9~ -Die-

641 119 6
                                    

Aku lelah, hati, dan raga ini berhasil remuk dan lemah hari ini. Entah, apa aku akan menangis lagi, atau aku akan berpasrah atas akhir kehidupan ku kelak.

Aku bersandar di bahu Chanyeol. Sebelum itu aku sudah izin padanya, dan dia membolehkan aku bersandar di bahunya.

"Chanyeol~ aku lelah, aku ingin tidur" Ucapku, seketika aku lelah, dan tak ingin kembali melihat rumah ini.

"Tidurlah, buat apa kau izin padaku?"
"Aku tidak tega meninggalkanmu sendiri disini saat aku tidur"

"Tidak apa, tidurlah, tidur lah di bahuku" Ucapnya sembari menepuk ringan bahunya.

Aku mengangguk ragu, dan aku langsung memejamkan mataku, sebelum itu aku merasakan sesuatu mengelus lembut rambutku, hingga membuatku semakin jatuh terlelap dalam tidurku.

Aku mengangguk ragu, dan aku langsung memejamkan mataku, sebelum itu aku merasakan sesuatu mengelus lembut rambutku, hingga membuatku semakin jatuh terlelap dalam tidurku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Aku terbangun, setelah mungkin dua jam lamanya aku tertidur di ba ---

"Chanyeol?"

Aku tergeletak di lantai lusuh dan kotor rumah ini, dimana dia?

"TOLONG!"

Aku mendengar seseorang meminta pertolongan, persis suara Chanyeol, apa itu dia?

"Aww! Hentikan!"

Suara kedua yang mulai ku dengar kembali, aku panik, apa Chanyeol di siksa? Tapi dia ada dimana?

"Chanyeol! Kau dimana?! Chanyeol!"

Aku berteriak, meski hanya sebuah gema berhasil mengikuti suaraku kembali.

Apa aku harus berteriak, dan apa yang harus aku lakukan?! Apa aku akan tetap disini membeku, layaknya sebuah narapidana aneh yang di kurung di dalam rumah ini.

Carilah dia, jika kau ingin selamat, ikuti tulisan ini, aku akan membantumu.

Tulisan darah di jendela. Seseorang menulis itu? Kapan? Ya tuhan, bulu di leherku berhasil naik tajam ketika aku melihat tulisan darah ini.

"Apa aku harus mengikuti tulisan ini?" Bisikku.

Harus!

Bagaimana jika aku malah menjerumuskan diriku sendiri kepada dirinya.

Aku terus mengikuti, melewati ruang mutilasi, disana aku berlari langsung ke arah lebih depan.

Di sudut kanan tertera lagi sebuah tulisan.

Belok kiri.

Aku lantas belok kiri, dan apa yang ku dapatkan? Aku hanya terhenti di sebuah sudut ruangan.

"Lalu harus kemana aku sekarang?"

Aku baru tersadar jika ada tulisan di sampingku.

Mundur 4 langkah, dan belok kanan.

Mannequine - WenYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang