(2) Nightmare

5.6K 373 31
                                    

Dedicated to our lovely virthday boy,
Kim Taehyung💜

***

"ANDWAE!"

Taehyung spontan terduduk. Dadanya bergerak naik turun tak karuan. Jimin yang tertidur di ranjang seberangnya pun terusik. Dia memaksa kedua matanya untuk terbuka dan refleks beranjak ketika melihat Taehyung bangun.

Dengan langkah khawatirnya, Jimin mendekati Taehyung. Dia cukup mengerti jika Taehyung mengalami mimpi buruk, lagi. Maka dengan segera Jimin duduk di hadapan Taehyung lantas menangkup kedua pipinya, mencoba mendapatkan fokus mata Taehyung.

"Tae," panggilnya lembut. "Lihat aku."

Kedua mata Taehyung yang sebelumnya menelisik tak tentu arah, terhenti. Matanya menatap kedua mata Jimin. Jimin terhenyak. Selalu seperti ini. Tatapan yang menyendu, gurat wajah yang ketakutan, serta tubuh yang bergetar. Taehyung selalu seperti itu ketika dirinya tiba-tiba terbangun karena mengalami mimpi buruk.

Ya. Sejak mereka debut, Taehyung kerap kali mengalami mimpi buruk. Entah apa yang ia mimpikan. Dia tak pernah menceritakan mimpinya itu pada siapapun, tak terkecuali Jimin. Jimin memang sudah sering menangani Taehyung ketika ia mengalami mimpi buruk. Biasanya ia berdua dengan Hoseok untuk menenangkan Taehyung. Namun semenjak beberapa bulan lalu, Jimin harus mengurusnya sendiri karena Hoseok pindah kamar.

"Jim..." Lirih Taehyung. Suaranya hampir tak terdengar di sela keheningan yang terjadi.

"Jim..." Lirihnya lagi.

Jimin mengusap kedua pipi Taehyung dengan ibu jarinya. "Aku disini, Tae. Kau tidak sendirian." Ucap Jimin. Kedua sudut bibirnya terangkat guna membuat Taehyung semakin nyaman.

Taehyung menunduk. Isakan-isakan kecil mulai terdengar. Sontak Jimin menarik Taehyung ke dalam dekapannya. Dia semakin cemas. Baru kali ini Taehyung menangis setelah mengalami mimpi buruk. Biasanya dia akan segera tenang dan kembali melanjutkan tidurnya. Namun kali ini berbeda. Bahkan Taehyung menangis dengan kencang.

"Hey, Taehyung-ah. Tenanglah." Jimin mengeratkan pelukannya. Menepuk-nepuk punggung Taehyung agar namja itu tenang. Tapi tak berhasil.

"Hyung! Hyung! Seokjin hyung! Namjoon hyung!"

Jimin berteriak memanggil para hyungnya. Masa bodoh dengan waktu yang menunjukkan pukul dua pagi, ataupun membuyarkan mimpi indah para hyungnya. Yang terpenting sekarang adalah Taehyung. Jimin tentu panik saat Taehyung hanya menangis dan tak menjawab satu patah katapun ucapan yang terlontar dari mulut Jimin.

Jimin terdiam beberapa detik ketika isakan Taehyung tiba-tiba berhenti. Ditambah dengan tubuh Taehyung yang terasa menegang. Jimin segera menarik tubuh Taehyung, melepaskannya dari pelukannya. Terkejut. Itu yang ia rasakan.

"Taehyungie?"

Taehyung tak merespon. Tubuhnya kaku tak bergerak. Matanya menatap kosong dengan mulut yang sedikit terbuka. Jimin takut. Ketakutannya bertambah saat Taehyung dengan perlahan memejamkan matanya, dan tubuhnya tiba-tiba kejang.

"TAE!" Jimin berteriak histeris. Dia membaringkan Taehyung, lalu berlari keluar kamar. Menggedor pintu kamar lain untuk membangunkan mereka. Dia tidak bisa menangani Taehyung sendiri.

"HYUNG! PPALI IREONNA! TAEHYUNG KEJANG!"

Jimin tak peduli jika hyungdeulnya ataupun Jungkook mengumpatnya. Jimin tak peduli jika tangannya akan sakit karena menggedor pintu dengan keras. Jimin tak peduli jika suaranya akan serak karena berteriak tanpa henti. Yang terpenting mereka cepat terbangun dan menolong Taehyung.

Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang