(3) Lungs

6.6K 368 62
                                    

Taehyung menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa. Matanya terpejam dengan peluh yang membasahi wajahnya. BTS baru saja sampai ke dorm setelah seharian ini mereka melaksanakan jadwal yang seakan tak kunjung habis.

Seokjin, Yoongi, Hoseok, Namjoon, Jimin dan Jungkook memasuki dorm. Mereka terlihat larut dalam candaan walaupun raut lelahnya terlihat. Yoongi yang berjalan paling belakang hanya tersenyum tipis mendengar lelucon yang dilontarkan oleh Seokjin dan adik-adiknya. Dia mengernyitkan keningnya saat menyadari Taehyung tak bergabung dengan mereka. Pandangannya mengedar lalu menemukan helaian rambut di balik sofa yang ia yakini milik Taehyung. Yoongi bergegas mendekati adik aliennya itu.

"Sial!" Umpatnya.

Yoongi segera menghampiri Taehyung dan duduk bersimpuh di hadapannya. Tangannya menepuk-nepuk pipi Taehyung. Memastikan jika Taehyung masih tersadar.

"Taehyung-ah, kau mendengarku?" Tanyanya panik. Suaranya yang lumayan keras itu mengalihkan perhatian para member.

Taehyung membuka matanya sedikit. Yoongi bangkit dan beralih duduk di sampingnya. "Apa yang kau rasa?"

"S-sesak." Lirih Taehyung. Dia kembali memejamkan matanya. Helaan napasnya terdengar semakin berat.

"H-hah. Hah. Hah.."

Yoongi memandang para member yang masih bergeming. "Kenapa kalian diam saja? Asma Taehyung kambuh!" Pekiknya. Yoongi membuka kancing mantel Taehyung. Melonggarkan sabuk celananya. Membuka jam tangan yang melekat pada pergelangan tangan kanan Taehyung. Melakakukan apapun, yang ia kira bisa meringankan sesak yang Taehyung alami.

Yoongi mengelus rambut Taehyung, mengusap peluh yang membasahi poni dan wajahnya. "Tenanglah, Tae." Bisiknya.

Yoongi meraih kedua tangan Taehyung yang terkulai lemas. Dipijatnya tangan yang terasa menegang serta dingin itu. "Tae, kau baik-baik saja. Atur napasmu." Ucaonya. Yoongi menghembuskan napas kesal saat tak melihat member lain di sekitarnya. Dia mengumpat dalam hati. Melupakan satu hal yan tengah terjadi dalam ikatan kekeluargaan Bangtan.

"Brengsek!" Umpatnya lagi.

Yoongi menggendong Taehyung dengan kedua tangannya, membawanya ke dalam kamarnya dengan Seokjin. Dia tak peduli jika Seokjin memarahinya karena membawa Taehyung. Ia hanya memedulikan keadaan Taehyung yang begitu mengkhawatirkan.

Yoongi menendang pintu kamar agar terbuka, dan masuk dengan tergesa. Dia membaringkan Taehyung di atas tempat tidurnya, lalu berlari keluar kamarnya untuk membawa tabung oksigen di dalam kamar Taehyung, Jimin, dan Hoseok. Dia membuka pintu kamar mereka dengan keras. Masa bodoh dengan kedua adiknya yang berada dalam kamar tersebut merasa terganggu. Adiknya yang lain tengah membutuhkan pertolongan.

Yoongi dengan segera mendorong tabung oksigen itu keluar kamar. Dia memasuki kamarnya kembali. Lalu duduk di samping Taehyung. Dengan cekatan, ia mengangkat kepala Taehyung, memasangkan masker oksigen padanya, lalu mengatur kadar oksigen yang dikeluarkan dari tabung. Yoongi meraih tangan kanan Taehyung. Mengelusnya pelan seraya mengucapkan kalimat-kalimat penenang agar Taehyung tidak panik dan mengatur napasnya. Dia merutuk karena terlambat membantu Taehyung. Butuh waktu limabelas menit agar Taehyung bisa bernapas normal walaupun sedikit terengah.

Taehyung membuka kedua matanya. Dia tersenyum lemah pada Yoongi. Yoongi bersyukur dalam hati. Ia tersenyum tipis pada Taehyung.

"Tidurlah, Tae."

Taehyung menggumamkan kata terimakasih tanpa suara, lalu tertidur setelahnya.

Yoongi menghela napas lega. Dia membuka laci nakasnya. Mengeluarkan sekotak tisu, lalu menggunakan tisu-tisu itu untuk menghapus wajah Taehyung yang basah oleh keringat. Dia mengumpulkan tisu yang telah basah itu dan membuangnya ke tempat sampah di samping nakas.

Kim TaehyungWhere stories live. Discover now