalahan yang diperbuat Sungjae. Setiap memikirkan Sungjae pasti teringat kejadian saat dia melihat Hayoung di apartemen Sungjae. Benar kata Yerin, Sooyoung masih tidak bisa menerima hal tersebut. Menerima mungkin mudah mengucapkannya, tapi melakukannya merupakan hal yang sulit. Bayang-bayang kesalahan itu selalu mengikuti setiap dia bersama Sungjae. Setiap dia berkomunikasi dengan Sungjae ingatan buruk itu terus muncul seperti pop up iklan di internet setiap kita menjelajahi blog di dunia maya. Sooyoung selalu dihantui rasa takut Sungjae mengulang kesalahan itu. Hal itu lah yang membuat kecurigaan terus bertumbuh dan kepercayaan yang terus terkikis.

Jika ditanya apakah Sooyoung ingin mempertahankan hubungannya? Jelas jawaban Sooyoung adalah akan tetap mempertahankan sebisa mungkin. Walau butuh air mata, hati yang teriris, jika masih ada rasa sayang kenapa tidak coba untuk dipertahankan. Hingga detik ini Sooyoung masih belajar menerima masa lalu pahit tersebut. Dia berusaha untuk menghargai setiap momen kini yang dilalui bersama Sungjae. 

Sungjae menghentikan laju sepedanya. Ia membalikan badannya dan berteriak. "Kok kamu lama sih? di belakang aku terus?"

"Kamunya yang kecepatan, tahu!" Sahut Sooyoung sambil menambah kecepatan genjotan sepedanya agar bisa menyamai posisi Sungjae yang sedang berhenti. Ketika posisinya sudah sejajar, Sooyoung menghela nafas lelah.

"Haruskah kita beristirahat?" Tanya Sungjae. Sooyoung menganggukan kepalanya.

Mereka pun memarkirkan sepeda mereka. Sooyoung meminum air mineral hingga setengah botol, lalu sisanya diberikan kepada Sungjae. Sungjae pun meminum habis air tersebut dan meremas botolnya. Kemudian merebahkan badan mereka diatas rumput. 

"Ya ampun capek juga ya!" Seru Sungjae.

"Jelas capek. Kita bersepeda 6 km tanpa henti." Sooyoung menunjukkan aplikasi di ponselnya yang telah menghitung jarak mereka berolahraga.

"Wah lumayan juga. Enggak sadar aku hahahaha."

"Kamu enak sudah biasa. Duh betisku rasanya mau meledak." Cemberut Sooyoung.

"Makanya rajin olahraga dong!" Ledek Sungjae sambil tertawa.

"Enak saja!" Sooyoung mendorong pelan bahu Sungjae. "Aku suka zumba ya! Cuman bersepeda itu hal yang beda. Ini pasti nanti malam betisku akan nyut-nyut an."

Sungjae menatap Sooyoung dengan senyum hangat. "Otot kamu kaget. Nanti aku kasih salep pijat deh."

"Memangnya kamu bawa salepnya?"

"Enggak hehehe."

"Ah sebal!" Sooyoung bangkit dari posisi rebahannya menjadi posisi duduk dengan kaki tetap lurus.

"Makanya, untuk sekarang aku saja yang pijat ya." Sungjae pun ikut duduk dan memulai memijit betis Sooyoung.

Sooyoung tersenyum akan sikap manis Sungjae. Namun itu hanya bertahan selama 3 detik. Tiba-tiba bayangan Hayoung muncul Imajinasi Sooyoung merefleksikan kalau Sungjae melakukan hal yang sama pada Hayoung. Awalnya dia tak seperti ini. Awalnya dia hanya tak bisa melupakan kesalahan Sungjae saja, tapi semenjak kejadian bertemu Hayoung secara tak sengaja, entah kenapa otaknya jadi sering berpikiran liar. Setiap Sungjae melakukan hal manis, entah kenapa didalam pikirannya terputar sebuah adegan dimana Sungjae melakukan hal yang sama pada Hayoung. Sooyoung segera menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan bayangan tersebut.

Trust [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang