Satu

496 46 11
                                    

Vote & Comment

Azila Alvienna Rafanda, wanita remaja berusia 17 tahun. Dirinya saat sini sudah menduduki kelas XI SMA. Azila bersekolah di SMA swasta Adventure World, yang terletak di Jakarta.

Azila berjalan menyusuri koridor sekolah dengan menundukkan pandangannya, wajahnya tampak lesuh dan penuh kecewa.

"Lihat, anak bodoh."

"Diakan yang kemarin nusuk nusuk tangannya pakai pulpen itu?"

"Gue denger dia juga self injure gitu. Ih serem yah."

"Ah keliatannya orang gila banyak betebaran di Indo, disini juga ada."

"Kenapa harus ada orang gila disekolah kita?"

"Cantik, tapi gila nggak guna."

Dan banyak cibiran lain yang menggema ketika sosok Azila berjalan di depan mereka.

Perempuan berdarah Indo-Korea ini tampak sudah biasa mendengar cibiran dari arah mana pun yang ia dengar.

Kalau di tanya tentang hatinya, dia mungkin sudah kebal. Awalnya mungkin ia tidak bisa menerimanya, namun seiring berjalannya waktu ia merasa hal itu sudah biasa. Kenyataan Azila yang menusuk - nusuk tangannya dengan pulpen adalah sebuah fakta. 

Kala itu, Azila sedang menulis sebuah materi yang di sampaikan oleh guru. Entah kenapa tiba - tiba saja mood nya berubah. Ia menatap sebuah pulpen yang ia pegang dan mulai menusuk nusukkan pulpen tersebut ke urat nadi lengan kirinya. Hal itu menjadi pusat perhatian dari seluruh murid yang berada di kelas itu. Banyak yang berteriak histeris dan ada juga yang berusaha menghentikan pergerakan Azila. Guru pun turut serta untuk menenangkan Azila.

Kejadian itu pun kemudian tersebar ke seluruh sekolah. Azila kini menjadi perhatian seluruh murid. Tidak ada satu orang pun yang ingin menjadi temannya. Jika pun ada, Azila akan menghindarinya. 

Para siswa awalnya mengira ia adalah anak broken home. Namun ketika di selidiki, ternyata ia tidak. Ntah apa yang merasuki Azila untuk melakuka hal itu. Banyaknya cibiran terhadap dirinya, bukan hal tabu lagi. Meskipun Azila terkenal gila, ia adalah murid yang sangat pintar. Setiap ujian, ia selalu menjadi yang pertama mengumpulkan ujiannya, bukan karena ingin cepat - cepat keluar kelas, namun memang ia mengetahui jawabannya dan sudah selesai.

"Woy!" ucap sosok wanita di hadapannya yang datang bersama dua orang temannya.

Langkah Azila terhenti di hadapannya, namun pandangan Azila tetap ke bawah dan melihat sepatu dari wanita yang menghampirinya itu.

Wanita itu mendorong bahu Azila, "Liat gue!" tegasnya.

Azila masih setia dengan pandangannya.

"Lo tuli, hm!?" tanyanya lagi, kali ini pada telinganya.

Azila memindahkan pandangannya ke arah wanita yang berada di hadapannya.

Wajah penuh emosi itu terlihat jelas sekarang, wajah kesal, kecewa, sekarang bercampur aduk seperti kehancuran. Sudah di pastikan, siapa pun orang yang melihat wajah ini akan merasakan aura kejam.

"Muka lo nggak usah sok galak gitu," ucap wanita itu menunjuk wajah Azila.

"Minggir!" ucap Azila dengan nada dingin.

"Lo mau kita minggir, iya?"

Azila tidak menjawab ucapan wanita itu, ia hanya terdiam dan memandang ke sembarang arah.

Wanita itu mendekat, lebih tepatnya mendekatkan wajahnya dengan Azila.
"Lo dengar, gue nggak suka ada orang yang nandingin gue. Apa lagi orangnya eloo!!" ujar wanita itu sembari mendorong bahu Azila dengan telunjuknya.

Azila dan RahasiaWhere stories live. Discover now