Pagi itu daniel memutuskan untuk tidak kesekolah melainkan tinggal diapartemen karena ia sangat lelah dan tak ingin ditanyai apalagi ditemui siapapun.Kali ini ia ingin sendirian,ditambah luka lebam dipipinya yang banyak membuat orang disekolah beranggapan kalau ia berkelahi lagi dengan orang atau siswa sekolah lain padahal kenyataannya adalah tukan pukul yang datang ke apartemennya memukulnya sampai babak belur.
Mata daniel berkedip-kedip saat merasakan cahaya matahari semakin meninggi berusaha memasuki cela-cela matany.Ia berdecak kesal,ia malah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Ting.....tong.......
Bunyi bel apartemen daniel berbunyi beberapa kali membuatnya berdecak kesal,bunyi terakhir kali membuat matanya terbuka lebar merah padam.Ia bangun dari kasurnya yang ada magnetnya itu,kemudian ia bangkit dan berjalan ling lung menuju pintu.
Ia membuka pintu dan mendapati seorang pria separuh baya berdiri membawa sekatong kresek besar yang nampaknya berisi pakaian entah itu pakaian siapa?
"Ya,cari siapa?"tanya daniel malas,bapak itu heran melihat penampilan daniel.Mulai dari wajahnya yang bonyok dan hanya mengenakan boxer serta tak ada baju melekat dibadannya.Alis daniel bertautan,ia melirik dadanya dan baru sadar kalau bapak itu memerhatikannya karena tak memakai baju ditambah mukanya yang sangat menonjol babak belur seperti habis berkelahi.
"Ehem....."daniel berdehem membuyarkan lamunan si bapak.
"Oh ini,pakaian laundrynya"ucap bapak itu menyerahkan kantong kresek berisi baju-baju daniel yang tak ia cuci karena tak pernah mencuci,kan dia laki-laki apalagi selama hidup dia diurus oleh pembantu,jadi apapun itu pasti dikerjakan pembantu rumahnya.Hanya saja,ia tak dirumah melainkan diapartemen jadi otomatis tidak ada pembantu yang mengurus semuanya.
"Bonnya?"tanya daniel meminta bon laundrinya.
"Oh,ini"ucap bapak itu menyerahkan secarik kertas yang berisi bon berapa yang harus dibayarnya.
Daniel melihat sekilas lalu masuk kedalam mengambil uang didompetnya,lalu memberikannya pada bapak itu.Setelah menerima uang dari daniel bapak itu pergi,daniel menutup pintu dan kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya.
Disekolah,seperti biasanya tiga cowok super bad dan super cogan ngumpul dikantin hanya sekedar duduk saja ya tentu memesan makanan untuk dimakan,untuk apa ada dikantin kalau hanya sekedar duduk dan tak memesan makanan.Siapa lagi kalau bukan si finno,andre,dan angga.Mereka menghabiskan masa istirahat mereka dikantin apalagi ini akhir semester jadi pelajaran mulai habis.
Angga dan andre sibuk bercanda dan finno malah asik main game dihapenya.Suara candaan dan tawa kocak angga dan andre ditambah tingkah mereka berdua yang konyol menghibur semua siswi yang ada disana.
"Dasar kutu loncat"ledek andre
"Kutu mana ada yang loncat,lu kata om kangguru"bantah angga heran.
"Ada lah peak,lu sih gak pernah diajarin ama emak lu kalau kutu itu ada yang loncat"ucap andre merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan karena habis main jambak-jambakan ama andre kek cabe-cabean.
"Lu kutu-an emangnya?"tanya angga menaikkan alisnya sebelah.
"Kagak pea,yakali gue kutuan.Adek gue tuh si siska yang kutuan"ucap andre
"Lah,tak kirain situ yang kutuan"ucap angga tertawa.
"Lah,gue sleding lu lama-lama"ancam andre.
Membuat angga kembali tertawa,ia kemudian melirik finno yang nampak asik bermain di handphonenya.Angga menyikut lengan andre seolah memberi kode,andre berbalik menatap angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Be Mine? [Revisi]
Teen FictionHighest Rank #1 in teenfiction ( 31. 8. 2018 ) #559 in teenfiction ( 1.12.2017 ) #419 in teenfiction ( 1.1.2018 ) #335 in teenfiction ( 14.1.2018 ) #91 in teenlit ( 11. 6. 2018 ) #89 in teenlit ( 12. 6. 2018 ) Daniel membenarkan bahwa dibalik adanya...